Pembahasan Karakteristik Organisasi Pelaksana

Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 tahun 2013 pada pasal 15 ayat 5 yang menyatakan bahwa tata cara rujukan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang. Pada peraturan perudang-undangan yang mengatur hal tersebut, rujukan hanya dilakukan jika memang di wilayah tersebut tidak dapat melayani sesuai kebutuhan kesehatan pasien, maka dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yang memiliki pelayanan yang lebih menunjang.

6.2.3. Pembahasan Karakteristik Organisasi Pelaksana

Menurut Van Meter dan Van Horn, dalam pengimplementasian suatu program, karakter dari para pelaksana kebijakan atau program harus berkarakteristik keras dan ketat pada aturan serta taat pada sanksi hukum yang berlaku. Kinerja implementasi program JKN akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-cirikarakteristik yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya Hill Hupe, 2002 Pada bab sebelumnya telah dipaparkan bahwa karakteristik rumah sakit dilihat dari keseriusannya dalam memberikan pelayanan prima, hal ini akan tercitra dari peraturan serta mekanisme yang rumah sakit bangun untuk mendukung terselenggaranya program dengan baik. Seperti adanya SOP, alur pelayanan pasien, alur pelaksanaan INA-CBGs. Karakter rumah sakit yang terlihat serius dengan adnya program ini juga didukung oleh pihak BPJS yang memiliki keseriusan dalam bentuk peraturan yang telah dibuat pemerintah. Namun karakter yang sama-sama kuat ini tanpa didasari keinginan untuk melakukan sinergi akan sia-sia. Sinergi yang diharapkan adalah kemampuan saling mendukung dalam pelaksanaannya dengan penentuan kebijakan yang seimbang dan sama-sama dimudahkan pada pelaksanaannya. Selain berkaitan karakteristik secara teknis, karakteristik menurut Van Meter dan Van Horn harus ada kesesuaian antara kompetensi pelaksana dengan posisi yang ditempatkan. Untuk aspek ini peneliti tidak melakukan wawancara mendalam terkait kompetensi setiap pelaku karena tidak adanya indikator yang sesuai jika dilakukan wawancara. Sehingga peneliti melakukan studi literatur terhadap kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pelaksana. Dari hasil analisa peneliti untuk setiap jabatan strategis kepala bagian, kepala bidang, dan penanggung jawab program diduduki oleh orang-orang yang telah bekerja lebih dari 3 tahun di RSU Kota Tangerang Selatan, serta memiliki afiliasi ke bidang yang sesuai dengan posisi saat ini. Peneliti melihat bahwa penempatan orang pada posisi posisi strategis tersebut juga membuktikan komitmen rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang baik dan bermutu.

6.2.4. Pembahasan Komunikasi Antar Organisasi Pelaksana