Hal ini berlandaskan kepada Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, dimana
pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek
bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Saran peneliti agar rumah sakit mampu menjadi BLUD dan
mengelola aspek keuangannya secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah daerah dari segi operasional pelayanan.
6.3.4. Aspek Pelayanan Kesehatan
Aspek pelayanan kesehatan yang terselenggara di RSU Kota Tangerang Selatan sudah sesuai dengan peraturan yang mengatur
serta memenuhi standar kebutuhan dasar pelayanan terhadap pasien dan rumah sakitpun mampu menyelenggarakan pelayanan yang tidak
ada dengan sistem rujukan ke rumah sakit rekanan. Pelayanan Kesehatan pada kelas rumah sakit tipe C sudah
terpenuhi di RSU Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 14 pelayanan medis dasar dan penunjang medis
yang sudah ada di RSU Kota Tangerang Selatan. Sesuai dengan amanat dari PMK No. 3402010 yang menyatakan untuk RS tipe C
harus memiliki minimal 4 pelayanan medis spesialis dasar dan 4 pelayanan spesialis penunjang medis.
Dimana yang termasuk dalam hal diatas adalah Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis
Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik
Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
6.3.5. Aspek Manfaat dan Iuran
Manfaat yang diperoleh peserta program JKN sudah sesuai dengan iuran yang mereka bayarkan, pada aspek pelayanan di rumah
sakit tidak akan banyak terdapat permasalahan berarti terhadap manfaat dan iuran. Hanya saja pemerintah perlu melakukan kajian-
kajian yang lebih baik mengenai iuran serta manfaat karena memang pada pelaksanaannya dilapangan, masih terdapat banyak manfaat
yang tidak dapat terlayani dengan baik karena iuran dan paket manfaat yang bisa dibilang kurang realistis.
6.3.6. Aspek Kelembagaan dan Organisasi
Pada aspek kelembagaan di rumah sakit, rumah sakit sudah menjalankan fungsinya sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan,
dan BPJS juga sudah menjalankan tugasnya sebagai penyelanggara program JKN. Serta pemerintah sebagai penengah dalam
pelaksanaannya. Hal ini sudah sesuai dengan pernyataan Prof. Hasbullah Thabrany dalam presentasinya yang berjudul “Peran P2JK
dalam JKN 2014, Banyak Tugas Banyak Resiko” bahwa Pemerintah Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan merupakan wasit
dalam penyelenggaraan JKN agar terlaksana dengan baik. Saran yang peneliti berikan untuk BPJS sebaiknya melakukan
peningkatan untuk sistem informasi teknologi, karena aspek kelembagaan dan komunikasi yang dibangun pada program ini
bertumpu pada sistem informasi teknologinya. Hal ini berdasarkan pemaparan Prof. Hasbullah Thabrany juga pada presentasi diatas,
bahwa pemerintah seharusnya terintegrasi secara langsung dengan National Casemix Centre NCC karena seharusnya pemerintah-lah
yang memiliki wewenang kuat untuk penentuan kebijakan atas coding INA-CBGs serta mekanisme sistem informasi teknologinya.
135
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan
Implementasi Program JKN di RSU Kota Tangerang Selatan sudah berlangsung dari awal tahun 2014 dimana program baru diluncurkan oleh
Pemerintah Pusat serentak di seluruh Indonesia dan hingga saat ini penyelenggaraan JKN di RSU Kota Tangerang Selatan sudah berjalan sesuai
dengan peraturan serta pedoman pelaksanaanya. Terlihat dari adanya komitmen atau kebijakan rumah sakit berupa SOP, alur pelayanan, hingga
peraturan pelaksana yang dibentuk sendiri rumah sakit untuk mendukung penyelenggaraan program. Selain itu SDM pelaksana di rumah sakit yang
sudah cukup memadai, didukung oleh sumber pendanaan dari klaim BPJS Kesehatan, serta sarana dan prasarana yang sudah baik. Didukung juga
dengan karakteristik rumah sakit yang membuat peraturan pelaksana yang sesuai dengan karakter di RSU Kota Tangerang Selatan. Serta sikap
penerimaan dari pelaksana program juga sangat terlihat. Lingkungan sosial, politik, dan ekonomi yang juga mendukung terselenggaranya program JKN.
Tidak dipungkiri dalam penyelenggaraan program JKN di RSU Kota Tangerang Selatan terdapat beberapa kendala, yaitu:
1. Keterlambatan Pencairan Klaim yang terlambat dikarenakan
terlambatnya pemberkasan klaim oleh rumah sakit kepada BPJS.