Bentuk Kontrol Sosial PENGENDALIAN SOSIAL ATAU KONTROL SOSIAL

P e n g e n d a l i a n S o s i a l | 63 menghadapi persoalan-persoalan yang tidak seberapa lazim daripada kalau menghadapi persoalan-persoalan yang dinilai amat prinsipil serta menyangkut kesejahteraan rohani masyarakat. Batas penentu manakah nilai yang asasi dan mana pula yang tidak asasi selalu bisa saja berubah.

5.4 Bentuk Kontrol Sosial

Kontrol atau pengendalian sosial mengacu kepada berbagai alat yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk mengembalikan anggota- anggota yang keras kepala ke dalam jalannya. Tidak ada masyarakat yang bisa berjalan tanpa adanya kontrol sosial. Bentuk kontrol sosial atau cara- cara pemaksaan konformitas relatif beragam. Cara pengendalian masyarakat dapat dijalankan dengan cara persusif atau dengan cara koersif. Cara persuasif terjadi apabila pengendalian sosial ditekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing, sedangkan cara koersif tekanan diletakkan pada kekerasan atau ancaman dengan mempergunakan atau mengandalkan kekuatan fisik. Menurut Soekanto 2012 cara mana yang lebih baik senantiasa tergantung pada situasi yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai, maupun jangka waktu yang dikehendaki. Metode kontrol sosial bervariasi menurut tujuan dan sifat kelompok yang bersangkutan. Di samping berbagai mekanisme seperti desas-desus, mengolok-olok, mengucilkan, menyakiti, bentuk kontrol sosial juga bisa dilakukan mellaui ideologi, bahasa, seni, kreasi, organisasi rahasia, cara- cara tanpa kekerasan, kekerasan dan teror, pengendalian ekonomi, perencanaan ekonomi dan sosial. Bahan Diskusi Bagaimana cara melakukan kontrol sosial yang efektif untuk menangani permasalahan kenakalan remaja seperti seks bebas dan narkoba? Jelaskan? Rangkuman Sedangkan menurut Soerjono Soekanto 2012, kontrol sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku. Salah satu faktor yang mempertimbangkan alasan mengapa warga masyarakat perlu dikontrol atau diberi rambu-rambu di dalam berperilaku sehari-hari ada kaitannya dengan efektifitas dan tidaknya proses sosialisasi. 64 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N Kontrol sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran atau dalam versi ‘mengancam sanksi’ disebut kontrol sosial yang bersifat preventif. Sedangkan kontrol sosial yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran dengan maksud hendak memulihkan keadaan agar bisa berjalan seperti semula disebut kontrol sosial yang bersifat represif. Bentuk kontrol sosial atau cara-cara pemaksaan konformitas relatif beragam. Cara pengendalian masyarakat dapat dijalankan dengan cara persusif atau dengan cara koersif. Soal-Soal Latihan 1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan warga masyarakat berperilaku menyimpang dari norma yang berlaku ? 2. Sebutkan dan jelaskan jenis sanksi yang digunakan di dalam pelaksanaan kontrol sosial ? 3. Jelaskan faktor yang ikut menentukan sampai seberapa jauhkah sesungguhnya sesuatu usaha kontrol sosial oleh kelompok masyarakat? Tindak Lanjut Setelah memahami bab 5 lima dengan baik maka mahasiswa disarankan untuk melanjutkan ke bab 6 enam. Daftar Bacaan Schaefer, Richard. 2012. Sosiology. Jakarta: Salemba Humanika. Soekanto, Soejono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup sosiologi, metode dalam sosiologi, proses-proses sosial, perubahan sosial dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat, kependudukan dan kesehatan, kemiskinan dan kesehatan, keseimbangan lingkungan dan kesehatan, bencana dan kesehatan, gender dan kesehatan. Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan sosial. Ruang Lingkup Materi: Bab ini berisi uraian tentang definisi perubahan sosial, teori perubahan sosial, perspektif tentang perubahan sosial, arah perubahan sosial, dan modernisasi. Uraian : 6.1 Definisi Perubahan Sosial Menurut Wilbert Moore mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari struktur sosial dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Moore mendefinisikan perubahan sosial berbagai ekspresi mengenai struktur seperti norma, nilai dan fenomena kultural. Definisi lain menyebutkan bahwa perubahan sosial didefinisikan sebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses sosial, pola sosial dan bentuk-bentuk sosial serta setiap modifikasi pola antar hubungan yang mapan dan standar perilaku. Definisi itu mencakup seluruh aspek kehidupan sosial, hal tersebut sebenarnya karena keseluruhan aspek kehidupan sosial terus- menerus berubah. Yang berbeda hanyalah tingkat perubahannya. Perubahan di setiap tingkat kehidupan sosial mungkin lebih tepat dianggap sebagai perubahan sosial. Dengan dibedakannya antar tingkat- tingkat itu tidak berarti bahwa perubahan pada satu tingkat-tingkat itu tidak berarti bahwa perubahan pada satu tingkat tertentu terlepas dari perubahan pada tingkat yang lain. Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena

BAB 6. PERUBAHAN SOSIAL