Komunikasi Antar Lembaga Komunikasi Antar Organisasi Pelaksana

Jaminan dan 7 orang anggotanya. Keseluruhan tim ini bertanggung jawab langsung kepada Kepala Seksi Pelayanan Non-Medis.

2. Komunikasi Antar Lembaga

Pelaksana langsung dilapangan untuk program JKN adalah Rumah Sakit sebagai provider penyedia jasa dan BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program jaminan kesehatan nasionalnya. Komunikasi dalam kerangka penyampaian informasi kepada para pelaksana kebijakan tentang apa menjadi standar dan tujuan harus konsisten dan seragam consistency and uniformity dari berbagai sumber informasi. Disamping itu, koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan. Semakin baik koordinasi komunikasi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan, maka kesalahan akan semakin kecil, demikian sebaliknya. Koordinasi dan komunikasi yang dibentuk antara RSU Kota Tangerang Selatan dan BPJS Kesehatan dapat terlihat dari kutipan wawancara dibawah: “Nah selama ini kita biasanya kalau ada apa-apa selalu nanya yaa, ke verifikator BPJS kan mereka juga nanti ada channel kesana ke BPJS. mereka kan punya PJnya tuh, kita ke dianya. Jadi segala sesuatu nanya ke dianya gitu, masalah ini gimana, bisa atau gak, terus solusinya gimana, nanti mereka juga yang cariin solusinya. Yang penting komunikasinya jangan putus.” RS – 1 “…kita hanya berhubungan dengan tim pemberkasan, jadi kita dari tim verifikasi…” RS – 2 “biasanya lewat desti ya, dia verifikator disini, baru ditempatkan…” RS – 3 Komunikasi yang dibentuk antara pelaksana program yaitu RSU Kota Tangerang Selatan dan BPJS jika ditarik kesimpulan dari kutipan pernyataan wawancara diatas membuktikan bahwa koordinasi yang terjadi cukup terbangun, serta ketaatan kedua pelaksana terhadap peraturan juga sangat terlihat. Seperti saat ini, RSU berkewajiban untuk segera melakukan pemberkasan terhadap klaim JKN, begitupun BPJS juga harus segera mencairkan dana tagihan klaim sesegera mungkin 15 hari setelah berkas lengkap diterima BPJS. Komunikasi serta koordinasi yang ketat ini sangat membantu proses implementasi berjalan baik. Kedua belah pihak pelaksana dapat disimpulkan saling terbangunnya koordinasi secara tidak langsung dari prosedur ataupun peraturan yang telah dibuat pemerintah pusat.

3. Teknologi Informasi JKN