Pengujian Kuesioner Pengukuran Data

1. Data Kualitatif Jenis data yang mempunyai sifat non-angka. Pada data jenis ini, informasi yang dihasilkan oleh data adalah informasi yang bukan angka-angka. Misalnya data jenis kelamin, data tingkat pendidikan, dan data agama yang di anut oleh penduduk. 2. Data Kuantitatif Data yang berupa angka-angka. Pada data jenis ini, sifat informasi yang di kandung oleh data berupa informasi angka-angka. Misalnya data jumlah penduduk, jumlah pendapatan nasional, jumlah keluarga di suatu daerah. Data kuantitatif bisa berupa variabel diskrit, yaitu variabel yang berasal dari hasil penghitungan. Data diskrit merupakan data kuantitatif yang mempunyai sifat bulat, tidak dalam bentuk pecahan, misalnya data jumlah penduduk. Juga bisa berupa variabel kontinyu yang merupakan data yang berasal dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran tergantung pada keakuratan alat ukur yang digunakan. Data tinggi badan, data suhu, dan data kelembaban udara adalah beberapa contoh data kontinyu. Data ini bisa berbentuk pecahan, misalkan tinggi badan seorang balita adalah 35cm. tinggi badan ini bisa 35,2cm atau 35,25 cm tergantung pada keakuratan alat ukur yang digunakan.

2.10.3 Pengujian Kuesioner

Pada penyusunan kuesioner, salah satu kriteria kuesioner yang baik adalah validitas dan realibilitas kuesioner dinyatakan valid. tujuan pengujian validitas dan realibilitas kuesioner adalah untuk meyakinkan bahwa kuesioner yang di susun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid.

1. Uji validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Jika misalkan alat ukur nya adalah meteran, maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu mengukur jarak suatu titik. Begitu juga misalkan menyusun kuesioner kepuasan pelanggan, maka validitas kuesioner adalah sejauh mana kuesioner mampu mengukur kepuasan pelanggan. Terdapat beberapa jenis validitas: - Validitas konstruksi, suatu kuesioner yang baik harus dapat mengukur dengan jelas kerangka dari penelitian yang akan dilakukan. Jadi misalkan akan mengukur konsep tentang kepuasan pelanggan, maka kuesioner tersebut dikatakan valid jika mampu menjelaskan dan mengukur kerangka konsep kepuasan pelanggan. - Validitas Isi, adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep. Misalkan menggunakan beberapa sampel terhadap pelanggan produk X. - Validitas Prediktif, adalah kemampuan dari kuesioner dalam memprediksi perilaku dari konsep. Untuk melakukan uji validitas, metode yang dilakukan adalah dengan mengukur korelasi hubungan antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam melakukan pengujian validitas adalah: 1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Jadi untuk menguji validitas suatu konsep, tahap awal yang harus dilakukan adalah menjabarkan konsep dalam suatu definisi operasional berupa tabel angka-angka hasil kuesioner. 2. Melakukan uji coba pada beberapa responden. Tergantung dari sampel yang digunakan. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. 4. Menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor butir jawaban dengan skor total dari butir jawaban.

2. Uji realibilitas.

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap selanjutnya adalah mengukur realibilitas dari alat tersebut. Realibilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Misalkan memiliki kuesioner yang mengukur kepuasan pelanggan, maka hasil tersebut akan sama jika digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan pada penelitian yang lain. Setelah di uji validitas, maka di uji realibilitas. Pengukuran realibilitas dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Repeated measure atau pengukuran berulang. Pengukuran dilakukan dengan berulang pada waktu yang berbeda, dengan kuesioner atau pertanyaan yang sama. hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan pengukuran sebelumnya. 2. One shot. Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran korelasi antarjawaban. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metoe Croanbach Alpha, di mana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Croanbach Alpha lebih besar dari 0,60.

2.11 Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan