Jenis Tindakan Sosial Pengambilan Peranan Dalam Interaksi Sosial

10 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N b. Faktor sugesti Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima terkena oleh emosi, di mana menghambat daya berpikir secara rasional. Mungkin juga sugesti terjadi oleh sebab yang memberikan pandangan atau sikap merupakan bagian terbesar dari kelompok yang bersangkutan atau masyarakat. c. Faktor identifikasi Faktor identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya secara tidak sadar, maupun dengan disengaja oleh karena seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya. Proses identifikasi berlangsung dalam suatu keadaan di mana seseorang yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain, sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain tadi dapat melembaga dan bahkan menjiwainya. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam dari pada proses imitasi dan sugesti, walaupun ada kemungkinan bahwa pada mulanya proses identifikasi diawali oleh imitasi dan atau sugesti d. Proses simpati Proses simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling mengerti terjamin. Hal-hal tersebut di atas merupakan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial, walaupun di dalam kenyataannya proses tadi memang sangat kompleks. Sehingga kadang-kadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara faktor-faktor tersebut.

2.2 Jenis Tindakan Sosial

Tidak selalu semua perilaku dapat dimengerti sebagai suatu manifestasi rasionalitas. Menurut Max Weber, metode yang bisa dipergunakan untuk memahami arti-arti subjektif tindakan sosial seseorang adalah dengan verstehen. Verstehen adalah kemampuan untuk berempati atau kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka I n t e r a k s i S o s i a l | 11 berpikir orang lain yang perilakunya ingin dijelaskan dan situasi serta tujuan-tujuannya ingin dilihat menurut perspektif itu Johnson, 1986:216. Max Weber mengklasifikasikan ada empat jenis tindakan sosial yang mempengaruhi sistem struktur sosial masyarakat. Keempat jenis tindakan sosial itu adalah: a. Rasionalitas instrumental. Di sini tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. b. Rasionalitas yang berorientasi nilai. Sifat rasionalitas tindakan sejenis ini adalah alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. c. Tindakan tradisional. Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenk moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. d. Tindakan afektif. Tipe tindakan ini didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perancanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional dan merupakan ekspresi emosional dari individu.

2.3 Pengambilan Peranan Dalam Interaksi Sosial

Banyak ahli sosiologi sepakat bahwa interaksi sosial adalah syarat utama bagi terjadinya aktivitas sosial dan hadirnya kenyataan sosial. Max Weber melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial Johnson, 1986:214-215. Menurut George Herbert Mead, agar interaksi sosial bisa berjalan dengan tertib dan teratur dan agar anggota masyarakat bisa berfungsi secara normal, maka yang diperlukan bukan hanya kemampuan untuk bertindak sesuai dengan konteks sosialnya. Tetapi juga memerlukan kemampuan untuk menilai secara objektif perilaku kita sendiri dari sudut pandang orang lain. Menurut Erving Goffman ”teknik-teknik yang dipakai seseorang untuk mengendalikan kesan- kesan di mata orang lain disebut ’seni pengaturan pesan’. Menurut Goffman, masalah utama yang dihadapi setiap individu dalam berbagai hubungan sosialnya adalah bagaimana mengkontrol kesan-kesan yang diberikan kepada orang lain. Salah satu konsep Goffman yang terkenal adalah apa yang disebut model dramaturgi. Goffman membedakan dua macam pernyataan, yaitu: 12 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N a. Pernyataan yang diberikan expression given, yaitu sarana-sarana tanda yang dengan sengaja dipergunakan untuk menyampaikan informasi tertentu kepada orang lain. b. Pernyataan lepas expression given off, yaitu informasi yang disampaikan tanpa sengaja. Ketika berinteraksi dengan orang, berarti seseorang tampil di panggung depan fronstage. Maka yang akan ditampilkan adalah pernyataan yang diberikan sesuai dengan identitas seperti apa yang diberikan si pembicara. Sedangkan, bila seseorang berada di panggung belakang backstage, pernyataan dan perilaku apapun yang ditampilkan si pembicara tidaklah menjadi persoalan. Menurut George Herbert Mead seseorang atau kelompok yang telah mampu berempati dan manilai diri sendiri sesuai dengan pandangan orang lain disebut diri the self. Diri dibentuk dan diubah melalui interaksi dengan orang lain, seseornag tidak dilahirkan dengan identitas dan karakt eristik ”diri” yang telah jadi. Melainkan dia akan dibentuk oleh lingkungannya melalui simbol-simbol dan sosialisasi. Mead menyebutkan kemampuan untuk menyesuaikan perilaku seseorang sebagai tanggapan terhadap situasi- situasi sosial tertentu sebagai ”pengambil peranan” role- taking . Menurut Sunarto 1985:108, setiap tindakan pengambilan peranan pada dasarnya harus memperhatikan dua faktor, yaitu: a. Faktor pertama: dugaan orang sebelumnya terhadap tanggapan yang akan diberikan oleh orang lain kepada mereka; b. Faktor kedua: pemikiran atau pandangan orang mengenai perilaku mereka sendiri dengan mengingat tafsiran mereka terhadap tanggapan orang lain.

2.4 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial