Grosir Analisis Lembaga dan Fungsi Tataniaga

49 a. Fungsi Pertukaran Fungsi pertukaran yang dilakukan berupa fungsi pembelian dan penjualan. Pedagang pengumpul melakukan pembelian langsung kepada petani dimana masing-masing pedagang pengumpul pada umumnya memiliki langganan. Harga pembelian ditentukan dengan kesepakatan setelah proses tawar-menawar dengan petani berdasarkan informasi harga dari tukang kilo. Pembayaran dari pedagang pengumpul kepada petani dilakukan secara tunai. Selanjutnya pedagang pengumpul akan menjual kepada grosir yang berada pada lokasi pasar yang sama. b. Fungsi Fisik Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul berupa pengangkutan dari tempat markisa dibeli ke lokasi grosir. Pengangkutan dilakukan sendiri oleh pedagang pungumpul jika kuantitas markisa yang diangkut relatif ringan yaitu dibawah 20 kg. Jika kuantitas markisa lebih berat dari 20 kg maka pedagang pengumpul akan meminta tukang sorong untuk mengangkut ke lokasi grosir. Biaya tukang sorong Rp 2.000 untuk satu karung goni dengan bobot 40 hingga 50 kg akan ditanggung oleh grosir. c. Fungsi Fasilitas Fungsi fasilitas oleh pedagang pengumpul berupa fungsi pembiayaan dan informasi pasar. Fungsi pembiayaan yang khusus dilakukan pada komoditas markisa hampir tidak ada. Pedagang pengumpul hanya mengeluarkan biaya untuk membayar secara tunai buah markisa yang dibeli dari petani. Biaya lain yang dikeluarkan adalah biaya sewa tenda dan tempat atau lapak tempat pedagang pengumpul menunggu petani yang menjual hasil-hasil pertanian. Satu tenda atau lapak ditempati oleh dua orang pedagang pengumpul dan biaya yang dikeluarkan Rp 21.500minggu. Informasi pasar yang diketahui oleh pedagang pengumpul adalah harga di tingkat grosir sehingga pedagang pengumpul dapat menyampaikan harga yang berlaku kepada tukang kilo. Selanjutnya informasi harga pasar tersebut diketahui petani dari tukang kilo.

6.1.3. Grosir

Grosir kadang-kadang disebut juga sebagai pedagang penyuplai supplyer. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh grosir yakni fungsi pertukaran 50 berupa fungsi pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa pengemasan dan pengangkutan dan fungsi fasilitas berupa fungsi pembiayaan, penyortiran, penanggungan risiko dan informasi pasar. a. Fungsi pertukaran Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh grosir adalah fungsi pembelian dan penjualan. Pembelian oleh grosir berasal dari dua sumber yaitu petani dan pedagang pengumpul. Pembelian yang berasal dari petani merupakan petani markisa yang mempunyai kuantitas atau produksi markisa diatas produksi rata- rata petani markisa. Persentase pembelian langsung dari petani sebesar 27 persen dan dari pedagang pengumpul sebesar 73 persen dari total volume markisa yang dibeli oleh grosir. Harga pembelian grosir kepada petani dan pedagang pengumpul relatif sama yaitu kepada petani Rp 2.800kg dan kepada pedagang pengumpul Rp 2.750kg. Pembayaran kepada petani dan pedagang pengumpul dilakukan secara tunai. Sasaran utama penjualan markisa oleh grosir adalah pabrik pengolah yang menampung sebesar 70 persen volume markisa yang dimiliki grosir dan selebihnya 30 persen dijual kepada pedagang antar kota. b. Fungsi Fisik Fungsi fisik yang dilaksanakan oleh grosir adalah fungsi pengemasan dan pengangkutan. Buah markisa yang dibeli dari berbagai sumber dikumpulkan dan disortir serta dikemas ulang sebelum kemudian dijual kembali. Kemasan yang digunakan adalah karung goni. Fungsi pengangkutan dilakukan untuk mengangkut buah markisa dari tempat pedagang pengumpul ke gudang milik grosir dengan bantuan tukang sorong. Selain itu fungsi pengangkutan juga dilakukan pada saat memindahkan buah markisa dari gudang grosir ke lokasi pabrik pengolah dengan menggunakan mobil pick-up terbuka milik grosir. c. Fungsi Fasilitas Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh grosir adalah fungsi pembiayaan, sortasi, penanggungan risiko dan informasi pasar. Pembiayaan yang dilakukan adalah pengeluaran untuk jasa tukang sorong, gaji karyawan dan biaya operasional lain seperti bensin kendaraan, retribusi dan jasa keamanan. Grosir melakukan sortasi dalam satu tahapan tetapi dengan dua tujuan yaitu memisahkan buah markisa yang layak dijual kembali atau tidak layak dan memisahkan buah 51 markisa kelas A dengan kelas B. Buah markisa kelas A akan dijual kepada pedagang antar kota sementara markisa kelas B akan dijual kepada pabrik pengolah. Fungsi penanggungan risiko yang dihadapi grosir adalah risiko pengembalian buah markisa yang masih tidak layak menurut pabrik pengolah. Buah markisa yang dikembalikan tersebut tidak akan dibayar oleh pabrik pengolah. Grosir mempunyai peranan yang cukup penting dan strategis dalam hal kepemilikan informasi pasar. Grosir mengetahui ketersediaan pasokan markisa di pasar dan berkomunikasi dengan pihak pabrik pengolah mengenai harga beli oleh pabrik pengolah. Selanjutnya grosir akan memberitahukan harga beli oleh grosir kepada pedagang pengumpul dan setelah itu informasi harga dari pedagang pengumpul kepada tukang kilo dan terakhir kepada petani markisa.

6.1.4. Pabrik Pengolah