Sasaran Program JKN Pembahasan Ukuran dan Tujuan Kebijakan

kekuasaan dalam memberikan pengaruh berupa informasi dan hubungan kerja harus sesuai dengan sistem regulasi ”. Selanjutnya beliau juga menyatakan bahwa partisipasi para pelaksana pemimpin di rumah sakit harus memperkuat dengan pengambilan keputusan yang mendukung terselenggaranya sistem Jaminan Kesehatan Mandatory Mandatory Health Insurance. Sehingga peneliti dapat menarik benang merah bahwa terselenggaranya dengan baik sebuah program adalah hasil dari komitmen serta kepahaman para pelaksana terhadap peraturankebijakan yang ada serta mampu membuat kebijakan- kebijakan lokal untuk memperkuat penyelenggaraan program JKN di daerah.

2. Sasaran Program JKN

Kepesertaan program JKN menurut Peraturan Presiden No. 12 tahun 2013 pasal 6 adalah bersifat wajib dan dilakukan secara bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2019. Tahap pertama dimulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit meliputi: a. PBI Jaminan Kesehatan. b. Anggota TNIPegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya. c. Anggota PolriPegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota keluarganya. d. Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero Persero Asuransi Kesehatan Indonesia ASKES dan anggota keluarganya. e. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Perusahaan Persero Persero Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK dan anggota keluarganya. Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019. Berdasarkan paparan informan pada bab sebelumnya, pada dasarnya semua sudah mengetahui sasaran program JKN adalah seluruh masyarakat Indonesia, dan para informan paham bahawa yang menjadi peserta wajib pada masa-masa awal ini adalah sesuai dengan yang tertera pada Perpres No. 122013 pasal 6, hal ini selaras dengan teori Van Meter dan Van Horn 1975 yang menyatakan bahwa kepahaman pelaksana terhadap standar dan tujuan program sangat menentukan keberhasilan proses impelementasi suatu program. Selain itu, menurut William Savedoff 2008 menyatakan pengawasan dan peraturan merupakan dimensi dari pemerintah yang dapat menjamin peforma pelaksanaan jaminan kesehatan yang mandatory. Berkaitan erat dengan JKN yang merupakan program jaminan kesehatan yang top-down maka, setiap pelaksana dituntut untuk dapat paham akan peraturan serta terus dilakukannya pengawasan oleh pemerintah. Oleh karena itu menurut peneliti, untuk sasaran kepesertaan pada program JKN ini sudah dipahami secara baik oleh pihak rumah sakit maupun pihak BPJS yang ditempatkan di rumah sakit. Selanjutnya, untuk permasalahan peserta program JKN yang masih sering tidak bisa dilayani karena masih terdapat kelemahan dalam sistem ataupun human-error diharapkan BPJS Kesehatan agar meng-update data kepesertaan kepada rumah sakit setiap 1 bulan sekali, sehingga kasus kepesertaan yang tidak ada di dalam sistem dapat teratasi, update-an tersebut dapat didukung berupa print out cetakan data kepesertaan setiap bulannya yang dikirimkan kepada setiap provider di wilayah kerja BPJS Kesehatan masing-masing daerah, jadi ketika ada permasalahan semacam ini akan mudah udah dilakukan pegecekan secara manual.

6.2.2. Pembahasan Sumber Daya