Bentuk Interaksi Sosial INTERAKSI SOSIAL

I n t e r a k s i S o s i a l | 13 yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota. 2. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya. 3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Perlu dicatat bahwa terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, akan tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial tersebut dapat bersifat positif atau negatif. Yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada sautu perentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial. Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Sedangkan kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Suatu kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung, pada yang pertama dan pihak ke tiga bersikap pasif sedangkan yang terakhir pihak ke tiga sebagai perantara mempunyai peranan yang aktif dalam kontak tersebut. b. Adanya komunikasi Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak- gerak badaniah atau sikap, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Suatu kontak dapat terjadi tanpa komunikasi. Sehingga interaksi sosial tidak terjadi. Dengan demikian apabila dihubungkan dengan interaksi sosial, kontak tanpa komunikasi tidak mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian komunikasi memungkinkan kerja sama antara orang perorang atau antara kelompok-kelompok manusia dan memang komunkasi merupakan salah satu syarat terjadinya kerja sama. Akan tetapi tidak selalu komunikasi menghasilkan kerja sama bahkan suatu pertikaian mungkin akan terjadi sebagai akibat salah paham atau karena masing- masing tidak ingin mengalah.

2.5 Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama cooperation, persaingan competition dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian conflict. Gillin dan Gillin 1954, pernah mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu: 14 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N a. Proses yang asosiatif processes of association yang terbagi ke dalam tiga bentuk khusus lagi, yakni: 1. Akomodasi; 2. Asimilasi dan akulturasi. b. Proses yang disosiatif processes of dissociation yang mencakup: 1. Persaingan; 2. Persaingan yang meliputi kontravensi dan pertentangan atau pertikaian conflict. Sistematika yang lain dikemukakan oleh Kimball Young, bahwa bentuk-bentuk proses sosial adalah: a. Oposisi opposition yang mencakup persaingan competition dan pertentangan atau pertikaian conflict; b. Kerjasama cooperation yang menghasilkan akomodasi accomodation; c. Diferensiasi differentiation yang merupakan suatu proses di mana orang perorangan di dalam masyarakat memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang berbeda dengan orang-orang lain dalam masyarakat atas dasar perbedaan usia, seks dan pekerjaan. Diferensiasi tersebut menghasilkan system lapisan-lapisan dalam masyarakat. Tamotsu Shibutani mengedepankan beberapa pola interaksi, yaitu: a. Akomodasi dalam situasi-situasi rutin; b. Ekspresi pertemuan dan anjuran; c. Interaksi strategis dalam pertentangan-perentangan; d. Pengembangan perilaku massa. 2.5.1 Proses-proses yang Asosiatif a. Kerja sama cooperation Kerja sama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya in group dan kelompok lain out group . Fungsi kerja sama oleh Charles H. Cooley sebagai berikut: ”Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan adanya kepeentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna”. Dalam teori-teori sosiologi ada beberapa bentuk kerja sama yang biasa diberi nama kerja sama dan dibedakan menjadi: I n t e r a k s i S o s i a l | 15 1. Kerja sama spontan spontaneous cooperation, merupakan kerja sama serta merta; 2. Kerja sama langsung directed cooperation merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa; 3. Kerja sama kontrak contractual cooperation merupakan kerja sama atas dasar tertentu; 4. Kerja sama tradisional traditional cooperation merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial. Dalam pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama, yaitu: 1. Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong-menolong; 2. Berganing yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih; 3. Kooptasi cooptation yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan; 4. Koalisi coalition yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebh yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama; 5. Joint venture yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu. b. Akomodasi acomodation Istilah akomodasi menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada: 1. Suatu keadaan berarti adanya suatu keseimbangan equilibrium dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai- nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat; 2. Suatu proses berarti akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Menurut Gillin dan Gillin Soekanto, 2012, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial. Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu: 1. Untuk mengurangi pertentangan orang-perorangan atau kelompok- kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham; 2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer; 16 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N 3. Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok- kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor- faktor sosial, psikologis dan kebudayaan; 4. Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang telah terpisah. Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu: 1. Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan, di mana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan; 2. Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada; 3. Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ke tiga yang dipilih oleh ke dua belah pihak; 4. Meditation hampir menyerupai arbitration, di mana diundanglah pihak ke tiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Pihak ke tiga tersebut tugas utamanya mengusahakan suatu penyelesaian secara damai; 5. Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan- keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama; 6. Toleration merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya; 7. Stalemate merupakan suatu akomodasi, di mana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya; 8. Adjudication yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan. Gillin dan Gillin menguraikan hasil-hasil akomodasi sebagai berikut: 1. Akomodasi dan integrasi masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru; 2. Menekan oposisi; 3. Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda; 4. Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah; I n t e r a k s i S o s i a l | 17 5. Perubahan-perubahan dalam kedudukan; 6. Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi. c. Asimilasi asimilation Asimilasi merupakan usaha-usaha mengurangi perbedaan- perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok- kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan tujuan-tujuan bersama. Proses asimilasi timbul bila ada: 1. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya; 2. Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama; 3. Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok menusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain: 1. Toleransi; 2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi; 3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya; 4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat; 5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan; 6. Perkawinan campuran amalgamation; 7. Adanya musuh dari luar. Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain: 1. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat biasanya golongan minoritas; 2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi; 3. Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi; 4. Perasaan bahwa sautu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya; 5. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi; 6. In group felling berarti adanya sautu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yan bersangkutan; 7. Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa; 18 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N 8. Faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi. 2.5.2 Proses-proses yang Disosiatif Proses-proses disosiatif sering disebut sebagai appositional processes . Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Oposisi dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu: a. Persaingan competition Persaingan adalah sebagai suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum baik perseorangan maupun kelompok manusia dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Tipe-tipe tersebut menghasilkan beberapa bentuk persaingan, yaitu antara lain: 1. Persaingan ekonomi; 2. Persaingan kebudayaan; 3. Persaingan kedudukan dan peranan; 4. Persaingan ras;. Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi, yaitu antara lain: 1. Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif; 2. Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta niali-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing; 3. Merupakan alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial; 4. Persaingan dapat juga berfungsi sebagai alat untuk menyaring para warga golongan karya fungsional yang akhirnya akan menghasilkan pembagian kerja yang efektif; Hasil suatu persaingan terkait erat dengan berbagai faktor, antara lain dengan: 1. Kepribadian seseorang; 2. Kemajuan; 3. Solidaritas kelompok; 4. Disorganisasi; I n t e r a k s i S o s i a l | 19 b. Kontravensi contravention Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi terutama ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang. Dalam bentuknya yang murni, kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Bentuk kontravensi menurut Leopold Von Wiese dan Howard Becker ada lima, yaitu: 1. Yang umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan dan mengacaukan rencana pihak lain; 2. Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat-surat lembaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain, dan sebagainya; 3. Yang intensif mencakup penghasutan, menyebarkan desas-desus, mengecewakan pihak-pihak lain, dan sebagainya; 4. Yang rahasia seperti mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan sebagainya; 5. Yang taktis seperti mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain. Menurut Von Wiese dan Becker terdapat tiga tipe umum kontravensi, yaitu: 1. Kontravensi generasi-generasi yang terdapat dalam masyarakat; 2. Kontravensi seksual, terutama menyangkut hubungan suami dengan istri dan keluarga; 3. Kontravensi parlementer berkaitan dengan hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat, baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga- lembaga legeslatif, keagamaan, pendidikan dan sebagainya. Kecuali tipe-tipe umum tersebut, ada pula beberapa tipe kontravens. Tipe-tipe tersebut dimasukkan, karena umumnya tidak menggunakan ancaman atau kekerasan. Tipe-tipe tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Kontravensi antar masyarakat; 2. Antagonisme keagamaan; 3. Kontravensi intelektual; 4. Oposisi moral. 20 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N c. Pertentangan atau pertikaian conflict Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Sebab pertentangan antara lain adalah: 1. Perbedaan antara individu-ndividu; 2. Perbedaan kebudayaan; 3. Perbedaan kepentingan; 4. Perubahan sosial. Salah satu faktor yang dapat membatasi akibat negatif dari suatu pertentangan adalah sikap toleransi yang sudah institutionalized. Pertentangan dalam kelompok mungkin membantu menghidupkan kembali norma-norma sosial atau sebaliknya menimbulkan norma- norma sosial yang baru. Masyarakat biasanya mempunyai sarana-sarana untuk menyalurkan benih-benih permusuhan, alat-alat tersebut dalam ilmu sosiologi dinamakan safety-valve institutuions. Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus, yaitu: 1. Pertentangan pribadi. Tidak jarang terjadi bahwa dua orang sejak mulai berkenalan sudah saling tidak menyukai; 2. Pertentangan rasial. Dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan-perbedaan antara mereka yang seringkali menimbulkan pertentangan; 3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial. Pada umumnya disebabkan oleh perbedaan kepentingan; 4. Pertentangan politik. Biasanya pertentangan ini menyangkut baik antara golongan-golongan dalam suatu masyarakat maupun antara negara-negara berdaulat; 5. Pertentangan yang bersifat internasional. Ini disebabkan karena perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara. Akibat-akibat bentuk pertentangan adalah: 1. Tambahnya solidaritas in group; 2. Goyah dan retaknya persatuan kelompok; 3. Perubahan kepribadian para individu; 4. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia; 5. Akomodasi, dominasi dan takluknya salah satu pihak. Bahan Diskusi Bagaimana interaksi sosial yang harus dilakukan seorang petugas kesehatan yang akan melakukan penyuluhan tentang imunisasi di sebuah I n t e r a k s i S o s i a l | 21 desa pedalaman dimana masyarakatnya tidak mau untuk melakukan imunisasi? Jelaskan ? Rangkuman Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung. Menurut Erving Goffman ”teknik-teknik yang dipakai seseorang untuk mengendalikan kesan- kesan di mata orang lain disebut ’seni pengaturan pesan’. Menurut Goffman, masalah utama yang dihadapi setiap individu dalam berbagai hubungan sosialnya adalah bagaimana mengkontrol kesan-kesan yang diberikan kepada orang lain. Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama cooperation, persaingan competition dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian conflict. Soal-Soal Latihan 1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial ? 2. Sebutkan bentuk-bentuk kerjasama dalam pelaksanaan kerjasama ? Tindak Lanjut Setelah memahami bab 2 dua dengan baik maka mahasiswa disarankan untuk melanjutkan ke bab 3 tiga. Daftar Bacaan Sunarto, K. 1985. Penyunting dan Alih bahasa, Pengantar Sosiologi: Sebuah Bunga Rampai . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. 22 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N Gillin, John. Lewis dan John Philip Gillin. 1954. Cultural Sociology. New York: The Macmillan Company. Johnson, DP. 1986. Teori Sosiologi Klasik,. Jakarta: Gramedia. Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan, keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender dan kesehatan. Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan stratifikasi sosial. Ruang Lingkup Materi: Bab ini berisi uraian tentang definisi stratifikasi sosial, terjadinya lapisan masyarakat, sifat sistem lapisan masyarakat, kelas-kelas dalam masyarakat sosial clases, perspektif tentang stratifikasi sosial, dasar stratifikasi sosial, unsur-unsur stratifikasi sosial, dan mobilitas sosial sosial mobility. Uraian :

3.1 Definisi Stratifikasi Sosial