Pedagang Pengumpul Perkoper Analisis Lembaga dan Fungsi Tataniaga

48 di bagian bawah kemasan lalu ditutupi dengan buah berukuran besar. Tujuan petani yang melakukan cara tersebut yaitu untuk mempermudah sewaktu menawarkan atau menjual dan mendapatkan harga yang lebih baik. Fungsi pembiayaan yang dilakukan oleh petani adalah penyediaan modal untuk kegiatan produksi dan pemasaran. Biaya produksi yang dikeluarkan petani digunakan untuk pembayaran upah tenaga kerja dan penyediaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida, insektisida, pucuk pohon bambu dan alat-alat pertanian. Biaya pemasaran yang ditanggung oleh petani adalah biaya tenaga kerja, biaya kemasan berupa karung goni dan biaya transportasi. Petani yang menjual markisa ke pasar kecamatan akan membayar biaya penimbangan kepada tukang kilo. Rata-rata setiap petani responden yang menjual buah markisa ungu kepada pabrik pengolah menanggung biaya pemasaran Rp 290kg, kepada pedagang pengumpul Rp 160kg, kepada grosir Rp 200kg, kepada pedagang pengecer Rp 310kg dan kepada café minuman Rp 600kg. Fungsi penanggungan risiko yang dihadapi petani yaitu risiko penurunan harga dan kerusakan buah atau pemotongan bobot markisa oleh pabrik pengolah dan pedagang pengecer karena menilai kualitas buah markisa kurang baik. Pemotongan bobot markisa bervariasi mulai dari satu hingga lima persen dari total bobot markisa yang dijual oleh petani. Risiko yang dihadapi oleh petani tersebut akan mengurangi pendapatan yang diterima dari hasil perjualan buah markisa. Informasi pasar yang dimiliki oleh petani masih terbatas hanya pada persediaan pasokan markisa di kebun yang dimilikinya sementara untuk informasi harga jual buah markisa petani masih sangat bergantung kepada tukang kilo. Petani juga bertukar informasi dengan pembeli buah markisa dan diantara sesama petani markisa.

6.1.2. Pedagang Pengumpul Perkoper

Pedagang pengumpul perkoper merupakan lembaga tataniaga yang paling sering berhubungan dengan petani markisa. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengumpul meliputi fungsi pertukaran berupa fungsi pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa pengangkutan dan fungsi fasilitas berupa pembiayaan dan informasi pasar. 49 a. Fungsi Pertukaran Fungsi pertukaran yang dilakukan berupa fungsi pembelian dan penjualan. Pedagang pengumpul melakukan pembelian langsung kepada petani dimana masing-masing pedagang pengumpul pada umumnya memiliki langganan. Harga pembelian ditentukan dengan kesepakatan setelah proses tawar-menawar dengan petani berdasarkan informasi harga dari tukang kilo. Pembayaran dari pedagang pengumpul kepada petani dilakukan secara tunai. Selanjutnya pedagang pengumpul akan menjual kepada grosir yang berada pada lokasi pasar yang sama. b. Fungsi Fisik Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul berupa pengangkutan dari tempat markisa dibeli ke lokasi grosir. Pengangkutan dilakukan sendiri oleh pedagang pungumpul jika kuantitas markisa yang diangkut relatif ringan yaitu dibawah 20 kg. Jika kuantitas markisa lebih berat dari 20 kg maka pedagang pengumpul akan meminta tukang sorong untuk mengangkut ke lokasi grosir. Biaya tukang sorong Rp 2.000 untuk satu karung goni dengan bobot 40 hingga 50 kg akan ditanggung oleh grosir. c. Fungsi Fasilitas Fungsi fasilitas oleh pedagang pengumpul berupa fungsi pembiayaan dan informasi pasar. Fungsi pembiayaan yang khusus dilakukan pada komoditas markisa hampir tidak ada. Pedagang pengumpul hanya mengeluarkan biaya untuk membayar secara tunai buah markisa yang dibeli dari petani. Biaya lain yang dikeluarkan adalah biaya sewa tenda dan tempat atau lapak tempat pedagang pengumpul menunggu petani yang menjual hasil-hasil pertanian. Satu tenda atau lapak ditempati oleh dua orang pedagang pengumpul dan biaya yang dikeluarkan Rp 21.500minggu. Informasi pasar yang diketahui oleh pedagang pengumpul adalah harga di tingkat grosir sehingga pedagang pengumpul dapat menyampaikan harga yang berlaku kepada tukang kilo. Selanjutnya informasi harga pasar tersebut diketahui petani dari tukang kilo.

6.1.3. Grosir