Menganalisa Root Definition Membangun Model Konseptual

GuruStaff Kurikulum Kesiswaan Bagaimana mengembangkan kurikulum sekolah Bagaimana merancang dan pelaksanaan kegiatan kesiswaan? Internal Sekolah Internal Sekolah Humas dan Tata Usaha Bagaimana cara meningkatkan kompetensi gurustaff Dokumen Dinas Pendidikan Nasional Lembaga eksternal Berbagi pengetahuan Desiminasi Hasil pelatihan Kepala Sekolah dan wakasek Monitor, Audit, Evaluate Monitor, Audit, Evaluate Aku isi si Pe n g e ta h u a n Gurustaff lain Berupal laporan tertulis y y y y Gambar 4.3 Rich Picture Akuisisi dan Berbagi Pengetahuan SMA

4.3 Menganalisa Root Definition

Root Definition merupakan pemaparan permasalahan pada proses tranformasi yang mengubah masukan menjadi sesuatu yang berbeda dengan CATWOE. Dalam penelitian ini proses transformasi hanya pada tenaga pendidik. Prosesnya yaitu melakukan akuisisi dan berbagi pengetahuan. CATWOE berperan dalam membantu siapa-siapa saja yang dapat melakukan permodelan knowledge management di sekolah. Tabel 4.5 CATWOE CATWOE SMAN 3 Tangsel SMAN 1 Tangsel Customer C Bagian ICT, Bangdik, Kurikulum dan manajemen mutu Bagian Tata Usaha, Kurikulum. Actors A Seluruh gurustaf di SMAN 3 Tangsel Seluruh gurustaf di SMAN 1 Tangsel Transformation Process T Proses yang terjadi adalah mencari, menambah, menyimpan dan berbagi knowledge di sekolah, sehingga ketersediaan knowledge dapat digunakan untuk kepentingan bersama. Wetanschaung W Untuk mendukung penggunaan dan berbagi knowledge antar gurustaf di sekolah. Owners O Bagian Bangdik Bagian Kurikulum Environment Constrains E Kendala yang dapat menghambat dalam pelaksanaan akuisisi pengetahuan, yaitu keterbatasan waktu gurustaf dalam menambah knowledge , pergantian posisi, dan beban pekerjaan. - Customer pada desain knowledge management merupakan divisi yang bertugas dalam mengakuisisi dan berbagi pengetahuan. Divisi yang mengelola aset pengetahuan. - Actor pada desain knowledge management merupakan individu yang melakukan proses akuisisi dan berbagi pengetahuan di sekolah. - Owners pada desain knowledge management merupakan divisi yang menyimpan file-file serta pendokumentasian dari hasil akuisisi gurustaf.

4.4 Membangun Model Konseptual

Model konseptual merupakan suatu model usulan yang digunakan dalam penelitian ini agar sekolah menengah atas umumnya bisa menjadi sebuah organisasi pembelajar learning organization dan dapat menerapkan sistem KM. Dalam model konseptual ini di usulkan sebuah strategi knowledge management yang diselaraskan dengan pola zack, seperti gambar 4.4 berikut: Apa yang harus diketahui sekolah Apa yang dapat dilakukan sekolah Identifikasi Knowledge Analisa Eksternal Peluang dan Ancaman Strategi TOWS Apa yang sudah diketahui sekolah Analisa Internal Kekuatan dan Kelemahan Apa yang harus dilakukan sekolah Strategi LEARNING ORGANIZATION Shared Vision Mental Model Personal Mastery and Team Learning System Thinking Menentukan Knowledge goals Menciptakan meningkatkan pengetahuan Mengakuisisi dan berbagi pengetahuan Menentukan kebutuhan sistem Merencanakan Sistem Knowledge Management HW SW NW DB Gambar 4.4 Model Konseptual Dalam pola zack, kesenjangan pengetahuan yang dimiliki sekolah bisa diketahui dengan melakukan pemetaan knowledge, misalkan untuk mengetahui apa yang harus dilakukan oleh sekolah untuk dapat menjadi organisasi pembelajar, sekolah harus mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang harus diketahui terlebih dahulu. Hal yang harus diketahui oleh sekolah adalah kondisi analisa eksternal berupa peluang dan ancaman untuk dapat meningkatkan kualitas kompetensi pada sumber daya manusianya, hal ini juga terkait pengetahuan apa saja yang telah dikuasai dan dimiliki, serta bagaimana sekolah sudah memahami kondisi internal yaitu berupa kekuatan dan kelemahan sekolah untuk terus berupaya meningkatkan standar pendidikan. Untuk menjadi organisasi pembelajar, suatu institusi lembaga pendidikan sekolah juga harus memahami proses pembelajaran yang terjadi di dalam organisasi lembaga tersebut. Organisasi pembelajar didefinisikan sebagai proses di mana seseorang SDM organisasi memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru yang dihasilkan melalui perubahan dalam perilaku dan tindakan. Hal tersebut berlangsung dalam aspek kognitif intellectual, afeksi emotional, dan psikomotorik physical. Organisasi pembelajar juga didefinisikan sebagai organisasi yang terus menerus mengubah dirinya agar lebih baik dalam mengelola pengetahuan, memanfaatkan teknologi, memberdayakan karyawan, dan memperluas kemampuan untuk menciptakan yang sebelumnya tidak pernah seseorang ciptakan, yang pada akhirnya kemampuan tersebut diperluas lintas individu, kelompok, dan bahkan intra dan antar organisasi. Dengan demikian, komitmen dan kemampuan individu untuk belajar merupakan faktor yang esensial terutama bila diakibatkan dengan proses penciptaan dan berbagi pengetahuan. Proses penciptaan pengetahuan dan berbagi pengetahuan dalam organisasi pembelajar berlangsung melalui cara-cara di mana organisasi dan anggotanya bekerja mencapai visinya sehingga proses penciptaan dan berbagi pengetahuan yang tampak ke permukaan merupakan suatu hal yang bersifat alamiah. Artinya, penciptaan dan berbagi pengetahuan merupakan aktivitas yang sudah membudaya di dalam organisasi. Gambar 2.3 merupakan suatu model sistem yang menjelaskan bahwa orang, organisasi, pengetahuan dan teknologi merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan saling mendukung dalam menciptakan sebuah organisasi pembelajar. Jika proses pembelajaran dalam organisasi terjadi, maka akan terjadi perubahan persepsi, perilaku, kepercayaan, mentalitas, strategi, kebijakan, dan prosedur baik yang berkaitan dengan manusia maupun organisasi. untuk dapat mensinergikan subsistem di dalam organisasi pembelajar, ada lima disiplin pembelajaran yang bisa digunakan sebagai permodelan strategi knowledge management, yaitu:

A. Disiplin Visi Bersama Shared Vision

Disiplin visi bersama merupakan kemampuan seluruh anggota organisasi untuk menumbuhkan kesamaan pandangan tentang visi organisasi kemudian meningkatkan komitmen pada pencapaian visi organisasi. Fokusnya adalah menciptakan knowledge goals untuk mengupayakan peningkatan seluruh karyawan agar mau dan mampu menunjukkan usaha dan semangat untuk berkorban demi kepentingan bersama agar organisasi dapat berumur panjang. Knowledge goals, dibuat berdasarkan tujuannya mendukung strategi Management. Dimana di dalam knowledge goals, dukungan terhadap tujuan tersebut di bagi berdasarkan tiga bagian, yaitu: normative, strategic, serta operational.

i. Normative, adalah dukungan knowledge management yang