Siklus Karbon Pendugaan Biomassa dan Potensi Karbon Terikat di Atas Permukaan Tanah Pada Hutan Gambut Merang Bekas Terbakar di Sumatera Selatan

Terdapat beberapa persamaan umum model penduga biomassa pohon yang telah dipakai oleh beberapa peneliti antara lain: a. Model dengan satu peubah bebas: W = a D b …… Brown 1997 W = a + bD + cD 2 …….Brown 1997 b. Model dengan dua peubah bebas: W = a D 2 H b …..Ogawa et al. 1965 dalam Salim 2005 W = a + bD 2 H ….Brown 1997 Keterangan: W = Biomassa kering pohon kg D = Diameter pohon setinggi dada cm H = Tinggi m a, b = Konstanta Tabel 3. Perbandingan Model Biomassa yang dihasilkan berdasarkan Koefisien a dan b dari Berbagai Jenis Pohon dan Tipe Hutan Lokasi dan Jenis Pohon Koefisien Alometrik R 2 Sumber a b Batang Hutan Tegakan Mahoni 0.044 2.61 94.50 Adinugroho 2002 Hutan Kerangas 0.068 2.829 98.94 Onrizal 2004 Tegakan Puspa di PT. MHP, Sumsel 0.2621 21.038 98.99 Salim 2005 Hutan Sekunder Bekas terbakar, Kaltim 0.0912 2.22 94.9 Adinugroho 2006 Hutan Sekunder Puspa di Jasinga Bogor Rahma 2008 1. Areal tidak terbakar 0.486 2.08 73.60 2. Areal terbakar 2 kali 0.605 4.34 34.40 Tegakan Acacia crassicarpa, PT. SBAWI Sumsel Limbong 2009 1. Umur 2 tahun 1,468 1,437 85,6 2. Umur 4 tahun 0,007 3,1929 87,8 3. Umur 6 tahun 1,2727 1,6191 84,5 Hutan Gambut Bekas Tebangan, Sumsel 0,158976 2,44672 95,7 Novita 2010 Keterangan: Koefisien dihitung berdasarkan persamaan W = aD b

2.6 Siklus Karbon

Menurut Wikipedia 2009, siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah soil carbon, lautan termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati, dan sedimen termasuk bahan bakar fosil. Pergerakan karbon, pertukaran karbon antar reservoir terjadi karena adanya proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermacam-macam. Lautan mengandung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer. Menurut Anonim 2009, daur karbon merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial untuk daur karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut karbon dioksida berhubungan dengan mahluk hidup. Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam daur karbon, karbon diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan pigmen klorofil. Reaksi tersebut biasanya terjadi di hutan-hutan padang rumput dan juga dirumput laut dilautan. Dalam daur karbon, karbon dioksida dibutuhkan tumbuhan yang kemudian akan dikonsumsi hewan, ikan dan manusia untuk kebutuhan sel dan energi. Dalam bentuk karbon dioksida dikembalikan ke alam, bila hewan atau tumbuhan tersebut mati akibat kerja mikroorganisme karbon akan dikembalikan ke bumi. Aspek penting lain dari daur karbon adalah reaksi non biologi yaitu pertukaran antara karbon dioksida dan bikarbonat yang umumnya terjadi dalam perairan pada kondisi tertentu karbonat akan berpresipitasi dengan membentuk batu kapur lime stone. Karbon yang berada di atmosfer bumi bagian terbesarnya adalah gas karbon dioksida CO 2 . Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer hanya sekitar 0,04 dalam basis molar, meskipun sedang mengalami kenaikan, namun memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan. Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini dan berperan dalam pemanasan global Wikipedia 2009. Jumlah CO 2 di atmosfer tetap sangat stabil pada tingkat seki tar 280 μmol mol selama ribuan tahun belakangan ini, dan cukup stabil antara 200 dan 300 μmolmol selama 150.000 tahun sebelum itu. Sejak sekitar tahun 1850, CO 2 di atmosfer meningkat secara ekspon ensial sampai mencapai 352 μmolmol pada tahun 1990. CO 2 m eningkat sekitar 1,4 μmolmoltahun selama 15 tahun terakhir, tetapi pada tahun 1988 p eningkatannya lebih dari 2 μmolmol, sebuah lompatan terbesar dan lebih dari 0,5 dari kandungan CO 2 saat ini. Alasan utama peningkatan sejak tahun 1850 ini ialah pembakaran bahan bakar fosil, tapi pembukaan lahan khususnya pembakaran hutan tropika juga ikut berperan. Ekosistem mantap seperti hutan hujan tropika menambah CO 2 ke atmosfer melalui respirasi dan pembusukan sebanyak yang mereka ambil, tetapi apabila hutan itu ditebang dan di bakar maka karbon yang tersimpan di biomassanya dan sebagian besar atau semua simpanan karbon di tanah berpindah dari biosfer ke atmosfer Salisbury 1995. Dalam jangka pendek yakni selama masa hidup kita, CO 2 ditambahkan ke atmosfer oleh respirasi tumbuhan, mikroorganisme, dan hewan, oleh pembakaran bahan bakar fosil, serta oleh pembukaan lahan. Dalam kurun waktu geologi dan berlanjut sampai sekarang, CO 2 ditambahkan ke atmosfer melalui semburuan gunung berapi dan semburan mata air mineral. Dalam jangka pendek, fotosintesis merupakan salah satu mekanisme penting pengambilan CO 2 dari atmosfer. Mekanisme lainnya adalah pelarutan CO 2 di samudra dan laut, dengan karbonat padat dan terlarut dalam keadaan setimbang dengan CO 2 dimana apabila terjadi perubahan pada yang satu maka akan mempengaruhi yang lainnya, sehingga konsentrasi CO 2 pada skala dunia disangga oleh karbonat di dalam air Salisbury 1995. Selanjutnya menurut Salisbury 1995, peningkatan CO 2 di atmosfer di seluruh dunia mendapat perhatian karena CO 2 dan beberapa gas lainnya yang disebut gas rumah kaca seperti metan, menyerap lebih banyak energi cahaya pada panjang gelombang panjang daripada panjang gelombang pendek. Panjang gelombang pendek terdapat dominan pada cahaya matahari dan menembus atmosfer, memanaskan bumi dan apa saja yang ada di atas bumi. Bumi kemudian memancarkan panjang gelombang yang lebih panjang karena bumi jauh lebih dingin daripada matahari yang diserap oleh gas rumah kaca, yang selanjutnya memancarkan sebagian energi pada panjang gelombang panjang kembali ke bumi, sehingga lebih memanaskan bumi lagi. Pemanasan permukaan bumi tersebut dalam waktu ratusan tahun akan mencairkan cukup banyak es di daerah kutub sehingga permukaan air laut akan naik dan menggenangi banyak kota pantai. Perubahan iklim lain yang menyertainya terutama pada pola curah hujan, akan sangat banyak mengubah pertanian dan vegetasi alam.

2.7 Pengaruh Gas Karbon Dioksida