Rumusan Masalah Batasan Masalah

pendidik, hal ini dikarenakan knowledge merupakan suatu keunggulan kompetitif yang dapat membantu peningkatan kinerja serta kompetensi tiap individu dalam berbagi knowledge yang dimiliki. Dengan mengelola pengetahuan tidak hanya meningkatkan pengetahuan seluruh organisasi, namun juga meningkatkan kualitas pengetahuan di dalamnya Harsh 2009. Albers 2009 dalam makalahnya menerangkan bahwa organisasi harus menerapkan strategi kowledge management KM yang memungkinkan mereka untuk menangkap, berbagi dan mengintegrasikan pengetahuan dalam lingkungan mereka. Disinilah KM dapat berfungsi untuk membantu sekolah dalam mengakuisisi pengetahuan serta berbagi pengetahuan yang dimiliki, agar tacit knowledge yang dimiliki tiap individu tenaga pendidik dapat terkelola dengan baik dan sekolah bisa menjadi organiasi pembelajar. Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka “ANALISA DAN DESAIN MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS STUDI KASUS: SMAN 1 TANGSEL DAN SMAN 3 TANGSEL ” di angkat sebagai skripsi.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat uraian pada latar belakang sebelumnya dan perbedaan pengelolaan yang berlangsung antara sekolah SSN dan RSBI, maka beberapa permasalahan yang timbul adalah: 1. Sulitnya melakukan proses akuisisi kembali terhadap pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. 2. Sekolah yang tidak memiliki standarisasi manajemen ISO 9001:2008 membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian kembali dokumen cetak yang di simpan. 3. Perbedaan kulaitas kompetensi individu mengakibatkan kualitas pelayanan SMAN 3 Tangsel dalam melakukan pengelolaan pengetahuan lebih baik dari SMAN 1 Tangsel. Berdasarkan permasalahan tersebut, perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana cara melakukan strategi pengelolaan, akuisisi dan berbagi pengetahuan pada tiap individu tenaga pendidik di sekolah?”.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah berdasarkan uraian yang dijabarkan dari perumusan masalah tersebut, antara lain: 1. Ruang lingkup penelitian terbatas pada studi kasus di sekolah standar nasional SSN yaitu SMAN 1 Tangerang Selatan dan sekolah rintisan bertaraf internasional RSBI yaitu SMAN 3 Tangerang Selatan. 2. Strategi knowledge management yang digunakan adalah dengan cara personalisasi, dengan mengusulkan strategi knowledge management untuk pengelolaan, akuisisi dan berbagi pengetahuan pada tenaga pendidik. 3. Mendesain sebuah model knowledge management KM menggunakan SSM Soft System Methodologhy oleh Peter Checkland, hanya sampai pada tahap keenam yaitu hanya memberikan usulan model yang bisa diterapkan oleh sekolah, tidak sampai pengujian dan implementasi sistem di sekolah. 4. Menganalisa kesenjangan pengelolaan pengetahuan antara sekolah SSN dan RSBI menggunakan analisa K-GAP dan analisa SWOT. Kemudian membuat tabel matriks TOWS berdasarkan hasil analisa lingkungan internal dan eksternal sekolah. 5. Tools yang digunakan dalam membuat mindmaprancangan model KM adalah Ms. Visio 2003. Serta untuk pengujian validitas dan pengukuran realibilitas kuesioner menggunakan SPSS 16.

1.4 Tujuan Penelitian