Penyelenggara Program JKN di RSU Kota Tangerang Selatan Komunikasi Antar Lembaga

bentuk peraturan yang telah dibuat pemerintah. Namun karakter yang sama-sama kuat ini tanpa didasari keinginan untuk melakukan sinergi akan sia-sia. Sinergi yang diharapkan adalah kemampuan saling mendukung dalam pelaksanaannya dengan penentuan kebijakan yang seimbang dan sama-sama dimudahkan pada pelaksanaannya. Selain berkaitan karakteristik secara teknis, karakteristik menurut Van Meter dan Van Horn harus ada kesesuaian antara kompetensi pelaksana dengan posisi yang ditempatkan. Untuk aspek ini peneliti tidak melakukan wawancara mendalam terkait kompetensi setiap pelaku karena tidak adanya indikator yang sesuai jika dilakukan wawancara. Sehingga peneliti melakukan studi literatur terhadap kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pelaksana. Dari hasil analisa peneliti untuk setiap jabatan strategis kepala bagian, kepala bidang, dan penanggung jawab program diduduki oleh orang-orang yang telah bekerja lebih dari 3 tahun di RSU Kota Tangerang Selatan, serta memiliki afiliasi ke bidang yang sesuai dengan posisi saat ini. Peneliti melihat bahwa penempatan orang pada posisi posisi strategis tersebut juga membuktikan komitmen rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang baik dan bermutu.

6.2.4. Pembahasan Komunikasi Antar Organisasi Pelaksana

1. Penyelenggara Program JKN di RSU Kota Tangerang Selatan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, penyelenggara program JKN di RSU Kota Tangerang Selatan terdiri dari BPJS selaku Penyelenggara Progam JKN dan RSU Kota Tangerang Selatan sebagai provider penyedia jasapenyelenggara pelayanan kesehatan tingkat lanjutan program JKN yang telah bekerjasama dengan BPJS. Menurut Goggins 1990 dalam Hill dan Hupe 2002 menyatakan komunikasi menjadi sangat penting bagi pelaksana sebuah kebijakan karena dari komunikasi permasalahan seperti kolaborasi dari setiap pelaksana terjadi. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 tahun 2013 pasal 2 ayati 1 dan 3 menyatakan, Penyelenggara Pelayanan Kesehatan meliputi semua fasilitas yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan seperti Klinik Utama, Rumah Sakit Umum, dan Rumah Sakit Khusus. Hal tersebut dikuatkan kembali dengan adanya Peraturan Presiden No. 12 tahun 2013 pasal 36 ayat 2 menyatakan, Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang memenuhi persyaratan wajib bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, dengan demikian RSU Kota Tangerang Selatan yang merupakan SKPD Pemerintah Kota Tangerang Selatan wajib menjadi penyediaan pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS.

2. Komunikasi Antar Lembaga

Menurut Van Meter dan Van Horn komunikasi antar lembaga merupakan salah satu penentu keberhasilan proses penyelenggaraanimplementasi kebijakan. Untuk mempermudah penyelenggaraan program, di RSU Kota Tangerang Selatan ditempatkan Verifikator BPJS Kesehatan tersendiri untuk membantu rumah sakit dalam melakukan verifikasi berkas dalam proses pemberkasan klaim, hal ini memberikan tanda bahwa koordinasi antar lembaga ini tidak boleh putus ataupun tidak jelas. Dengan adanya pihak BPJS di Rumah Sakit mempermudah komunikasi antara rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan dan BPJS sebagai penyelenggara program. Komunikasi yang utama yang terbentuk dari sistem pada program JKN ini sendiri salah satunya adalah pelaporan, pelaporan menjadi sangat krusial untuk kedua belah pihak Rumah Sakit dan BPJS Kesehatan untuk membangun komunikasi. Selain itu saat ini posisi verifikator BPJS Kesehatan yang memang ditempatkan di rumah sakit langsung mempermudah rumah sakit dan BPJS Kesehatan untuk saling bertukar informasi terkait penyelenggaraan program. Sehingga dengan demikian koordinasi yang intensif dapat terbentuk secara baik antara BPJS Kesehatan dan rumah sakit.

3. Teknologi Informasi JKN