Kandungan karbon terikat terbesar kedua adalah pada serasah yaitu sebesar 1.795,75 kgha 40,99, hal tersebut disebabkan karena setelah terjadi
gangguan berupa kebakaran hutan biasanya banyak menyisakan limbah pohon berupa serasah sehingga kandungan biomassa akan besar begitupula pada
kandungan karbon terikatnya. Besarnya kandungan biomassa pada serasah menggambarkan secara tidak langsung CO
2
yang tidak dilepaskan ke udara lewat pembakaran dan hal ini berarti bahwa jumlah karbon tersimpan pada tegakan di
areal tersebut berkurang.
5.2.4.3 Kandungan Karbon Terikat Nekromasa
Pada Tabel 22 menunjukkan bahwa yang memiliki kandungan karbon terikat terbesar adalah pada nekromasa batang. Hal ini disebabkan produksi
nekromasa batang yang tinggi karena terdapat banyak tunggak-tunggak batang di
areal penelitian sehingga menyebabkan kandungan karbon terikat pun semakin besar. Pengukuran karbon yang masih tersimpan dalam bagian tumbuhan yang
telah mati nekromasa secara tidak langsung menggambarkan CO
2
yang tidak dilepaskan ke udara lewat pembakaran Hairiah dan Rahayu 2007.
Total potensi karbon terikat pada nekromasa lebih besar dibandingkan dengan pada tegakan di atas permukaan tanah yang ada di lokasi penelitian. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah karbon yang tidak dilepaskan ke udara lewat pembakaran adalah sebesar kandungan biomassanya. Adapun total kandungan
biomassa nekromasa batang, cabang dan ranting sebesar
64.366,98
kgha yang berarti bahwa sekitar
64.366,98
kgha tegakan kehilangan biomassanya meski tanpa pembakaran dan hal itu berarti bahwa secara tidak langsung telah
melepaskan CO
2
ke udara tanpa pembakaran dan hal ini berarti pula bahwa jumlah karbon tersimpan pada tegakan di areal tersebut berkurang dengan
banyaknya kandungan biomassa pada nekromasa.
5.2.5 Hubungan antara Kandungan Karbon Terikat dan Biomassa Pohon
Berdasarkan data biomassa serta kandungan karbon terikat pada setiap bagian pohon menunjukkan bahwa hubungan keduanya adalah linear positif, yaitu
kandungan karbon terikat akan meningkat secara linear seiring dengan meningkatnya biomassa pohon. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa
besarnya kandungan karbon terikat pada biomassa pohon di hutan gambut bekas terbakar yang diduga berdasarkan kelas diameter 2
– 10 cm, 10,01 – 20 cm dan ≥ 20,01 cm berkisar antara 16,49
– 17,70. Hal tersebut berbeda dengan pernyataan Brown 1997 yang menyatakan
bahwa 50 dari biomassa adalah karbon. Perbedaan ini diduga karena karbon yang diukur Brown 1997 belum dikurangi dengan kadar abu dan zat terbang.
Sedangkan dalam penelitian ini merupakan karbon terikat yang telah dikurangi kadar abu dan zat terbang. Hal ini dapat didukung oleh penelitian sebelumnya
yang tidak menunjukkan kadar karbon 50 adalah hasil penelitian Hilmi 2003 di lahan mangrove, Indragiri Hilir Riau menunjukkan karbon terikat dari biomassa
berkisar antara 19 – 47, Onrizal 2003 di hutan kerangas Kalimantan Barat
menunjukkan karbon terikat dari biomassa berkisar antara 19 – 27, Yuliana
2005 pada tanaman karet di Bengkulu Utara menunjukkan bahwa karbon terikat dari biomassa pohon berkisar antara 16,63
– 20,96, Ismail 2005 pada tanaman A.mangium di PT. MHP menunjukkan bahwa karbon terikat dari biomassa
berkisar antara 14,38 – 28,44, Salim 2005 pada tanaman Puspa di areal PT.
Musi Hutan Persada Sumatera Selatan bahwa kandungan karbon terikat yang berasal dari biomassa berkisar antara 28,51
– 33,84, Limbong 2009 pada tanaman Acacia crassicarpa PT. SBAWI Sumatera Selatan bahwa kandungan
karbon terikat yang berasal dari biomassa berkisar antara 15,21 – 18,69 dan
Novita 2010 pada hutan gambut bekas tebangan Sumatera Selatan bahwa kandungan karbon terikat yang berasal dari biomassa berkisar antara 13,70
– 22,99 Tabel 25.
Besarnya kandungan karbon terikat dipengaruhi oleh kandungan biomassa, sehingga kadar karbon terikat berkorelasi positif dengan biomassa, dimana
semakin besar potensi biomassa maka semakin besar pula potensi karbon terikat. Hal tersebut disebabkan karena potensi biomassa dapat mempengaruhi besarnya
potensi selulosa, lignin, zat ekstraktif dan hemiselulosa yang nantinya dapat mempengaruhi potensi karbon terikat.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kandungan biomassa dan karbon terikat berdasarkan bagian pohon batang, cabang, ranting dan daun yang terdapat di atas permukaan tanah
memiliki hubungan yang sangat erat dengan menggunakan satu peubah bebas yaitu diameter D. Persamaan alometrik yang dihasilkan untuk menduga
biomassa dan karbon terikat adalah melalui persamaan W
total
= 0,153108 D
2,40
dan C
total
= 0,0302 D
2,35
. Potensi kandungan karbon terikat pada pohon berkaitan erat dengan potensi biomassa dimana hubungan keeratan antara karbon terikat dengan
biomassa dapat ditunjukkan dengan model persamaan C
total
= 0,188799 W
0,980
. Kandungan karbon terikat pada pohon dapat diduga dengan menggunakan
biomassa yaitu sebesar 16,49 - 17,70 dari biomassa pohon. Total biomassa dan karbon terikat di atas permukaan tanah pada hutan gambut merang bekas
terbakar secara berturut-turut adalah 151.650,48 kgha dan 29.105,19 kgha.
6.2 Saran
Model penduga potensi biomassa dan kandungan karbon terikat di hutan gambut merang bekas terbakar yang telah dibentuk dapat digunakan untuk
menduga besarnya potensi biomassa dan kandungan karbon terikat dari hutan gambut bekas terbakar tanpa harus menebang pohonnya yang diharapkan menjadi
bahan masukan bagi berbagai pihak terkait sebagai pertimbangan dalam mengelola hutan gambut untuk mencapai pengelolaan hutan secara lestari.