Perilaku Pabrik Pengolah dan Toko Minuman Perilaku Pedagang Antar Kota dan Pedagang Pengecer

77 dan harga markisa di pasar. Jika pasokan markisa terbatas dan harga meningkat maka grosir akan berkomunikasi dengan pabrik pengolah untuk memutuskan apakah melakukan pembelian markisa atau tidak. Pabrik pengolah melakukan pembelian atau tidak dengan pertimbangan persediaan cadangan markisa di gudang atau sengaja menunda pembelian dengan harapan harga buah markisa akan menurun. Cara pembayaran dari pabrik pengolah kepada grosir sesuai dengan kesepakatan yaitu dapat secara tunai atau dibayar bertahap dalam waktu dua minggu. Komunikasi yang terjalin antara grosir dengan pabrik pengolah melalui telepon seluler. Mekanisme penentuan harga sangat dipengaruhi oleh pabrik pengolah dan ketersediaan buah markisa yang diproduksi oleh para petani. Pabrik pengolah yang menampung hingga 73,29 persen volume yang dihasilkan oleh petani dan memiliki informasi pasar yang lengkap merupakan lembaga tataniaga yang menjadi price maker. Selain itu, struktur pasar yang dihadapi oleh pabrik pengolah ketika membeli bahan baku buah markisa adalah cenderung monopsoni. Oleh karena itu, petani yang memiliki keterbatasan dalam hal informasi pasar dan alternatif tujuan pemasaran memiliki daya tawar bargaining power yang rendah. Petani markisa ungu juga menghadapi fluktuasi harga jual. Petani markisa ungu dapat meningkatkan daya tawar jika para petani markisa bergabung membentuk kelompok tani atau koperasi yang berperan sebagai lembaga tataniaga. Koperasi dapat bernegosiasi dengan pabrik pengolah dalam menentukan harga buah markisa dan membuat kontrak yang menjamin kestabilan harga jual oleh petani. Pabrik pengolah akan mendapat manfaat berupa kepastian ketersediaan bahan baku buah markisa.

6.4.3. Perilaku Pabrik Pengolah dan Toko Minuman

Praktek pembelian buah markisa terhadap petani berlangsung di gudang pabrik pengolah sedangkan pembelian dari grosir dapat berlangsung di gudang pabrik pengolah atau gudang milik grosir. Harga buah markisa ditentukan oleh pabrik pengolah. Pembelian buah markisa kepada petani menggunakan faktor koreksi hingga lima persen dari bobot markisa milik petani jika menemukan buah yang kurang baik. Potongan bobot sebesar faktor koreksi tersebut tidak dihitung dalam pembayaran buah markisa kepada petani. Markisa yang dibeli dari grosir 78 akan disortir oleh pabrik pengolah dan buah markisa yang tidak layak akan dikembalikan kepada grosir dan tidak dihitung dalam pembayaran. Praktek penjualan dan pembelian sirup markisa antara pabrik pengolah dengan toko minuman berlangsung di toko minuman. Harga sirup markisa ditentukan oleh pabrik pengolah dan toko minuman mempunyai kebebasan dalam menentukan harga sewaktu menjual kepada konsumen. Pembayaran oleh toko minuman kepada pabrik pengolah dengan tunai atau pembayaran sebesar 50 persen sewaktu pembelian dan 50 persen berikutnya dibayar dalam tempo satu bulan. Pemesanan sirup markisa oleh toko minuman kepada pabrik pengolah dengan menggunakan telepon. Kerjasama yang terjadi antara pabrik pengolah dengan toko minuman dalam hal periklanan yaitu spanduk merek sirup markisa pabrik pengolah dipasang di bagian depan toko minuman dengan biaya dari pabrik pengolah.

6.4.4. Perilaku Pedagang Antar Kota dan Pedagang Pengecer

Praktek pembelian dan penjualan buah markisa antara pedagang antar kota dengan pedagang pengecer berlangsung di lapak atau kios pedagang pengecer. Pembelian dilakukan oleh pedagang pengecer berdasarkan jumlah persediaan dan penjualan buah markisa. Harga ditentukan oleh pedagang antar kota dan pembayaran oleh pedagang pengecer secara tunai atau bertahap sesuai dengan kesepakatan. Kerjasama yang terjalin adalah pedagang pengecer menjadi langganan pedagang antar kota. Pedagang pengecer kemudian menjual buah markisa kepada konsumen dengan harga yang ditetapkan oleh pedagang pengecer. Praktek pembelian dan penjualan antara pedagang pengecer dengan konsumen berlangsung di lapak atau kios pedagang pengecer. Harga yang ditetapkan oleh pedagang pengecer memperhatikan harga jual oleh pedagang pengecer yang lain sehingga harga di tingkat pedagang pengecer relatif sama. Selain itu, harga jual di tingkat pedagang pengecer relatif sama karena setiap pedagang pengecer membeli dengan harga pembelian yang sama dari pedagang antar kota dan biaya pemasaran yang relatif sama. Pembayaran dari konsumen sebagai pembeli kepada pedagang pengecer dilakukan secara tunai.

6.5. Analisis Keragaan Pasar