Normative, adalah dukungan knowledge management yang

Gambar 2.3 merupakan suatu model sistem yang menjelaskan bahwa orang, organisasi, pengetahuan dan teknologi merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan saling mendukung dalam menciptakan sebuah organisasi pembelajar. Jika proses pembelajaran dalam organisasi terjadi, maka akan terjadi perubahan persepsi, perilaku, kepercayaan, mentalitas, strategi, kebijakan, dan prosedur baik yang berkaitan dengan manusia maupun organisasi. untuk dapat mensinergikan subsistem di dalam organisasi pembelajar, ada lima disiplin pembelajaran yang bisa digunakan sebagai permodelan strategi knowledge management, yaitu:

A. Disiplin Visi Bersama Shared Vision

Disiplin visi bersama merupakan kemampuan seluruh anggota organisasi untuk menumbuhkan kesamaan pandangan tentang visi organisasi kemudian meningkatkan komitmen pada pencapaian visi organisasi. Fokusnya adalah menciptakan knowledge goals untuk mengupayakan peningkatan seluruh karyawan agar mau dan mampu menunjukkan usaha dan semangat untuk berkorban demi kepentingan bersama agar organisasi dapat berumur panjang. Knowledge goals, dibuat berdasarkan tujuannya mendukung strategi Management. Dimana di dalam knowledge goals, dukungan terhadap tujuan tersebut di bagi berdasarkan tiga bagian, yaitu: normative, strategic, serta operational.

i. Normative, adalah dukungan knowledge management yang

berdampak pada perilaku management di dalam sekolah. Di mana dengan adanya perilaku yang mendukung terciptanya lingkungan kerja yang optimal, maka sekolah akan dengan mudah bergerak untuk mencapai tujuannya. Hal ini mengacu pada visi umum sekolah atau kebijaksanaan sekolah serta semua aspek dari budaya sekolah. ii. Strategic, adalah dukungan Knowledge Management yang berdampak pada pengembangan strategi sekolah. Seperti pada bentuk struktur organisasi sekolah, program yang ditujukan untuk merealisasikan visi, mendefinisikan pengetahuan inti dari organisasi dan membuat spesifikasi kemampuan yang diperlukan pada masa mendatang. iii. Operational, adalah dukungan knowledge management yang berdampak pada bentuk-bentuk kegiatan atau aktifitas kerja di dalam sekolah. Seperti bagaimana bentuk penyebaran informasi, bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan, dan setiap tindakan atau aktifitas operasional di dalam sekolah yang mencerminkan cara kerja karyawan di dalam mewujudkan strategi sekolah. Membantu untuk memastikan program strategis yang dilaksanakan dalam keseharian aktivitas organisasi di sekolah. Di fokuskan pada implementasi dari knowledge management. Mengubah normative dan strategic goal menjadi tujuan nyata.

B. Disiplin Model Mental Mental Model

Model mental adalah suatu pemahaman yang mendalam tentang nilai- nilai yang dimiliki dan dijunjung tinggi oleh seluruh sumbar daya manusia di dalam sekolah. Mencakup nilai-nilai, kepercayaan, sikap, dan asumsi yang membentuk cara pandang seseorang. Model mental disini adalah membentuk suatu budaya berbagi pengetahuan. Sehingga setiap individu bisa menambah wawasan yang dimiliki dan tanpa ragu untuk berbagi. Untuk dapat menciptakan model mental maka perlu dipertahankan knowledge wajib yang dimiliki organisasi. Selain itu knowledge yang menjadi pilihan juga harus ditingkatkan agar tercapainya tujuan dari dinas pendidikan nasional.

C. Dispilin Penguasaan Pribadi Personal Mastery

Penguasaan pribadi adalah suatu disiplin yang secara konsisten memperluas dan memperdalam knowledge dan keahlian masing-masing, memfokuskan seluruh usaha untuk mempertajam visi pribadi dan akan membangun kemampuan untuk melihat kenyataan apa adanya, secara jujur dan terbuka. Dalam hal ini tacit yang dimiliki oleh tiap individu di akumulasi dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki, untuk dijadikan sebuah aksi nyata yang bisa dijadikan konsep eksplisit. Sehingga pada SECI model merupakan bagaimana individu melakukan proses sosialisasi hingga eksternaliasasi.

D. Disiplin Pembelajaran Tim Team Learning.

Disiplin pembelajaran tim merupakan disiplin seluruh anggota untuk mampu dan mau berdialog dan bekerja sama secara sinergis. Belajar dalam tim penting karena yang menjadi unit belajar fundamental dalam suatu organisasi modern adalah tim, bukan individu. Apabila tim tidak dapat belajar, organisasi juga tidak dapat belajar. Dengan membentuk suatu tim, memungkinkan sekolah mempunyai kompetensi yang lebih baik dibandingkan sekolah lainnya yang sejenis. Dikarenakan dengan membentuk tim fungsional atau tim lintas fungsional dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki individu dan dapat berbagi pengalaman dan budaya yang dimiliki. Sehingga dapat membentuk suatu budaya kerja yang baik dan optimal. Anggota tim akan dapat juga memperluas wawasannya. Dalam SECI model, merupakan bagaimana individu untuk dapat melakukan proses kombinasi sehingga dengan personal mastery yang telah dilakukan secara tidak langsung individu telah mampu untuk melakukan proses internalisasi di dalam sekolah.

E. Disiplin Berpikir Sistemik System Thinking.

Dengan melihat berkembangnya dunia pendidikan dan perkembangan teknologi, sekolah perlu mempertimbangkan strategi terbaik yang bisa dilakukan untuk mengikuti perkembangan tersebut. Misalnya dengan memiliki kerjasama dengan pihak eksternal sekolah untuk meningkatkan kemampuan kompetensi karyawannya serta meningkatkan proses akuisisi agar bisa sejalan dengan perkembangan serta memanfaatkan teknologi untuk mendukung kelancaran berbagi pengetahuan di sekolah. Keputusan untuk melakukan manajemen pengetahuan didasarkan atas siapa orang, apa pengetahuan dan mengapa tujuan bisnis. Sementara itu, bagaimana menyimpannya teknologi adalah aktivitas terakhir. Sehingga dalam melakukan aktifitas manajemen pengetahuan, baik itu dalam hal akuisisi maupun berbagi pengetahuan bisa dipermudah oleh bantuan teknologi. Teknologi di sini berfungsi untuk memfasilitasi koneksi dan komunikasi yang berlangsung antar individu. Dengan teknologi pula individu bisa menghemat waktu dan jarak untuk bisa saling berbagi pengetahuan maupun mengakuisisinya. Namun dalam penggunaan teknologi pada konsep knowledge management harus dilihat lagi kebutuhan dan disesuaikan kembali dengan tujuan bisnis dari organisasi. Sehingga pada penelitian ini akan dihasilkan suatu pemetaan fitur sistem usulan dalam memanfaatkan teknologi dalam membantu melakukan proses akuisisi dan berbagi pengetahuan di sekolah.

4.5 Membandingkan Model Konseptual Dengan Situasi Riil