Efisiensi Tataniaga Kerangka Teoritis 1. Pengertian Tataniaga

25 100 Pr x Pf Fsi  Farmer’s share mempunyai nilai yang relatif lebih rendah jika harga di tingkat konsumen akhir relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga yang diterima oleh petani. Sebaliknya, farmer’s share mempunyai nilai yang relatif lebih tinggi jika harga di tingkat konsumen akhir tidak terpaut jauh jika dibandingkan dengan harga yang diterima oleh petani. Keterangan: Pr : Harga di tingkat pengecer Pf : Harga di tingkat petani Sr : Supply di tingkat pengecer Sf : Supply di tingkat petani Dr : Demand di tingkat pengecer Df : Demand di tingkat petani Qr.f : Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan pengecer Gambar 1. Konsep Marjin Tataniaga Sumber: Hammond dan Dahl 1977

3.1.7. Efisiensi Tataniaga

Tataniaga yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu sistem tataniaga. Efisiensi tataniaga dapat tercapai jika sistem tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat yaitu produsen, konsumen akhir dan lembaga-lembaga tataniaga. Namun ukuran untuk Sr Sf Dr Df Q Qr.f O P Pr M Pf Biaya Pemasaran returns to factors : - GajiUpah - Bunga - Sewa - Keuntungan Marketing charges returns to institutions: - Pengumpul - Grosir - Pengecer - Pengolah 26 menentukan ukuran kepuasan tersebut adalah sulit dan sangat relatif. Oleh karena itu, indikator efisiensi yang sering digunakan adalah efisiensi operasional teknik dan efisiensi harga Kohls dan Uhl 2002; Raju dan Open, dalam Asmarantaka 2009. Soekartawi 2002 menyatakan bahwa konsep efisiensi tataniaga sangat luas dan tampaknya belum ada definisi yang pasti dari efisiensi tataniaga. Rashid dan Chaudry 1973 dalam Soekartawi 2002 menyadari sulitnya mengukur efisiensi tataniaga sehingga mengajukan preposisi bahwa efisiensi tataniaga terdiri dari efisiensi teknis dan ekonomi. Beberapa faktor yang menyatakan kegiatan tataniaga dikatakan efisien apabila biaya tataniaga dapat dihemat sehingga keuntungan tataniaga dapat lebih tinggi, persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi, tersedianya fasilitas fisik tataniaga dan adanya kompetisi pasar yang sehat. Efisiensi operasional teknis berhubungan dengan penanganan aktivitas- aktivitas yang dapat meningkatkan rasio dari output-input tataniaga. Input adalah biaya berupa beragam sumberdaya yang digunakan dalam melakukan fungsi- fungsi tataniaga. Output adalah kepuasan konsumen benefits terhadap barang dan jasa yang berhubungan dengan kegunaan waktu, bentuk, tempat dan kepemilikan. Biaya tataniaga secara sederhana adalah jumlah dari semua harga sumber daya yang dipergunakan dalam proses tataniaga. Efisiensi operasional dapat terjadi karena perbaikan dalam cara operasi karena penemuan metode baru atau teknologi baru. Efisiensi operasional dapat dicapai pada tiga kondisi yaitu: 1 Menurunkan biaya input tanpa menurunkan manfaatkepuasan konsumen. 2 Meningkatkan kegunaan output tanpa meningkatkan biaya input. 3 Meningkatkan output dengan meningkatkan biaya input dengan catatan peningkatan output masih lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan biaya input. Dalam kenyataan di lapang, untuk mengetahui besaran indikator efisiensi operasional teknik, banyak peneliti menggunakan analisis marjin tataniaga marketing margin atau sebaran harga antara harga di tingkat petani dengan di tingkat eceran farm-retail price spread. Fokus dalam analisis ini adalah kajian biaya-biaya tataniaga dan kegiatan produktif fungsi-fungsi dan lembaga 27 tataniaga mulai dari petani hingga ke konsumen akhir. Efisiensi operasional menurut Asmarantaka 2009 lebih tepat menggunakan rasio antara keuntungan R dengan biaya C karena pembanding opportunity cost dari biaya adalah keuntungan sehingga indikatornya adalah RC dan nilainya harus positif. Jika penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya merata pada setiap lembaga tataniaga, maka secara teknis saluran tataniaga tersebut semakin efisien. Rasio keuntungan terhadap biaya pada masing-masing lembaga tataniaga dapat dirumuskan sebagai berikut: Rasio keuntunganbiaya RC = Ci i R Keterangan : Ri : keuntungan lembaga tataniaga ke-i Ci : biaya pemasaran lembaga tataniaga ke-i Berdasarkan struktur pasar maka pasar persaingan sempurna secara norma merupakan pasar yang efisien sedangkan monopoli merupakan pasar yang tidak efisien. Namun pasar persaingan sempurna maupun monopoli secara aktual sulit atau tidak ditemukan sehingga digunakan efisiensi relatif dimana sistem pasar yang mendekati karakteristik pasar persaingan sempurna kompetitif adalah efisien dan struktur pasar yang mendekati karakteristik monopoli adalah tidak efisien. Efisiensi harga menekankan kemampuan dari sistem tataniaga yang sesuai dengan keinginan konsumen. Sasaran dari efisiensi harga adalah efisiensi alokasi sumberdaya dan maksimum output ekonomi. Efisiensi harga dapat tercapai apabila masing-masing pihak yang terlibat responsif terhadap harga yang berlaku. Efisiensi harga dapat dianalisis melalui ada atau tidaknya keterpaduan pasar integrasi antara pasar acuan dengan pasar pengikutnya Asmarantaka 2009. Beberapa aktivitas seperti peningkatan informasi pasar, pemberian label, grading dan standarisasi dapat meningkatkan efisiensi harga. Dalam beberapa keadaan peningkatan dalam efisiensi operasional dapat menurunkan efisiensi harga atau sebaliknya. Namun hal tersebut tidak perlu dipertentangkan karena yang menjadi perhatian utama adalah tersedianya pilihan bagi konsumen dan harga yang merefleksikan biaya Kohls dan Uhl 2002. 28

3.2. Kerangka Operasional