Konversi Pengetahuan Memahami Pengetahuan

Kedua, pengetahuan lanjut advance knowledge merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi yang ingin mempunyai kinerja prima. Pengetahuan ini membuat organisasi bisa melakukan „serangan-serangan‟ dalam persaingan. Organisasi yang berada dalam satu industri mungkin mempunyai knowledge yang sama tingkat, cakupan dan kualitasnya. Namun ada pengetahuan yang spesifik yang mungkin dimiliki oleh lebih dari organisasi, mungkin pula setiap organisasi berbeda-beda. Dengan mengetahui pengetahuan yang berbeda inilah organisasi dapat melakukan diferensiasi. Misalnya untuk produsen kue kering diperlukan pula pengetahuan dalam jejaring distribusi pemasaran kue kering. Ketiga, pengetahuan inovatif innovative knowledge merupakan pengetahuan yang membuat organisasi mampu menjadi pemimpin dalam persaingan. Bedanya dengan pengetahuan lanjut adalah pengetahuan ini melakukan diferiansiasi yang sangat berarti dibandingkan para pesaingnya. Misalnya untuk membuat kue yang lezat, mengandung kolesterol rendah, dengan penampilan menarik, dan kemasan yang unik bagi perusahaan kue kering.

2.1.4. Konversi Pengetahuan

Kedua jenis pengetahuan explicit knowledge dan tacit knowledge pengetahuan terbatinkan merupakan jenis pengetahuan yang saling melengkapi serta berperan sangat penting dalam proses kreasi pengetahuan. Kedua jenis pengetahuan ini berinteraksi satu sama lainnya dan berubah dari satu jenis ke jenis lainnya secara dinamis. Menurut Nonaka dan takeuchi dalam Munir 2008, interaksi dinamis antara satu bentuk pengetahuan ke bentuk lainnya disebut dengan konversi pengetahuan. Oleh Nonaka dan takeuchi pengetahuan tersebut dapat di konversi dengan empat cara, yang disebut dengan SECI Model, yaitu: Socialization S, Externalization E, Combination C dan Internalization I. Gambar 2.2 SECI Model Model pertama, yaitu Socialization atau Sosialisasi, merupakan suatu konversi pengetahuan antara tacit ke Tacit T  T. Munir 2008 mengartikan istilah sosialiasi untuk menekankan pada pentingnya kegiatan bersama antara sumber pengetahuan dan penerima pengetahuan dalam proses konversi tacit knowledge. Karena pengetahuan tacit terbatinkan sangat dipengaruhi oleh konteksnya dan sulit sekali diformalkan, maka untuk menularkan pengetahuan terbatinkan dari satu individu ke individu lain dibutuhkan pengalaman yang terbentuk melalui kegiatan bersama atau hidup dalam lingkungan yang sama dan bisa juga tanpa menggunakan bahasa. Misalkan dengan cara meniru, mencontoh, menggunakan bahasa tubuh maupun pelatihan-pelatihan yang digunakan. Model kedua , yaitu Externalization atau Eksternalisasi, pengubahan pengetahuan tacit ke explicit T  E. Menurut Sangkala 2007 proses ini terjadi melalui pengombinasian menyortir, menambahkan, mengkategorisasikan dan di kontekstualisasikan kembali menjadi pengetahuan baru beragam explicit knowledge yang dimiliki oleh seseorang. Sehingga seseorang dapat mempertukarkan dan mengombinasikan pengetahuan melalui semacam satu kejadian. Dalam proses ini pengetahuan tacit diekpresikan dan diterjemahkan menjadi metafora, bentuk konsep, hipotesis, diagram, model, atau prototipe sehingga dapat dengan mudah dimengerti pihak lain. Model ketiga, Combination atau Kombinasi. Suatu proses konversi antara pengetahuan explicit ke pengetahuan explicit EE. Proses ini merupakan pertukaran dan pengkombinasian melalui media seperti dokumen-dokumen, rapat, percakapan telepon maupun komunikasi melalui jaringan komputer dan internet. Munir 2008 menyebutkan ada tiga proses kombinasi yang terjadi dalam praktik konversi kombinasi, yaitu: 1. Pengetahuan eksplisit dikumpulkan dari dalam dan luar organisasi, kemudian dikombinasikan. 2. Pengetahuan eksplisit disunting atau diproses agar dapat lebih bermanfaat bagi organisasi. 3. Pengetahuan-pengetahuan eksplisit tersebut disebarkan ke seluruh organisasi melalui berbagai media. Model keempat , yaitu Internalization atau Internalisasi. Suatu proses konversi antara expilicit knowledge menjadi Tacit knowledge ET. Pengetahuan ini juga bisa disebut dengan pembelajaran mandiri, learning by doing dari dokumen-dokumen, data, informasi maupun knowledge yang sudah didokumentasikan. Suatu pembelajaran individu terhadap suatu pengetahuan dan kemudian menjadi pengetahuan tacit individu tersebut.

2.1.5. Knowledge Management