Kandungan Biomassa Tumbuhan Bawah dan Serasah

daun semakin tinggi sehingga semakin banyak cahaya matahari yang dapat diabsorpsi oleh pohon untuk proses fotosintesis Fitter dan Hay 1998. Jadi meskipun proses fotosintesis dengan mengupayakan penyerapan karbondioksida terjadi pada bagian daun, namun hasil fotosintesis fotosintat tersebut didistribusikan ke bagian-bagian lainnya batang, cabang dan ranting sehingga kandungan biomassa pada bagian non-fotosintesis akan lebih besar dibandingkan dengan bagian daun yang melakukan proses fotosintesis.

5.2.3.2 Kandungan Biomassa Tumbuhan Bawah dan Serasah

Menurut Hardjosetono 1976, tumbuhan bawah adalah tumbuhan yang memiliki keliling batang 2 cm yang meliputi semai, kecambah, paku-pakuan, rumput, tumbuhan yang memanjat maupun lumut. Tumbuhan bawah yang ditemui di petak pengamatan didominasi oleh jenis siduduk Melastoma malabatricum, pakis, liana dan anakan bebangun. Berdasarkan hasil perhitungan kandungan biomassa tumbuhan bawah dan serasah dapat diketahui bahwa yang memiliki kandungan biomassa paling besar adalah tumbuhan bawah tidak berkayu yaitu sebesar 9.039,13 kgha 49,83. Hal tersebut disebabkan karena tumbuhan bawah tidak berkayu memiliki jumlah jenis yang banyak dan beragamnya jenis tumbuhan bawah tidak berkayu yang ditemukan. Tumbuhan bawah tidak berkayu didominasi oleh jenis pakis, ritang dan resam. Biomassa tumbuhan bawah tidak berkayu lebih besar dibandingkan dengan biomassa tumbuhan bawah berkayu karena pengaruh pembukaan tajuk di lokasi penelitian. Pada areal hutan yang telah mengalami gangguan berupa kebakaran hutan akan mengakibatkan lantai hutan menjadi lebih terbuka tanpa ditumbuhi pohon- pohon yang tinggi sehingga sinar matahari akan langsung mengenai lantai hutan. Kondisi hutan tersebut dapat mendukung pertumbuhan jenis rumput dan semak belukar akibatnya jenis tumbuhan tidak berkayu mendominasi areal hutan gambut bekas terbakar sehingga memiliki biomassa yang lebih besar dibandingkan tumbuhan bawah berkayu. Rendahnya biomassa tumbuhan bawah berkayu disebabkan oleh kurangnya kesempatan anakan mendapatkan cahaya matahari karena pesatnya pertumbuhan tumbuhan tidak berkayu sehingga anakan menjadi tertekan dan akhirnya tidak bisa tumbuh dengan baik, hanya beberapa jenis tumbuhan bawah berkayu yang mampu bertahan sehingga biomassanya pun akan lebih kecil. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat diketahui bahwa salah satu faktor pembatas bagi pertumbuhan tumbuhan bawah adalah faktor cahaya. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua jenis tumbuhan bawah dapat tumbuh dengan baik pada kondisi di bawah naungan. Berdasarkan toleransinya terhadap naungan bahwa tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi jenis intoleran yaitu tumbuhan yang dapat hidup di tempat terbuka, tumbuhan toleran yaitu tumbuhan yang mampu tumbuh pada kondisi di bawah naungan serta tumbuhan jenis semi toleran yaitu memiliki toleransi yang lebar terhadap faktor cahaya Daubenmire 1974. Selanjutnya menurut Satoo dan Madgwick 1982 faktor iklim seperti cahaya, suhu dan curah hujan sangat mempengaruhi terhadap kandungan biomassa. Murdiyarso et al., 2004 mengemukakan bahwa suhu dan cahaya merupakan faktor lingkungan yang berdampak pada proses biologi tumbuhan dalam pengambilan karbon oleh tanaman melalui proses fotosintesis dan penggunaan karbon dalam aktivitas dekomposer. Selain suhu dan cahaya, besarnya biomassa tumbuhan bawah dalam suatu areal dipengaruhi juga oleh umur dan kerapatan vegetasi, komposisi serta kualitas tempat tumbuh. Meskipun tumbuhan bawah memiliki biomassa ≤ 5 dari biomassa total kgha di atas tanah, namun keberadaannya sangat mempengaruhi total biomassa per hektar dan sangat berpengaruh terhadap pembentukan unsur hara tanah, sehingga keberadaan biomassa tumbuhan bawah tidak dapat diabaikan Brown 1997. Biomassa terbesar kedua dimiliki oleh serasah yaitu sebesar 7.029,77 kgha 38,75, hal tersebut disebabkan karena setelah terjadi gangguan berupa kebakaran hutan biasanya banyak menyisakan limbah pohon berupa serasah. Besarnya kandungan biomassa pada serasah menggambarkan secara tidak langsung CO 2 yang tidak dilepaskan ke udara lewat pembakaran dan hal ini berarti bahwa jumlah karbon tersimpan pada tegakan di areal tersebut berkurang dengan banyaknya kandungan biomassa pada serasah.

5.2.3.3 Kandungan Nekromasa