31
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
secara sengaja purposive karena Kabupaten Karo merupakan sentra utama penghasil markisa di Provinsi Sumatera Utara. Desa Seberaya dipilih karena
merupakan salah satu desa sentra penghasil markisa di Kabupaten Karo. Penelitian juga dilakukan terhadap pedagang yang ada di Pasar Kecamatan
Tigapanah, Pasar Bawah Berastagi, Pasar Buah Berastagi, Pasar Sentral Medan, pabrik pengolah markisa di Berastagi, cafe dan toko minuman. Penelitian di
lapangan dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Januari 2011.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung observasi,
wawancara disertai pengisian kuesioner dengan para petani dan lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat. Data primer yang diperoleh dari responden mencakup
aktivitas yang dilakukan, biaya-biaya yang dikeluarkan, harga beli dan harga jual. Data sekunder diperoleh dari tinjauan pustaka dan berbagai referensi
pendukung serta penelitian terdahulu yang berkaitan erat dengan penelitian ini. Data sekunder berupa data produksi, luas lahan dan produktivitas diperoleh dari
Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Direktorat Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Penyuluh Pertanian Kecamatan
Tigapanah dan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.
4.3. Metode Pengambilan Responden
Pemilihan petani markisa ungu yang dijadikan sebagai responden dilakukan secara sengaja purposive. Petani responden ditentukan menurut luas
penguasaan lahan yaitu 10 orang petani responden dengan luas lahan sempit yaitu kurang dari atau sama dengan 0,5 hektar dan memiliki maksimal 200 pohon
markisa dan 10 orang petani responden dengan luas lahan lebih dari 0,5 hektar dan memiliki pohon markisa lebih dari 200 pohon. Petani markisa ungu yang
dijadikan responden merupakan petani markisa yang sudah berpengalaman
32 mengusahakan markisa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir walapun tidak secara
terus-menerus. Karakteristik petani markisa ungu di Desa Seberaya dengan luas lahan lebih sempit dan pohon markisa lebih sedikit akan menghasilkan jumlah
produksi markisa yang berbeda dengan petani yang memiliki lahan lebih luas dan pohon markisa lebih banyak. Perbedaan jumlah produksi oleh petani markisa
kemungkinan akan menyebabkan pola saluran tataniaga yang berbeda. Namun para petani markisa pada umumnya mempunyai kesamaan dalam hal sumber
pembelian input usahatani dan kesuburan lahan. Petani markisa yang dipilih menjadi petani responden dengan bantuan petugas penyuluh pertanian Kecamatan
Tigapanah. Dengan cara tersebut, maka petani responden yang dipilih diasumsikan sudah dapat mewakili populasi petani markisa di Desa Seberaya
secara khusus dan Kabupaten Karo secara umum. Penentuan responden terhadap lembaga tataniaga markisa ungu dilakukan
dengan metode snowball sampling yaitu dengan cara mengikuti saluran tataniaga yang dilalui mulai dari petani responden 20 orang hingga ke konsumen akhir.
Jumlah lembaga tataniaga yang diwawancarai berdasarkan kondisi yang ada di lapangan.
4.4. Metode Analisis Data