52 pasir akan menghasilkan 400 mL sirup markisa. Kemasan sirup markisa dengan
menggunakan botol plastik dan kemasan bagian luar dengan menggunakan karton yang mana satu kemasan karton berisi dua botol plastik. Satu botol plastik sirup
markisa mempunyai volume satu liter. Pengangkutan buah segar markisa dari gudang grosir ke lokasi pabrik dengan menggunakan mobil pick-up bak terbuka
sementara pengangkutan sirup markisa dengan menggunakan mobil pick-up bak tertutup milik pabrik pengolah.
c. Fungsi Fasilitas
Fungsi fasilitas yang dilaksanakan oleh pabrik pengolah adalah fungsi sortasi, pembiayaan, penanggungan risiko dan informasi pasar. Buah markisa
yang dibeli dari petani maupun dari grosir disortir untuk memisahkan buah yang layak untuk diolah dan buah yang tidak layak. Pembiayaan yang dilakukan adalah
biaya investasi pendirian pabrik, pembelian bahan baku, pembayaran gaji karyawan, biaya transportasi, biaya iklan, pajak dan biaya operasional lainnya.
Fungsi penanggungan risiko yaitu jika ketersediaan pasokan bahan baku buah markisa segar di pasar menipis sehingga harga bahan baku meningkat. Risiko
kenaikan harga gula pasir putih yang juga menjadi bahan baku menjadi risiko yang dihadapi oleh pabrik pengolah. Selain itu, risiko lain adalah penurunan
penjualan sirup markisa dan kemungkinan penyimpangan oleh karyawan. Pabrik pengolah sangat berperan dalam penentuan informasi pasar khususnya dalam
penentuan informasi harga buah markisa. Melalui komunikasi diantara pabrik pengolah dengan grosir maka pabrik pengolah mengetahui ketersediaan pasokan
buah markisa dan menentukan harga beli oleh pabrik. Berdasarkan harga beli oleh pabrik maka grosir lalu menyampaikan informasi harga beli di tingkat grosir
kepada pedagang pungumpul. Pabrik pengolah juga melakukan iklan produk sirup markisa dengan merek tertentu di media massa dan berupa spanduk atau
baliho di beberapa tempat jalan di pinggir jalan di Kota Kabanjahe, Berastagi dan Medan.
6.1.5. Pedagang Antar Kota
Pedagang antar kota melaksanakan fungsi tataniaga berupa fungsi pertukaran yaitu pembelian dan penjualan dan fungsi fisik berupa pengemasan
53 dan pengangkutan dan fungsi fasilitas berupa pembiayaan, penanggungan risiko
dan informasi pasar. a.
Fungsi Pertukaran Fungsi pertukaran yang dilaksanakan oleh pedagang antar kota adalah
fungsi pembelian dan penjualan. Pembelian pedagang antar kota hanya berasal dari grosir dengan pembayaran secara tunai. Pedagang antar kota membeli buah
markisa kelas A dan membawa ke kota lain untuk dijual kembali. Penjualan di kota tujuan dengan mendistribusikan kepada pedagang pengecer buah yang
menjadi langganan dari pedagang antar kota. b.
Fungsi Fisik Pedagang antar kota melakukan fungsi fisik berupa fungsi pengemasan
dan pengangkutan. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan karung goni atau keranjang bambu yang dialasi dengan daun pisang. Pengangkutan ke kota
lain dengan menggunakan mobil pick-up tertutup milik pedagang antar kota. c.
Fungsi Fasilitas Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang antar kota adalah
pembiayaan, penanggungan risiko dan informasi pasar. Pembiayaan yang dilakukan berupa pembayaran pembelian buah markisa, biaya kemasan dan biaya
transportasi serta modal yang tertahan karena pedagang pengecer tidak segera membayar buah markisa. Pedagang antar kota menghadapi risiko berupa
kerusakan buah selama pengangkutan dan kemungkinan keterlambatan pembayaran oleh pedagang pengecer. Informasi pasar diketahui dari grosir dan
informasi mengenai permintaan buah markisa berasal dari pedagang pengecer.
6.1.6. Pedagang Pengecer
Pedagang pengecer dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pedagang pengecer yang terdapat di Kabupaten Karo dan pedagang pengecer di
kota lain di Sumatera Utara yang menjual buah markisa segar. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengecer adalah fungsi pertukaran berupa fungsi
pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan dan fungsi fasilitas berupa pembiayaan, penanggungan risiko dan
informasi pasar. a.
Fungsi Pertukaran
54 Fungsi pertukaran yang dilakukan pedagang pengecer adalah fungsi
pembelian dan penjualan. Pembelian pedagang pengecer di Kabupaten Karo berasal dari petani sedangkan pembelian pedagang pengecer di kota lain Sumatera
Utara berasal dari pedagang antar kota. Pedagang pengecer di Kabupaten Karo menjual kepada konsumen setempat dan wisatawan sedangkan pedagang pengecer
di kota lain menjual kepada konsumen di daerah itu. b.
Fungsi Fisik Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengecer adalah fungsi
pengemasan dan penyimpanan. Khusus pedagang pengecer di Kabupaten Karo melakukan fungsi pengangkutan dari pasar tempat markisa dibeli hingga tempat
berjualan. Kemasan yang digunakan sewaktu menjual kepada konsumen adalah kantongan plastik. Penyimpanan dilakukan di lapak milik pengecer sekitar
seminggu hingga markisa hampir habis terjual dan pembelian baru dilakukan. c.
Fungsi fasilitas Pedagang pengecer melakukan fungsi fasilitas berupa fungsi pembiayaan,
penanggungan risiko dan informasi pasar. Fungsi pembiayaan dilaksanakan sewaktu menyewa tempat berjualan, pembayaran pembelian buah markisa, biaya
transportasi, biaya kemasan, biaya penyimpanan dan biaya retribusi. Risiko yang akan ditanggung oleh pedagang pengecer adalah penyusutan bobot dan kerusakan
buah markisa jika semakin lama tidak dibeli oleh konsumen. Informasi pasar yang dimiliki oleh pedagang pengecer diperoleh dari konsumen berupa selera
konsumen dan dari pedagang antar kota berupa informasi harga dan jumlah pasokan.
6.1.7. Toko Minuman