28 |
S O S I O L O G I K E S E H A T A N
orang dari strata rendah untuk mengembangkan bakat dan potensi mereka semaksimal mungkin.
3.6 Dasar Stratifikasi Sosial
Di antara lapisan atas dengan yang rendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan atas, tidak hanya memiliki
satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi kedudukannya yang tinggi bersifat kumulatif. Kriteria yang biasa dipakai
untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan sebagai berikut Soekanto, 2012:
a. Ukuran kekayaan. Di mana yang mempunyaia kekayaan paling banyak
termasuk dalam lapisan atas. Misalnya dapat dilihat pada bentuk rumah, mobil pribadinya dan sebagainya;
b. Ukuran kekuasaan. Di mana yang memiliki kekuasaan atau yang
mempunyai wewenang terbesar mempunyai lapisan atas; c.
Ukuran kehormatan. Di mana orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran seperti ini banyak
dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
d. Ukuran ilmu pengetahuan. Di mana dipakai oleh masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang- kadang menyebabkan terjadinya akibat-kibat yang negatif. Karena
bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar sarjananya. Hal tersebut mengacu segala macam usaha untuk
mendapat gelar, walau tidak halal.
Ukuran di atas tidaklah bersifat limitatif, karena masih ada ukuran- ukuran lain yang dapat digunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran di atas
sangat menentukan sebagai dasar timbulnya sistem lapisan dalam masyarakat tertentu.
3.7 Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur sistem pelapisan sosial dalam masyarakat adalah Soekanto, 2012:
a. Kedudukan status;
b. Peran role.
Kedudukan dan peran di samping unsur pokok dalam sistem berlapis-lapis dalam masyarakat, juga mempunyai arti yang sangat
penting bagi sistem sosial masyarakat. Status menunjukkan tempat atau posisi seseorang dalam masyarakat, sedangkan peranan menunjukkan
S t r a t i f i k a s i S o s i a l
| 29
aspek dinamis dari status yang merupakan suatu tingkah laku yang diharapkan dari seorang individu tertentu yang menduduki status tertentu.
a. Kedudukan status
Status sering kali dibedakan dengan kedudukan sosial sosial status. Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-
kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam
masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisnya, hak-hak dan kewajiban-kewajibannya.
Kedudukan sering diartikan sebagai tempat seseorang dalam suatu pola atau kelompok sosial, maka seseorang dapat pula mempunyai
beberapa kedudukan sekaligus. Hal ini disebabkan seseorang biasanya ikut dalam beberapa atau menjadi anggota dalam berbagai kelompok
sosial. Untuk mengukur status seseorang menurut Pittirim Sorikin secara rinci dapat dilihat dari:
1.
Jabatan atau pekerjaan; 2.
Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan; 3.
Kekayaan; 4.
Politis; 5.
Keturunan; 6.
Agama. Status pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
1. Status bersifat obyektif yaitu dengan hak dan kewajiban yang
terlepas dari individu; 2.
Status bersifat subyektif yaitu status yang menunjukkan hasil dari penilaian orang lain, di mana sumber status yang berhubungan
dengan penilaian orang lain tidak selamanya konsisten untuk seseorang.
Dalam masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu Soekanto, 2012:
1. Aascribed status yaitu sebagai kedudukan seseorang dalam
masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran. Kebanyakan status ini
dijumpai pada masyarakat dengan pelapisan terutup. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa dalam masyarakat dengan sistem
pelapisan sosial terbuka tidak ditemui adanya ascribed status.
2. Achived status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang
dengan usaha-usaha yang sengaja dilakukan, bukan diperoleh karena kelahiran. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja
30 |
S O S I O L O G I K E S E H A T A N
tergantung dari kemampuan masing-masing orang dalam mengejar dan mencapai tujuan-tujuannya.
Di samping kedua kedudukan tersebut, sering kali dibedakan lagi satu macam kedudukan yaitu Assigned status. Yaitu kedudukan
yang diberikan. Status ini sangat erat dengan acchived status, artinya suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih
tinggi kepada seseorang karena telah berjasa kepada masyarakat.
Dalam masyarakat dapat memiliki beberapa kedudukan sekaligus, akan tetapi biasanya salah satu kedudukan menonjol itulah
yang merupakan kedudukan yang utama. Akan tetapi dengan adanya berbagai kedudukan yang dimiliki oleh seseorang, tidak jarang terjadi
pertentangan-pertentangan atau konflik antara kedudukan yang satu dengan kedudukan yang lain, dalam sosiologi dikenal dengan istilah
status conflict
. Konflik antara kedudukan-kedudukan yang dimiliki seseorang tersebut sering sulit dihindari karena kepentingan individu
tidak selalu sesuai dengan kepentingan masyarakat. b.
Peran role Peran merupakan aspek yang dinamis dari status atau
kedudukan. Peran adalah seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang
tersebut telah melaksanakan suatu peran. Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang, di samping itu peran menyebabkan
seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu. Sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri
dengan perilaku orang-orang kelompoknya.
Posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat sosial status merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam
organisasi masyarakat. Sedangkan peran lebih banyak menunjukkan pada fungsi. Suatu peran paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu:
1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat; 2.
Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat;
3. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat. Dalam peran terdapat konflik peran conflict of role dan
pemisahan antara individu dengan peran yang sesungguhnya harus dilaksanakan role distance. Role distance terjadi apabila si individu
merasakan dirinya tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peran yang diberikan masyarakat padanya. Sehingga
S t r a t i f i k a s i S o s i a l
| 31
tidak dapat melaksanakan perannya dengan sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.
Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi peran sendiri adalah sebagai berikut:
1. Memberi arah pada proses sosialisasi;
2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan
pengetahuan; 3.
Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat; 4.
Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pelaksanaannya peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Peranan yang diharapkan expected roles: yaitu cara ideal dalam
pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-
cermatnya dan peranan ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan.
2. Peranan yang disesuaikan actual roles: yaitu cara bagaimana
sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.
Peranan yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangannya yang muncul dapat dianggap wajar
oleh masyarakat.
Berdasarkan cara memperolehnya, peranan bisa dibedakan menjadi:
1. Peranan bawaan ascribed roles, yaitu peranan yang diperoleh
secara otomatis, bukan karena usaha. 2.
Peranan pilihan achives roles, yaitu peranan yang diperoleh atas dasar keputusannya sendiri.
3.8 Mobilitas Sosial Sosial Mobility