penyelenggaraanimplementasi kebijakan. Untuk mempermudah penyelenggaraan program, di RSU Kota Tangerang Selatan
ditempatkan Verifikator BPJS Kesehatan tersendiri untuk membantu rumah sakit dalam melakukan verifikasi berkas dalam
proses pemberkasan klaim, hal ini memberikan tanda bahwa koordinasi antar lembaga ini tidak boleh putus ataupun tidak jelas.
Dengan adanya pihak BPJS di Rumah Sakit mempermudah komunikasi antara rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan dan BPJS sebagai penyelenggara program. Komunikasi yang utama yang terbentuk dari sistem pada
program JKN ini sendiri salah satunya adalah pelaporan, pelaporan menjadi sangat krusial untuk kedua belah pihak Rumah Sakit dan
BPJS Kesehatan untuk membangun komunikasi. Selain itu saat ini posisi verifikator BPJS Kesehatan yang memang ditempatkan di
rumah sakit langsung mempermudah rumah sakit dan BPJS Kesehatan untuk saling bertukar informasi terkait penyelenggaraan
program. Sehingga dengan demikian koordinasi yang intensif dapat terbentuk secara baik antara BPJS Kesehatan dan rumah
sakit.
3. Teknologi Informasi JKN
Teknologi Informasi TI merupakan bidang pengelolaan teknologi dan mencakup berbagai bidang, seperti proses, perangkat
lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa program, dan data konstruksi.
Berdasarkan Roadmap JKN tahun 2012, sebelum BPJS lahir PT Askes telah mengembangkan sumber daya TI dengan sangat
baik, beberapa inovasi telah dilakukan diantaranya adalah dikembangkannya platform Asterix Bridging System yang mampu
memangkas birokrasi pembayaran klaim dari 2 minggu menjadi 5 menit. Namun demikian, dengan peningkatan jumlah peserta dari
sekitar 16,5 juta jiwa menjadi sekitar 237 juta jiwa nanti pada tahun 2019 maka diperlukan pengembangan menyeluruh sumber daya
TI. Kajian yang mendalam terhadap sumber daya TI yang ada saat ini dan analisa kebutuhan di masa yang akan datang mutlak
diperlukan. Secara pelaksanaannya dilapangan, untuk program JKN di
rumah sakit memiliki satu induk sistem informasi yang berada pada BPJS, sehingga mekanismenya tepat untuk BPJS melakukan
pengembangan sistem tersebut. Pada Roadmap JKN 2012 dituliskan bahwa pengembangan
TI JKN oleh BPJS Kesehatan harus sesuai dengan 7 aspek yaitu: a Relevansi relevancy; b Keakuratan accuracy yang
memiliki faktor:
kelengkapan completeness,
kebenaran correctness, dan keamanan security; c Ketepatan waktu
timeliness; d Ekonomi economy yang memiliki faktor: sumber daya resources dan biaya cost; e Efisiensi eficiency; f
Dapat dipercaya reliability; dan g Kegunaan usability.
Jika dilihat pada pelaksanaanya di RSU Kota Tangerang Selatan yang pada kenyataannya memiliki kendala dalam
pengoperasionalan aplikasi yang terkadang sering tidak mampu dioperasikan. BPJS telah lengah terhadap aspek ketepatan waktu
dan efisiensi pelaksanaan di rumah sakit sehingga program tidak berjalan dengan lancar. Hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi
Pemerintah Pusat Kementerian Kesehatan dan BPJS agar mampu meningkatan kualitas teknologinya dalam pelayanan pada program
JKN, seperti yang juga termuat pada Peraturan Presiden No. 71 tahun 2013 pasal 43 yang menyatakan untuk menjaga mutu dan
biaya program JKN harus dilakukannya Penilaian Teknologi Kesehatan Health Technology Assessment.
6.2.5. Pembahasan Sikap Para Pelaksana