Model Pendugaan Biomassa dan Karbon

yang ditebang dengan jumlah individu pohon atau jumlah berat dari semua individu pohon dalam suatu unit area tertentu atau jumlah berat dari semua pohon contoh yang digandakan dengan rasio antara Lbds dari semua pohon dalam suatu unit area dengan jumlah Lbds dari semua pohon contoh. 2 Metode Pendugaan tidak langsung a Metode hubungan alometrik Persamaan alometrik dibuat dengan mencari korelasi yang paling baik antara diameter pohon dengan biomassanya. Untuk membuat persamaan alometrik, pohon-pohon yang mewakili sebaran kelas diameter ditebang dan ditimbang. Nilai total biomassa diperoleh dengan menjumlahkan semua berat individu pohon dalam suatu unit area contoh tertentu. b Crop meter Pendugaan biomassa dengan metode ini dilakukan dengan cara menggunakan seperangkat peralatan elektroda listrik yang kedua kutubnya diletakkan di atas permukaan tanah pada jarak tertentu. Biomassa tumbuhan antara dua elektroda dipantau dengan memperhatikan electrical capacitance yang dihasilkan alat tersebut.

2.5 Model Pendugaan Biomassa dan Karbon

Biomassa dan kandungan karbon pohon dapat diduga dengan membuat suatu model penduga. Model biomassa mestimulasikan penyerapan karbon melalui proses fotosintesis dan kehilangan karbon melalui respirasi. Penyerapan karbon bersih akan disimpan dalam organ tumbuhan dalam bentuk biomassa. Fungsi dan model biomassa dipresentasikan melalui persamaan dengan tinggi dan diameter pohon Kusmana 1996 dalam Salim 2005. Sebelum pembuatan model diperlukan parameter-parameter yang mendukung keberadaan model tersebut, yang menjadi kriteria adalah adanya korelasi yang tinggi antara parameter-parameter penciri. Dalam pembuatan model penduga biomassa digunakan satu atau dua peubah bebas diameter setinggi dada, tinggi bebas cabang, tinggi total dan tinggi tajuk dalam bentuk linear dan non linear. Terdapat beberapa persamaan umum model penduga biomassa pohon yang telah dipakai oleh beberapa peneliti antara lain: a. Model dengan satu peubah bebas: W = a D b …… Brown 1997 W = a + bD + cD 2 …….Brown 1997 b. Model dengan dua peubah bebas: W = a D 2 H b …..Ogawa et al. 1965 dalam Salim 2005 W = a + bD 2 H ….Brown 1997 Keterangan: W = Biomassa kering pohon kg D = Diameter pohon setinggi dada cm H = Tinggi m a, b = Konstanta Tabel 3. Perbandingan Model Biomassa yang dihasilkan berdasarkan Koefisien a dan b dari Berbagai Jenis Pohon dan Tipe Hutan Lokasi dan Jenis Pohon Koefisien Alometrik R 2 Sumber a b Batang Hutan Tegakan Mahoni 0.044 2.61 94.50 Adinugroho 2002 Hutan Kerangas 0.068 2.829 98.94 Onrizal 2004 Tegakan Puspa di PT. MHP, Sumsel 0.2621 21.038 98.99 Salim 2005 Hutan Sekunder Bekas terbakar, Kaltim 0.0912 2.22 94.9 Adinugroho 2006 Hutan Sekunder Puspa di Jasinga Bogor Rahma 2008 1. Areal tidak terbakar 0.486 2.08 73.60 2. Areal terbakar 2 kali 0.605 4.34 34.40 Tegakan Acacia crassicarpa, PT. SBAWI Sumsel Limbong 2009 1. Umur 2 tahun 1,468 1,437 85,6 2. Umur 4 tahun 0,007 3,1929 87,8 3. Umur 6 tahun 1,2727 1,6191 84,5 Hutan Gambut Bekas Tebangan, Sumsel 0,158976 2,44672 95,7 Novita 2010 Keterangan: Koefisien dihitung berdasarkan persamaan W = aD b

2.6 Siklus Karbon