M a s a l a h S o s i a l
| 83
sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat sorotan masyarakat, belum tentu merupakan masalah sosial.
Suatu problema yang merupakan manifest sosial problem adalah kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat
diperbaiki, dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent sosial problem
yang sulit diatasi, karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, tetapi masyarakat tidak berdaya untuk
mengatasinya. Di dalam mengatasi problem tersebut, sosiologi seharusnya berpegang pada perbedaan kedua macam problema
tersebut, sosiologi seharusnya berpegang pada perbedaan kedua problema tersebut yang didasarkan pada sistem nilai-nilai masyarakat,
sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterimanya sebagai gejala abnormal
yang mungkin dihilangkan atau dibatasi.
7.4 Beberapa Masalah Sosial Penting
7.4.1 Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengaan taraf kehidupan
kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Pada masyarakat yang bersahaja
susunan dan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial. Karena mereka menganggap bahwa semuanya telah
ditakdirkan, sehingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu memperhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila
mereka
betul-betul menderita
karenanya. Faktor-faktor
yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah kesadaran bahwa
mereka telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidakadilan Soekanto, 2012.
Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu problema sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang
bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan. Tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf
kehidupan yang ada. Hal ini terlihat di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, seseorang dianggap miskin karena tidak memiliki radio, televisi
atau mobil. Sehingga lama-kelamaan benda-benda sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi keadaan sosial-ekonomi seseorang, yatu apakah dia
miskin atau kaya. Dengan demikian persoalannya mungkin menjadi lain yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang merata.
84 |
S O S I O L O G I K E S E H A T A N
7.4.2 Masalah Generasi Muda Dalam Masyarakat Modern
Masalah generasi muda pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan. Yakni, keinginan untuk melawan misalnya dalam bentuk
radikalisme, delinkuensi dan sebagainya dan sikap yang apatis misalnya penyesuiaian yang membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua.
Sikap melawan mungkin disertai dengan suatu rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang.
Sedangkan sikap apatis biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap masyarakat. Generasi muda biasanya menghadapi masalah sosial dan
biologis. Apabila seseorang mencapai usia remaja, secara fisik dia telah matang, tetapi untuk dapat dikatakan dewasa dalam arti sosial masih
diperlukan faktor-faktor lainnya. Dia perlu belajar banyak mengenai nilai dan norma-norma masyarakatnya.
Kondisi saat ini ternyata remaja lebih senang, nyaman dan terbuka apabila mendiskusikan permasalahan yang berhubungan dengan perilaku
seksual atau kesehatan reproduksi dengan sesama teman sebayanya dari pada dengan orang tua.Kelompok sebaya dianggap memiliki kesetaraan
pengetahuan dan lebih egaliter Imron, 2012. Survey yang dilakukan oleh DKT Indonesia menunjukkan bahwa 81 dari 487 responden
menyatakan lebih nyaman mendiskusikan masalah seksualitas dengan teman, 25 merasa nyaman membahas pacar, dan hanya 8 yang merasa
nyaman membicarakan masalah seksualitas dengan orang tua ibu BKKBN, 2008. Dengan kondisi empiris yang demilian, maka cara yang
efektif untuk mencegah perilaku berisiko pada remaja sejak awal yang berdampak pada Kehamilan Tidak diinginkan KTD dan penularan IMS
dan HIVAIDS adalah dengan memanfaatkan nilai-nilai yang berlaku di kalangan remaja, yaitu melalui pembentukan peer educator pendidik
sebaya.
Lain halnya dengan masyarakat yang sudah rumit, terdapat pembagian kerja dan pengkontakan fungsional bidang-bidang kehidupan.
Kecuali terhadap pekerjaan fisik, maka masyarakat tidaklah semata-mata menuntut adanya kemampuan-kemampuan. Tetapi juga kemampuan di
bidang ilmiah. Maka, kemungkinan timbul ketidakseimbangan antara kedewasaan secara biologis terutama di dalam proses modernisasi. Dalam
situasi demikian, seorang pemuda merasa dirinya telah dewasa secara biologis, tetapi secara sosial belum. Memang, di dalam masyarakat
sederhana meningkatnya usia berarti meningkatnya kebijaksanaan seseorang, hal mana merupakan ukuran bagi pengalaman-pengalamannya.
Karena itu kedudukan-kedudukan penting diduduki oleh orang-orang yang telah berusia. Dalam masyarakat yang sudah kompleks, kemajuan
seseorang ditentukan oleh kemampuan, bukan oleh senioritas.
M a s a l a h S o s i a l
| 85
Demonstration effect yang sangat kuat dan seterusnya merupakan
masalah-masalah yang terjadi secara sosiologis, masalah tersebut antara lain dapat diurut-urutkan sebagai berikut:
a. Persoalan sense of value yang kurang ditanamkan oleh orang tua,
terutama yang menjadi warga lapisan yang tinggi dalam masyarakat. Anak-anak dari orang-orang yang menduduki lapisan yang tinggi
dalam masyarakat biasanya menjadi pusat sorotan dan sumber bagi imitasi untuk anak-anak yang berasal dari lapisan yang lebih rendah.
b. Timbulnya organisasi-organisasi pemuda juga pemudi informal, yang
tingkah-lakunya tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya. c.
Timbulnya usaha-usaha generasi muda yang bertujuan untuk mengadakan
perubahan-perubahan dalam
masyarakat, yang
disesuaikan dengan nilai-nilai kaum muda. Usaha-usaha tersebut kemudian ditampung di dalam organisasi-
organisasi formal di mana dinamika sosial generasi muda mewujudkan dri dengan penuh. Ikut sertanya generasi muda dalam berbagai bidang
kehidupan masyarakat merupakan bagian dari suatu gejala yang lebih luas lagi perasaan tidak puas. Di dalam organisasi-organisasi itulah
terwujud cita-cita dan pola kehidupan baru, cita-cita tentang kebebasan dan spontanitas, aspirasi terhadap kepribadian dan lain sebagainya.
7.5 Pemecahan Masalah Sosial