Saluran Tataniaga 5 Saluran Tataniaga 6

66 No Nama Petani Volume kg Pembeli Harga Rata-rata Rpkg 1. I Depari 2.400 Grosir 2.800 2. M Bangun 16.800 Grosir 2.800 Total 10 persen petani 19.200 20,73 persen dari volume total Petani yang memilih untuk menjual kepada grosir memiliki produksi markisa diatas produksi rata-rata petani responden. Alasan utama petani yang menjual kepada grosir adalah harga jual yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga jual kepada pedagang pengumpul perkoper tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan harga jual kepada pabrik pengolah. Alasan petani tidak menjual ke pabrik pengolah karena lokasi pabrik yang lebih jauh akan menyebabkan biaya transportasi dan risiko pemotongan bobot markisa. Petani menggunakan karung goni sebagai kemasan markisa dan pengangkutan dengan angkutan pedesaan yang mengantarkan markisa hingga ke gudang milik grosir. Sebelum masuk ke gudang grosir markisa terlebih dahulu ditimbang di tukang kilo yang sekaligus berperan sebagai sumber informasi harga markisa yang sedang berlaku di pasar. Setelah masuk ke gudang maka grosir akan melihat kualitas markisa yang dijual petani dan selanjutnya akan terjadi proses tawar- menawar untuk menentukan harga. Kisaran harga berada diantara harga jual petani kepada pedagang pengumpul dan harga jual petani kepada pabrik pengolah. Pembayaran dilakukan secara tunai oleh grosir kepada petani. Proses tataniaga selanjutnya dari grosir ke pabrik pengolah dan dari pabrik pengolah ke toko minuman hingga dari toko minuman ke konsumen sama seperti pada saluran tataniaga dua.

6.2.5. Saluran Tataniaga 5

Saluran tataniaga lima pada dasarnya sama dengan penggabungan dari saluran tataniaga tiga dan saluran tataniaga empat. Saluran tataniaga lima mempunyai proses tataniaga yang sama dengan saluran tataniaga empat mulai dari petani markisa yang menjual langsung kepada grosir atau tanpa melalui pedagang pengumpul perkoper. Proses tataniaga mulai dari tingkat grosir yang menjual kepada pedagang antar kota dan selanjutnya kepada pedagang pengecer hingga kepada konsumen adalah sama seperti pada saluran tataniaga tiga Gambar 6. 67

6.2.6. Saluran Tataniaga 6

Pada saluran tataniaga enam, lembaga tataniaga yang terlibat secara berurutan dimulai dari petani, pedagang pengecer dan konsumen Gambar 7. Gambar 7. Saluran Tataniaga 6 Markisa Ungu Petani yang sering menggunakan saluran ini berjumlah 10 persen dari keseluruhan petani responden dengan volume penjualan 2,59 persen dari total volume penjualan markisa oleh petani responden Tabel 14. Jumlah produksi markisa oleh petani yang menggunakan saluran ini lebih rendah jika dibandingkan dengan produksi rata-rata markisa oleh petani responden. Tabel 14. Volume dan Harga Penjualan Buah Markisa Ungu di Tingkat Petani pada Saluran Tataniaga 6 Selama Tahun 2010 No Nama Petani Volume kg Pembeli Harga Rata-rata Rpkg 1. J Depari 1.440 Pedagang Pengecer 4.000 2 N Karokaro 960 Pedagang Pengecer 4.000 Total 10 persen petani 2.400 2,59 persen dari volume total Petani pada saluran ini membawa hasil panen markisa dalam kemasan karung goni ke pasar Berastagi dengan menggunakan angkutan pedesaan. Setelah tiba di pasar maka petani akan segera menuju ke tukang kilo untuk menimbang bobot markisa yang dimilikinya. Pedagang pengecer buah yang berdagang di pasar buah Berastagi pergi ke pasar Berastagi untuk mencari kualitas buah markisa yang terbaik diantara markisa yang dimiliki oleh para petani. Setelah menemukan buah markisa kualitas terbaik maka terjadi negosiasi harga antara petani dengan pedagang pengecer. Harga yang disepakati pada umumnya lebih tinggi jika dibandingkan harga jual kepada pedagang pengumpul perkoper, grosir maupun pabrik pengolah. Pembayaran dari pedagang pengecer kepada petani dilakukan secara tunai. Pedagang pengecer buah Berastagi selanjutnya meminta tukang sorong untuk mengangkut buah markisa ke lapak atau kios tempat pedagang pengecer 68 berjualan. Pedagang pengecer menjual buah markisa segar kepada konsumen yang berasal dari daerah sekitar Berastagi maupun wisatawan yang berkunjung ke pasar buah Berastagi. Kemasan yang digunakan adalah kantongan plastik dan pembayaran oleh konsumen secara tunai.

6.2.7. Saluran Tataniaga 7