Perspektif Tentang Perubahan Sosial

P e r u b a h a n S o s i a l | 71 utamanya adalah mengintregasikan. Fungsi inegratif ini setidaknya bisa ditunjukkan dalam 2 hal: a. Memberikan kriteria dan atau identitas kenggotaan dalam sistem sosial; b. Menciptakan norma sosial yang mengatur hubungan baik antar individu maupun antar subkolektif dalam sistem sosial. Masyarakat sebagai sistem sosial tertinggi di dalam nilai-nilai kultural. Dan nilai-nilai kultural, pada gilirannya berperan sebagai tiang penyangga tata kehidupan bermasyarakat dan sebagai pedoman yang mengarahkan tingkahlaku anggota masyarakat di alam fisik yang nyata.

6.3 Perspektif Tentang Perubahan Sosial

Masyarakat, boleh jadi memang tidak pernah diam. Masyarakat selalu bergerak, berkembang dan berubah. Dinamika masyarakat ini terjadi bisa karena faktor internal yang inheren melekat dalam diri masyarakat itu sendiri dan bisa juga karena faktor lingkungan eksternal. Ada banyak perspektif teori yang menjelaskan tentang perubahan sosial, misalnya perspektif teori sosiohistoris, struktural-fungsional, struktural- konflik dan psikologi-sosial. Teori sosiohistoris menempatkan variabel latar belakang sejarah dengan menekankan proses evolusi sebagai faktor penting terjadinya perubahan sosial. Perspektif ini melihat perubahan dalam dua dimensi yang saling berbeda asumsi: a. Perubahan sebagai suatu siklus; b. Perubahan sebagai suatu perkembangan linier. Berlawanan dengan perspektif konflik, teori fungsionalisme struktural melihat perubahan sosial sebagai dinamika adaptif menuju keseimbangan baru, akibat perubahan lingkungan eksternal. Upaya menjelaskan lebih lanjut teori perubahan sosial Parson telah dilakukan oleh Nail Smelser. Penjelasan paling penting yang dimaksud Smelser adalah perlunya menentukan variabel tergantung dependency variables dalam menganalisis setiap perubahan sosial Soekanto, 2012. Berbeda dari itu semua adalah teori Psikologi Sosial yang memandang perubahan sosial sebagai akibat dari peran aktor individual untuk berkreasi dan berkembang. Teori konflik menjelaskan fenomena perubahan sosial karena adanya proses sosial disosiatif dalam masyarakat. Berbeda dengan pendekatan fungsionalisme-struktural, teori konflik secara eksplisit banyak berbicara tentang perubahan masyarakat. Tokoh sentral pendekatan konflik yaitu Karl Marx. Marxian mendasarkan diri pada asumsi berpikir dialetika dan matrealisme. Dialetika mengisyaratkan 72 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N adanya kontradiksi sebagai substansi segala sesuatu baik alam maupun manusia dan sekaligus merupakan fakta sentral segala sesuatu. Dengan demikian maka perubahan masyarakat itu inhenren dengan adanya kehidupan itu sendiri.. Sebagai negoteated order, artinya proses tawar-menawar antara beberapa kekuatan menuju bentuk tertib sosial baru. Setiap masyarakat, kata Strauss akan selalu mengalami proses seperti itu. Mekanisme Perubahan Secara implisit mekanisme perubahan bisa ditelusuri melalui teori- teori antara lain dipaparkan di depan. Untuk menjelaskan mekanisme perubahan dengan baik, paling tidak harus memperhatikan 3 perspektif penting, yaitu: a. Perspektif materialis Perspektif ini menempatkan budaya material sebagai pendorong utama mekanisme perubahan. Teknologi sangat determinan dalam perubahan sosial. Tokoh teknokratis ini adalah Thorstein Veblen 1857-1929. Veblen melihat teknologilah yang mewarnai tatanan sistem sosial. Karena itu, ia mengajukan preposisi bahwa perilaku manusia mencerminkan perkembangan teknologi dan ekonominya Lauer, 1989:205-211. Veblen ini secara implisit mengisyaratkan kemampuan teknologi dalam mempengaruhi perilaku manusia. Jika demikian, maka teknologi itu membawa nilai-nilai tertentu dan karenanya tidak bebas nilai dalam kehidupan sosial. Teknologi akan berkembang dengan sangat cepat karena basic culture memungkinkan untuk itu. Bila demikian, maka tingkat percepatan perkembangannya akan jauh meninggalkan kebudayaan manusia. Maka, seiring dengan kecenderungan seperti itu muncullah konsep yang dikemukakan Veblen dan Ougburn-culture lag atau ketertinggalan budaya. Setiap teknologi, menurut McLuhan, secara bertahap menciptakan lingkungan kehidupan manusia yang sama sekali baru. Teknologi merupakan kekuatan dahsyat dan tidak terbendung dalam mempengaruhi kehidupan manusia. Namun demikian menurut McLuhan, mestilah dibedakan antara perubahan yang benar-benar diakibatkan teknologi dan perubahan yang seharusnya diakibatkan teknologi. Ini berarti, ada perubahan yang dipaksakan dan dimungkinkan McLuhan, 1964;Lauer, 1989:212. Berdasarkan pernyataan McLuhan barangkali juga bisa didiskusikan lebih jauh tentang pembedaan perubahan yang diperlukan teknologi dan perubahan yang ditimbulkan teknologi sebagai alternatif baru. P e r u b a h a n S o s i a l | 73 Bagaimana cara teknologi mempengaruhi perubahan, menurut Lauer 1989:220-226 ada 3 cara yaitu: 1. Teknologi meningkatkan alternatif-alternatif baru bagi manusia; 2. Teknologi mempengaruhi dan kemudian mengubah pola interaksi 3. Introduksi teknologi yang tidak bebas menilai, cenderung menimbulkan konflik-konflik dan karenanya membawa permasalahan baru dalam masyarakat. b. Perspektif idealis Perspektif ini menempatkan ide dalam mekanisme perubahan. Perubahan sosial bermula dari ide. Ide umum selalu mengecam tatanan yang ada, demikian kata Whithead. Tesis Whitehead itu, bila ditelaah dari kacamata sejarah manusia, ada benarnya. Misalnya bagaimana agama telah mengubah total masyarakat yang ada sebelumnya. c. Perspektif mekanisme interaksional Perspektif ini meyakini bahwa mekanisme perubahan oleh kekuatan material dan ideologi, tetapi bersumber dalam proses sosial itu sendiri. Mekanisme perubahan sosial sebagai hasil dinamisasi proses osial dalam masyarakat. Barangkali ini yang menarik untuk didiskusikan. Dalam proses sosial, paling tidak menurut Simnel ada proses sosial disosiatif dan asosiatif. Dissosiative process mengisyaratkan adanya kompetisi dan konflik.

6.4 Arah Perubahan Sosial