114 |
S O S I O L O G I K E S E H A T A N
10.1 Keseimbangan Lingkungan
a. Pengertian Keseimbangan Lingkungan
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, unsur biotik manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, unsur sosial budaya sitem
nilai, gagasan, dan keyakinan, unsur abiotik tanah, air, udara, iklim. Lingkungan bisa terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan.
Lingkungan alam adalah keadaan yang diciptakan Tuhan untuk manusia. Lingkungan alam terbentuk karena kejadian alam. Jenis lingkungan alam
antara lain air, tanah, pohon, udara, sungai, dan lain-lain. Lingkungan buatan dibuat oleh manusia. Misalnya jembatan, jalan, bangunan rumah,
taman kota, dan lain-lain. Ada pula lingkungan alam, tetapi sudah merupakan hasil peradaban manusia. Artinya, lingkungan alam itu sudah
mendapat sentuhan tangan manusia. Contohnya, persawahan yang berundak-undak, pegunungan di California yang dipahat menjadi
beberapa tokoh presiden Herimanto dan Winarno, 2010.
Kesehatan lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dan
segala macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti berbagai spesies kehidupan, bahan, zat, atau kekuatan di sekitar manusia, yang
menimbulkan ancaman, atau berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat, serta bagaimana mencari upaya-upaya pencegahannya
Mukono, 2006.
Keseimbangan lingkungan merupakan keseimbangan yang dinamis, artinya keseimbangan yang dapat mengalami perubahan. Tetapi
perubahan ini bersifat menjaga keseimbangan komponen lain, bukan berarti menghilangkan komponen yang lainnya. Karena perubahan
komponen yang bersifat drastis akan mempengaruhi perubahan komponen lainnya. Sebagai contoh hilangnyamusnahnya salah satu
komponen tingkatan trofi pada piramida ekologi atau rantai makanan maka menyebabkan dampak perubahan pada komponen sebelumnya
maupun sesudahnya. Hal inilah yang mengakibatkan lingkungan tersebut menjadi tidak stabil Soemarwoto, 2001.
b. Masalah-Masalah yang Berhubungan dengan Lingkungan
Lingkungan fisik, biologis, maupun sosial senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Agar dapat mempertahankan hidup, manusia
K e s e i m b a n g a n L i n g k u n g a n d a n K e s e h a t a n
| 115
melakukan penyesuaian-penyesuaian atau adaptasi. Biasanya adaptasi dibedakan sebagai berikut Soekanto,2012 :
1. Adaptasi genetik
Setiap lingkungan hidup biasanya merangsang penghuninya untuk membentuk struktur tubuh yang spesifik, yang bersifat turun-
temurun dan permanen Soekanto, 2012. Misalnya manusia memiliki banyak ciri-ciri genetika yang spesifik dibanding makhluk hidup
lainnya, yaitu seperti 3. mempunyai struktur badan yang lengkap, termasuk susunan syaraf yang menjadikan manusia sebagai makhluk
hidup “berakal”. Keadaan sifat-sifat genetika tersebut membuat manusia mempunyai toleransi yang besar terhadap lingkungan
hidupnya.
2. Adaptasi Somatis
Adaptasi somatis adalah adaptasi yang berbentuk perubahan struktural ataupun fungsional, bersifat sementara serta tidak
diturunkan kepada keturunannya Soekanto, 2012. Apabila terjadi perubahan lingkungan yang baru, maka struktur atau fungsinya bisa
berbeda pula sesuai dengan perubahan yang terjadi. Misalnya, pada daerah panas kulit manusia akan berubah menjadi lebih gelap,
sedangkan daerah yang dingin menjadi lebih terang. Di daerah pegunungan dengan kadar oksigen yang lebih rendah dari daerah
pantai, maka bentuk jantung dan paru-paru juga akan menyesuaikan menjadi lebih besar.
Kalau memperhatikan kehidupan lingkungan, mungkin akan dirasakan atau akan tampak adanya lingkungan yang berbeda-beda di
dalam kehidupan manusia. Misalnya, lingkungan perkotaan dan pedesaan, lingkungan tempat tinggal pertanian, dan lain-lain. Sudah tentu
lingkungan-lingkungan tersebut
tidak terjadi
secara kebetulan.
Lingkungan terjadi karena adanya hubungan timbal balik anatara organism-orgenisme hidup tertentu, yang membentuk suatu keserasian
atau kesimbangan tertentu. Apabila pada suatu saat terjadi gangguan pada keserasian tersebut, pada saat lain terjadi proses penyerasian kembali.
Pada lingkungan yang stabil, secara ekologis adanya gangguan dalam lingkungan dapat dinetralisir melalui proses-proses dalam
ekosistem. Misalnya : arus energi, daur materi, rantai makanan, siklus biogeokimia. Adanya perubahan pada salah satu komponen dalam
lingkungan menyebabkan segala proses dalam ekosistem terganggu. Hal ini menyebabkan terputusnya rantai makanan, sehingga menyebabkan
meningkatnya populasi jenis lainnya. Dampak selanjutnya adalah terjadinya gangguan bagi semua organisme dalam ekosistem. Perubahan
lingkungan dapat disebabkan oleh :
116 |
S O S I O L O G I K E S E H A T A N
1. Faktor Alami, yaitu perubahan yang disebabkan oleh kejadian alam
proses alami. Misal: gempa bumi, gunung meletus, gelombang tsunami, erosi, banjir, angin topan, dan sebagainya.
2. Faktor Buatan manusia, yaitu perubahan yang disebabkan karena
pengaruh aktivitas manusia. Misal: Penebangan hutan, kegiatan industri, pertanian monokultur, penggunaan insektisida, dan
sebagainya. Suatu ekosistem mungkin mengalami perubahan-perubahan
lantaran bekerjanya faktor-faktor fisik-alamiah, dan pengaruhnya besar terhadap manusia Soekanto, 2012. Pengaruh-pengaruh tersebut,
misalnya: 1.
Pengaruh sinar matahari, misalnya terkait sinar matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan manusia dalam proses pembuatan
makanan pada tumbuhan yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh manusia, hewan sebagai sumber energi yang dapat menghsilkan
karbohidrat. Yang nantinya manusia menyesuiakan diri terhadap lingkungan pengaruh sinar matahri yang berbeda menurut zonasinya.
Perbedaan ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, misalnya dapat menimbulkan time zone syndrome.
2. Pengaruh iklim, iklim juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan.
Misalnya pada musim hujan dapat mencemari air dengan cara memindahkan kotoran manusia dan hewan ke air tanah. Organisme
yang ditemukan antara lain Criptosporodium, Giardia, dan E.coli yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare. Penularan penyakit saluran
cerna seperti diare bukan hanya melalui kontaminasi air, tetapi juga dapat meningkat akibat suhu tinggi, melalui efek langsung pada
pertumbuhan organisme di lingkungan.
3. Pengaruh panas-dingin, misalnya terkait perubahan suhu tubuh sangat
erat kaitannya dengan produksi panas yang berlebihan, yaitu demam. Ekologi berurusan dengan masalah-masalah lingkungan dan sosial
yang penting seperti misalnya polusi, kepadatan penduduk, menipisnya sumber-sumber kekayaan alam, perburuan binatang liar dan perusakan
tanah. Para ekolog senantiasa berusaha mengatasi masalah-masalah ini dengan menyadarkan orang-orang tentang sumber-sumber alam yang
harus dilestarikan dan memberlakukan peraturan-peraturan mengenai bidang-bidang vital ini. Penduduk yang berkembang dengan cepat akan
dapat segera menghabiskan sumber-sumber kekayaan alam yang dapat menimbulkan limbah yang tidak bisa diserap oleh lingkungan John,
2008.
K e s e i m b a n g a n L i n g k u n g a n d a n K e s e h a t a n
| 117
c. Peranan Manusia Dalam Menjaga Kesimbangan Lingkungan
Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Peranan manusia yang bersifat negatif adalah
peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian ini secara langsung atau pun tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Peranan manusia yang bersifat positif adalah peranan yang berakibat menguntungkan lingkungan karena dapat menjaga
dan melestarikan daya dukung lingkungan Setiadi, 2006. Misalnya yang bersifat negatif, masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke
dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. Hal ini berakibat menurunnya kualitas lingkungan hidup. Pencemaran
dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri. Misalnya yang bersifat positif, mengadakan
penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir
10.2 Kesehatan