Kandungan Nekromasa Kandungan Biomassa .1 Kandungan Biomassa Tegakan di Hutan Gambut Merang Bekas

5.2.3.3 Kandungan Nekromasa

Nekromasa adalah bagian dari tumbuhan yang telah mati. Pada Tabel 17 menunjukkan bahwa yang memiliki nekromasa paling besar adalah pada nekromasa batang yaitu sebesar 58.862,07 kgha 91,45. Hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya terdapat tunggak-tunggak kayu yang ada pada areal petak penelitian sehingga nekromasa pun semakin besar. Tunggak-tunggak kayu yang ada di areal diduga sebagai akibat kegiatan penebangan namun dibiarkan terlantar sehingga dapat menjadi sumber bahan bakar yang potensial dimana apabila ada sumber penyulutan maka akan mudah untuk terbakar. Sebagian besar tunggak-tunggak batang tersebut terdapat tanda-tanda bekas terbakar, hal tersebut terlihat dari bagian tunggak batang yang terbakar berarang berwarna hitam. Besarnya kandungan nekromasa tersebut, mengindikasikan bahwa terjadi penurunan pada jumlah biomassa tersimpan pada tegakan di areal tersebut. Semakin menurunnya jumlah biomassa tersebut akan membawa dampak negatif terhadap kelangsungan ekosistem hutan dan berpengaruh terhadap siklus karbon di atmosfer karena hampir 50 biomassa tumbuhan terdiri dari unsur karbon dan unsur tersebut dapat lepas ke atmosfer Brown 1997. 5.2.4 Kandungan Karbon Terikat 5.2.4.1 Kandungan Karbon Terikat Tegakan di Hutan Gambut Merang Bekas Terbakar Total kandungan karbon terikat tegakan di hutan gambut merang bekas terbakar adalah sebesar 11,82 tonha sedangkan kandungan karbon terikat pada hutan rawa gambut primer virgin forest adalah sebesar 172,16 tonha Perdhana 2009. Kebakaran yang terjadi di hutan gambut dapat menyebabkan terjadi penurunan potensi karbon terikat sebesar 93,13 bila dibandingkan dengan hutan gambut primer Perdhana 2009 sehingga bisa dikatakan tingkat kebakaran yang terjadi dilokasi penelitian dalam intensitas yang tinggi karena banyaknya tegakan yang hilang di hutan gambut. Berdasarkan kandungan karbon terikat bagian pohon batang, cabang, ranting dan daun di atas tanah Tabel 20 menunjukkan bahwa seperti halnya dengan distribusi biomassa bagian pohon bahwa kandungan karbon terikat tertinggi terdapat pada bagian batang yaitu antara 61,25 – 78,32, kemudian diikuti daun berkisar antara 5,73 - 18,81, ranting berkisar antara 8,42 - 12,56 dan paling rendah terdapat pada bagian cabang yaitu berkisar antara 7,38 - 7,66. Tingginya kandungan karbon terikat pada batang karena unsur karbon merupakan bahan organik penyusun dinding sel batang. Selain itu, batang merupakan bagian yang memiliki potensi kandungan biomassa terbesar karena pada bagian tersebut cadangan makanan paling banyak disimpan sehingga memiliki kandungan karbon terikat yang lebih besar pula dibandingkan dengan bagian pohon yang lain cabang, ranting dan daun. Berdasarkan potensi karbon terikat total dari seluruh bagian pohon dapat diketahui bahwa potensi simpanan karbon terikat pada daun merupakan potensi terbesar kedua dimana memiliki simpanan karbon terikat yang lebih besar dibandingkan dengan bagian ranting dan cabang. Namun apabila dilihat berdasarkan kelas diameter terlihat bahwa kandungan karbon terikat terbesar terdapat pada kelas diameter 2 – 10 cm, sedangkan pada kelas 10,01 - 20 cm dan kelas ≥ 20,01 cm memiliki kandungan karbon terikat yang lebih kecil dibandingkan dengan bagian ranting dan cabang. Besarnya kandungan karbon terikat pada kelas diameter 2 – 10 cm diduga karena daun sebagai sumber utama penghasil fotosintat mengalami pertumbuhan yang cepat di awal-awal masa pertumbuhannya serta tegakan lebih dulu mengalami perkembangan pada bagian daun di awal pertumbuhannya sehingga memiliki kandungan karbon terikat yang lebih besar. Hasil perhitungan potensi karbon terikat pada hutan gambut merang bekas terbakar berbanding lurus dengan diameter pohon, semakin besar diameter pohon maka kandungan karbon terikat akan semakin besar pula. Batang merupakan kayu dimana 40 - 45 kayu tersusun oleh selulosa. Selulosa merupakan molekul gula linear yang berantai panjang yang tersusun oleh karbon, sehingga semakin tinggi selulosa maka kandungan karbon akan semakin tinggi. Adanya variasi horizontal mengakibatkan adanya kecenderungan variasi dari kerapatan dan juga komponen kimia penyusun kayu. Makin besar diameter pohon diduga memiliki potensi selulosa dan zat penyusun kayu lainnya akan lebih besar. Faktor tersebut menyebabkan kelas diameter yang lebih besar akan memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi pula. Karbon merupakan suatu unsur yang diserap dari atmosfer melalui proses fotosintesis dan disimpan dalam bentuk biomassa. Tingkat penyerapan karbon di hutan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antaralain iklim, topografi, karakteristik lahan, umur dan kerapatan vegetasi, komposisi jenis serta kualitas tempat tumbuh. Tempat penyimpanan utama karbon adalah terdapat dalam biomassanya termasuk bagian atas yang meliputi batang, cabang, ranting, daun, bunga, dan buah serta bagian bawah yang meliputi akar, bahan organik mati, tanah dan yang tersimpan dalam produk kayu yang nantinya dapat diemisikan untuk produk jangka panjang.

5.2.4.2 Kandungan Karbon Terikat Tumbuhan Bawah dan Serasah