Pernikahan di Usia Dini

90 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N penduduk yang mendiami suatu wilayah administrative tertentu biasanya dinyatakan dalam jiwakm 2 . Kepadatan penduduk ini terjadi karena tidak seimbangnya jumlah penduduk yang mendiami wilayah tertentu dengan wilayah yang didiami. Jumlah penduduk yang terus menunjukkan peningkatan tidak dibarengi dengan luas wilayah suatu tempat yang tetap. Sehingga ini menyebabkan jumlah penduduk yang ada di wilayah tertentu melebihi jumlah ideal penduduk yang seharusnya tinggal di wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Contoh: Salah satu contohnya adalah bagaimana orang yang tinggal di daerah padat penduduk tersebut dapat menjaga kebersihan lingkungannya. Pada umumnya, penduduk yang berada pada kawasan padat penduduk sangat sulit untuk bisa mengatur kebersihan pada lingkungannya. Contoh kecil yang dapat kita ambil adalah mengenai sampah. Bagi yang tinggal di daerah padat penduduk, membuang sampah pada tempatnya saja merupakan hal yang sulit. Sehingga kebanyakan dari mereka yang tinggal di daerah padat penduduk sering kali membuang sampah ke sungai. Akibat dari hal tersebut aliran sungai menjadi mampet, bila musim hujan akan terjadi banjir, dan dari banjir tersebut akan menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti diare, muntaber, DBD dan lain sebagainya. Upaya pemecahan masalah: 1. Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk : Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan. 2. Pemerataan Persebaran Penduduk : Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa ke kota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.

8.2 Pernikahan di Usia Dini

Pernikahan dini merupakan awal dari masalah kesehatan perempuan dan pengendalian penduduk. Di Indonesia, pernikahan dini terbilang tinggi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas, 2010, pernikahan pada usia 15-19 tahun mencapai 41,9 persen. Masih K e p e n d u d u k a n d a n K e s e h a t a n | 91 terdapat pula pernikahan pada usia sangat muda yakni usia 10-14 tahun sebes ar 4,8 persen. Pernikahan pada usia sangat muda cenderung lebih tinggi di pedesaan, kelompok perempuan yang tidak bersekolah, kelompok petani, nelayan, buruh, serta masyarakat berstatus ekonomi terendah. Dampak Pada masa remaja ini, alat reproduksinya belum matang untuk melakukan fungsinya. Rahim uterus baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 tahun karena pada masa ini fungsi hormonal melewati masa yang maksimal. Pada usia 14-18 tahun, perkembangan otot-otot rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat rupture robek. Pada usia 14-19 tahun, system hormonal belum stabil, kehamilan menjadi tak stabil mudah terjadi pendarahan dan terjadilah abortus atau kematian janin. Usia kehamilan terlalu dini dari persalinan memperpanjang rentang usia reproduksi aktif. Hal ini dapat mengakibatkan resiko kanker leher rahim di kemudian hari. Seorang yang menikah pada usia remaja secara mental belum siap menghadapi perubahan yang terjadi saat kehamilan, belum siap menjalankan peran sebagai ibu dan belum siap menghadapi masalah berumah tangga yang sering kali melanda kalangan keluarga yang baru menikah karena masih dalam proses penyesuaian. Remaja yang menikah di usia muda umumnya belum memiliki kematangan jiwa dalam arti kemantapan berpikir dan berbuat, mau menang sendiri egois muda putus asa, tidak bertanggung jawab, hal ini terjadi karena mereka masih berada pada tahap peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Beberapa resiko yang bisa timbul dari kehamilan di usia dini yaitu: 1. Kelahiran prematur Kehamilan yang normal berlangsung selama 38-40 minggu,sehingga jika lahir sebelum usia tersebut disebut kelahiran premature.Jika ibu yg hamil tdk mendapatkan perawatan yg cukup atau mengalami kondisi tertentu. Bisa memicu, kelahiran pre-mature yg beresiko pd bayinya seperti gangguan pernafasan,system pencernaannya belum sempurna atau gangguan organ lainnya. 2. BBLR Jika kelahiran secara premature atau tidak mendapat kan gizi yg cukup selama hamil, ada kemungkinan bayi yang lahir memiliki berat badan bayi yang rendah.Bayi yang memiliki BBLR biasanya sekitar 1.500- 2.500 gr,sedangkan jika dibawah 1.500 gr maka tergolong Berat badan sangat rendah. Hal ini menimbulkan berbagai komplikasi yang dapat membahayakan sang bayi. 92 | S O S I O L O G I K E S E H A T A N 3. Depresi paska melahirkan Kehamilan yang terjadi pada saat remaja bisa beresiko tinggi mengalami depresi pasca melahirkan, Para gadis ini akan merasa down dan sedih setelah melahirkan bayinya. Depresi bisa menganggu pertumbuhan bayi yg baru lahir dan juga perkembagan remaja tersebut karena itu remaja harus berbicara secara terbuka dengan dokter atau orang lain yang dipercayai. Solusi Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah angka pernikahan dini yaitu dengan menegasan UU terkait larangan melakukan menikah di usia dini. Selain itu, diperlukan sosialisasi UU tersebut kepada masyarakat dengan tujuan masyarakat bisa memahami dan ikut andil dalam mensukseskan peraturan UU tersebut. Selain itu, sosialisasi tentang dampak bahaya pernikahan dini bagi kesehatan harus tetap dilakukan untuk mencegah angka kematian ibu dan anak akibat menikah di usia dini. Program Kesehatan Reproduksi Remaja Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif para remaja tentang kesehatan reproduksi dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga guna mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang. Sasarannya adalah: a. Menurunnya jumlah penduduk yang melangsungkan pernikahan pada usia remaja di bawah 19 tahun b. Meningkatnya penahanan dan upaya masyarakat, keluarga dan remaja terhadap kesehatan reproduksi remaja c. Menurunnya jumlah kehamilan di usia remaja d. Menurunnya kehamilan pranikah

8.3 Tingkat Pendidikan Rendah