79 Keragaan pasar dapat diperhatikan pada tiga aspek utama yaitu marjin
tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan dan biaya dan volume yang dapat
ditampung.
6.5.1. Analisis Marjin Tataniaga
Analisis marjin tataniaga bermanfaat dalam menentukan tingkat efisiensi tataniaga markisa. Marjin tataniaga merupakan selisih harga jual dengan harga
beli pada setiap lembaga tataniaga. Total marjin tataniaga adalah selisih harga beli oleh konsumen akhir dengan harga jual oleh produsen yaitu petani markisa.
Marjin tataniaga terdiri dari dua komponen yaitu biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran. Marjin tataniaga juga dapat diartikan sebagai imbalan jasa yang
diterima oleh lembaga tataniaga yang terlibat dalam mendistribusikan komoditas hingga dapat dinikmati oleh konsumen akhir. Biaya tataniaga buah markisa
terdiri dari biaya panen, kemasan, pengangkutan, penyimpanan, penyusutan, timbangan, bongkar muat, tenaga kerja, sewa tempat, retribusi, kebersihan dan
keamanan. Biaya lain pada tataniaga markisa olahan yaitu dalam bentuk jus dan sirup markisa terdiri dari biaya bahan campuran, investasi, iklan dan pajak
perusahaan. Perincian biaya-biaya pemasaran dan pengolahan yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga tataniaga dapat diperhatikan pada Lampiran 2.
a. Marjin Tataniaga Pada Saluran Tataniaga 1
Saluran tataniaga satu melibatkan petani, pabrik pengolah, toko minuman dan konsumen. Produk yang dijual kepada konsumen akhir adalah sirup markisa.
Petani responden pada saluran ini sebanyak dua orang 10 persen dengan volume penjualan 19,43 persen dari total volume penjualan. Petani menjual buah markisa
kepada pabrik pengolah dengan harga rata-rata Rp 3.000kg dan mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp 290kg. Pabrik pengolah menggunakan bahan baku
buah markisa dengan bobot lima kilogram untuk menghasilkan satu liter sari buah markisa yang kemudian dicampur dengan dua kilogram gula pasir untuk
menghasilkan dua liter sirup markisa. Jadi, bahan baku berupa satu kilogram buah markisa akan menghasilkan produk akhir berupa sirup markisa sebanyak 0,4
liter. Biaya lain yang dikeluarkan oleh pabrik pengolah sirup markisa adalah biaya bahan campuran, biaya investasi, upah tenaga kerja, biaya kemasan dan
80 biaya operasional lainnya. Pabrik pengolah mengeluarkan biaya pengolahan dan
pemasaran sebesar Rp 7.230kg 45,19 persen dan menikmati keuntungan sebesar Rp 3.770kg 23,56 persen. Toko minuman mengeluarkan biaya pemasaran Rp
700kg 4,38 persen dan memperoleh keuntungan Rp 1.300kg 12,50 persen. Harga pembelian sirup markisa oleh konsumen akhir adalah Rp 40.000liter sirup
setelah dikonversi dari pengolahan lima kilogram buah markisa. Pada saluran tataniaga satu, total marjin tataniaga Rp 13.000kg 81,25 persen yang terdiri dari
total biaya pemasaran Rp 7.930kg 49,56 persen dan total keuntungan Rp 5.070 31,69 persen. Biaya pemasaran, keuntungan, marjin tataniaga, harga beli dan
harga jual markisa setiap lembaga tataniaga pada saluran tataniaga satu dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15.
Biaya Pemasaran, Keuntungan, Marjin Tataniaga, Harga Beli dan Harga Jual Markisa pada Saluran Tataniaga 1
Petani Rpkg
Persen Rpkg
Persen Harga Jual 1 kg buah markisa
3.000,00 18,75
Biaya pengemasan 40,00
0,25 Biaya pengangkutan
100,00 0,62
Biaya pengusutan 150,00
0,93 Biaya Pemasaran
290,00 1,81
Pabrik Pengolah Harga Beli
3.000,00 18,75
Biaya campuran
dan pengolahan
4.490,00 28,06
Biaya kemasan 1.300,00
8,12 Biaya operasional pabrik
1.440,00 9,00
Biaya Pemasaran 7.230,00
45,19 Keuntungan
3.770,00 23,56
Marjin tataniaga 11.000,00
68,75 Harga Jual
14.000,00 87,50
Toko minuman Harga Beli
14.000,00 87,50
Biaya penyimpanan 200,00
1,25 Biaya retribusi
100,00 0,62
Biaya sewa tempat 200,00
1,25 Biaya tenaga kerja
200,00 1,25
Biaya Pemasaran 700,00
4,38 Keuntungan
1.300,00 8,13
Marjin tataniaga 2.000,00
12,50 Harga Jual 0,4 L sirup
markisa 16.000,00
100,00
81 Total Biaya Pemasaran
7.930,00 49,56
Total Keuntungan 5.070,00
31,69 Total Marjin
13.000,00 81,25
b. Marjin Tataniaga Pada Saluran Tataniaga 2
Saluran tataniaga dua melibatkan petani, pedagang pengumpul, grosir, pabrik pengolah dan toko minuman. Produk yang dijual kepada konsumen akhir
adalah sirup markisa. Petani responden pada saluran ini sebanyak 13 orang 65 persen dengan volume penjualan 56,22 persen dari total volume penjualan.
Petani menjual buah markisa kepada pedagang pengumpul dengan harga rata-rata Rp 2.500kg dan menanggung biaya pemasaran sebesar Rp 160kg. Saluran
tataniaga dua mempunyai marjin total sebesar Rp 13.500kg 84,38 persen dengan biaya pemasaran Rp 8.210kg 51,31 persen dan keuntungan Rp 5.290kg
33,06 persen. Biaya pemasaran, keuntungan, marjin tataniaga, harga beli dan harga jual markisa setiap lembaga tataniaga pada saluran tataniaga dua dapat
dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Biaya Pemasaran, Keuntungan, Marjin Tataniaga, Harga Beli dan
Harga Jual Markisa pada Saluran Tataniaga 2
Petani Rpkg
Persen Rpkg
Persen Harga Jual 1 kg buah markisa
2.500,00 15,63
Biaya pengemasan 40,00
0,25 Biaya penimbangan
40,00 0,25
Biaya pengangkutan 60,00
0,37 Biaya bongkar muat
20,00 0,12
Biaya Pemasaran 160,00
1,00 Pedagang Pengumpul
Harga Beli 2.500,00
15,63 Biaya sewa tempat
20,00 0,12
Biaya retribusi dan kebersihan 20,00
0,12 Biaya Pemasaran
40,00 0,25
Keuntungan 210,00
1,31 Marjin tataniaga
250,00 1,56
Harga Jual 2.750,00
17,19 Grosir
Harga Beli 2.750,00
17,19 Biaya pengangkutan sorong
20,00 0,12
Biaya pengangkutan 40,00
0,25 Biaya pengemasan
30,00 0,18
Biaya sortasi 20,00
0,12 Biaya gudang
20,00 0,12
Biaya penyusutan 60,00
0,37 Biaya Pemasaran
190,00 1,19
Keuntungan 160,00
1,00 Marjin tataniaga
350,00 2,19
Harga Jual 3.100,00
19,38
82
Pabrik Pengolah Harga Beli
3.100,00 19,38
Biaya campuran dan pengolahan 4.540,00
28,37 Biaya kemasan
1.300,00 8,12
Biaya operasional pabrik 1.440,00
9,00 Biaya Pemasaran
7.280,00 45,50
Keuntungan 3.620,00
22,63 Marjin tataniaga
10.900,00 68,13
Harga Jual 14.000,00
87,50 Toko Minuman
Harga Beli 14.000,00
87,50 Biaya penyimpanan
200,00 1,25
Biaya retribusi 100,00
0,62 Biaya sewa tempat
200,00 1,25
Biaya tenaga kerja 200,00
1,25 Biaya Pemasaran
700,00 4,38
Keuntungan 1.300,00
8,13 Marjin Total
2.000,00 12,50
Harga Jual 0,4L sirup markisa 16.000,00
100,00 Total Biaya Pemasaran
8.210,00 51,31
Total Keuntungan 5.290,00
33,06 Total Marjin Tataniaga
13.500,00 84,38
c.
Marjin Tataniaga Pada Saluran Tataniaga 3 Saluran tataniaga tiga melibatkan petani, pedagang pengumpul, grosir,
pedagang antar kota dan pedagang pengecer. Produk akhir yang dijual kepada konsumen berupa buah markisa segar. Petani responden pada saluran ini
sebanyak 13 orang 65 persen dengan volume penjualan 56,22 persen dari total volume penjualan. Petani menjual buah markisa ungu kepada pedagang
pengumpul dengan harga rata-rata Rp 2.500kg dengan biaya pemasaran yang dikeluarkan Rp 160kg. Pedagang pengumpul mengeluarkan biaya pemasaran Rp
40kg 0,25 persen dan mendapat keuntungan Rp 210kg 1,31 persen. Grosir menanggung biaya pemasaran Rp 90kg 1,38 persen dan mendapat keuntungan
terbesar yaitu Rp 1.160kg 17,85 persen. Pedagang antar kota mengeluarkan biaya pemasaran Rp 490kg 7,54 persen dan menikmati keuntungan Rp 510kg
7,85 persen. Pedagang pengecer menjual buah markisa kepada konsumen dengan harga Rp 6.500kg dan mengeluarkan biaya pemasaran terbesar yaitu Rp
460kg 7,08 persen dan memperoleh keuntungan Rp 1.040kg 16 persen. Marjin total pada saluran ini Rp 4.000kg 61,54 persen dengan biaya pemasaran
Rp 1.080 16,62 persen dan keuntungan Rp 2.920 44,92 persen. Biaya
83 pemasaran, keuntungan, marjin tataniaga, harga beli dan harga jual markisa setiap
lembaga tataniaga pada saluran tataniaga tiga dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Biaya Pemasaran, Keuntungan, Marjin Tataniaga, Harga Beli dan
Harga Jual Markisa pada Saluran Tataniaga 3
Petani Rpkg
Persen Rpkg
Persen Harga Jual
2.500,00 38,46
Biaya pengemasan 40,00
0,61 Biaya penimbangan
40,00 0,61
Biaya pengangkutan 60,00
0,92 Biaya bongkar muat
20,00 0,30
Biaya Pemasaran 160,00
2,46 Pedagang Pengumpul
Harga Beli 2.500,00
38,46 Biaya sewa tempat
20,00 0,30
Biaya retribusi dan kebersihan 20,00
0,30 Biaya Pemasaran
40,00 0,62
Keuntungan 210,00
3,23 Marjin tataniaga
250,00 3,85
Harga Jual 2.750,00
42,31 Grosir
Harga Beli 2.750,00
42,31 Biaya pengangkutan sorong
20,00 0,30
Biaya pengemasan 30,00
0,46 Biaya sortasi
20,00 0,30
Biaya gudang 20,00
0,30 Biaya Pemasaran
90,00 1,38
Keuntungan 1.160,00
17,85 Marjin tataniaga
1.250,00 19,23
Harga Jual 4.000,00
61,54 Pedagang Antar Kota
Harga Beli 4.000,00
61,54 Biaya transportasi
250,00 3,84
Biaya bongkar muat 40,00
0,61 Biaya penyusutan
200,00 3,07
Biaya Pemasaran 490,00
7,54 Keuntungan
510,00 7,85
Marjin tataniaga 1.000,00
15,38 Harga Jual
5.000,00 76,92
Pedagang Pengecer Luar Kota Harga Beli
5.000,00 76,92
Biaya kemasan 200,00
3,07 Biaya retribusi
20,00 0,30
Biaya penyusutan 200,00
3,07 Biaya kebersihan dan keamanan
40,00 0,61
Biaya Pemasaran 460,00
7,08 Keuntungan
1.040,00 16,00
Marjin tataniaga 1.500,00
23,08 Harga Jual
6.500,00 100,00
Total Biaya Pemasaran 1.080,00
16,62 Total Keuntungan
2.920,00 44,92
Total Marjin 4.000,00
61,54
84 d.
Marjin Tataniaga Pada Saluran Tataniaga 4 Saluran tataniaga empat melibatkan petani, grosir, pabrik pengolah dan
toko minuman. Produk yang dijual kepada konsumen akhir adalah sirup markisa. Saluran tataniaga dua mempunyai marjin total sebesar Rp 13.200kg 82,50
persen dengan biaya pemasaran Rp 8.170kg 51,06 persen dan keuntungan Rp 5.030kg 31,44 persen. Biaya pemasaran, keuntungan, marjin tataniaga, harga
beli dan harga jual markisa setiap lembaga tataniaga pada saluran tataniaga empat dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Biaya Pemasaran, Keuntungan, Marjin Tataniaga, Harga Beli dan
Harga Jual Markisa pada Saluran Tataniaga 4
Petani Rpkg
Persen Rpkg
Persen Harga Jual 1 kg buah markisa
2.800,00 17,50
Biaya pengemasan 40,00
0,25 Biaya penimbangan
40,00 0,25
Biaya pengangkutan 60,00
0,37 Biaya bongkar muat
20,00 0,12
Biaya pengangkutan sorong 40,00
0,25 Biaya Pemasaran
200,00 1,25
Grosir Harga Beli
2.800,00 17,50
Biaya pengangkutan sorong 20,00
0,12 Biaya pengangkutan
40,00 0,25
Biaya pengemasan 30,00
0,18 Biaya sortasi
20,00 0,12
Biaya gudang 20,00
0,12 Biaya penyusutan
60,00 0,37
Biaya Pemasaran 190,00
1,19 Keuntungan
110,00 0,69
Marjin tataniaga 300,00
1,88 Harga Jual
3.100,00 19,38
Pabrik Pengolah Harga Beli
3.100,00 19,38
Biaya campuran dan pengolahan 4.540,00
28,37 Biaya kemasan
1.300,00 8,12
Biaya operasional pabrik 1.440,00
9,00 Biaya Pemasaran
7.280,00 45,50
Keuntungan 3.620,00
22,63 Marjin tataniaga
10.900,00 68,13
Harga Jual 14.000,00
87,50 Toko Minuman
Harga Beli 14.000,00
87,50 Biaya penyimpanan
200,00 1,25
Biaya retribusi 100,00
0,62 Biaya sewa tempat
200,00 1,25
Biaya tenaga kerja 200,00
1,25 Biaya Pemasaran
700,00 4,38
Keuntungan 1.300,00
8,13 Marjin Total
2.000,00 12,50
Harga Jual 0,4L sirup markisa 16.000,00
100,00
85
Total Biaya Pemasaran 8.170,00
51,06 Total Keuntungan
5.030,00 31,44
Total Marjin Tataniaga 13.200,00
82,50
e. Marjin Tataniaga Pada Saluran Tataniaga 5
Saluran tataniaga lima melibatkan petani, grosir, pedagang antar kota dan pedagang pengecer. Produk yang dibeli oleh konsumen akhir adalah buah
markisa segar. Petani responden pada saluran ini sebanyak dua orang 10 persen dengan volume penjualan 20,73 persen dari total volume penjualan. Petani
menjual buah markisa ungu kepada grosir dengan harga rata-rata Rp 2.800kg dengan biaya pemasaran yang dikeluarkan Rp 200kg. Grosir menanggung biaya
pemasaran Rp 90kg 1,38 persen dan mendapat keuntungan terbesar yaitu Rp 1.110kg 17,08 persen. Pedagang antar kota mengeluarkan biaya pemasaran Rp
490kg 7,54 persen dan menikmati keuntungan Rp 510kg 7,85 persen. Pedagang pengecer menjual buah markisa kepada konsumen dengan harga Rp
6.500kg dan mengeluarkan biaya pemasaran terbesar yaitu Rp 460kg 7,08 persen dan memperoleh keuntungan Rp 1.040kg 16 persen. Marjin total pada
saluran ini Rp 3.700kg 56,92 persen dengan biaya pemasaran Rp 1.040 16 persen dan keuntungan Rp 2.660 40,92 persen. Biaya pemasaran, keuntungan,
marjin tataniaga, harga beli dan harga jual markisa setiap lembaga tataniaga pada saluran tataniaga lima dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Biaya Pemasaran, Keuntungan, Marjin Tataniaga, Harga Beli dan
Harga Jual Markisa pada Saluran Tataniaga 5
Petani Rpkg
Persen Rpkg
Persen Harga Jual
2.800,00 43,08
Biaya pengemasan 40,00
0,61 Biaya penimbangan
40,00 0,61
Biaya pengangkutan 60,00
0,92 Biaya bongkar muat
20,00 0,30
Biaya pengangkutan sorong 40,00
0,61 Biaya Pemasaran
200,00 3,08
Grosir Harga Beli
2.800,00 43,08
Biaya pengangkutan sorong 20,00
0,30 Biaya pengemasan
30,00 0,46
Biaya sortasi 20,00
0,30 Biaya gudang
20,00 0,30
Biaya Pemasaran 90,00
1,38 Keuntungan
1.110,00 17,08
Marjin tataniaga 1.200,00
18,46 Harga Jual
4.000,00 61,54
86
Pedagang Antar Kota Harga Beli
4.000,00 61,54
Biaya transportasi 250,00
3,84 Biaya bongkar muat
40,00 0,61
Biaya penyusutan 200,00
3,07 Biaya Pemasaran
490,00 7,54
Keuntungan 510,00
7,85 Marjin tataniaga
1.000,00 15,38
Harga Jual 5.000,00
76,92 Pedagang Pengecer
Harga Beli 5.000,00
76,92 Biaya kemasan
200,00 3,07
Biaya retribusi 20,00
0,30 Biaya penyusutan
200,00 3,07
Biaya kebersihan dan keamanan 40,00
0,61 Biaya Pemasaran
460,00 7,08
Keuntungan 1.040,00
16,00 Marjin tataniaga
1.500,00 23,08
Harga Jual 6.500,00
100,00 Total Biaya Pemasaran
1.040,00 16,00
Total Keuntungan 2.660,00
40,92 Total Marjin
3.700,00 56,92
f. Marjin Tataniaga Pada Saluran Tataniaga 6
Saluran tataniaga enam hanya melibatkan petani dan pedagang pengecer. Produk yang dibeli oleh konsumen akhir adalah buah markisa segar. Petani
menjual buah markisa kepada pedagang pengecer dengan harga rata-rata Rp 4.000kg dan menanggung biaya pemasaran Rp 310kg. Pedagang pengecer
menjual kepada konsumen akhir dengan harga rata-rata Rp 6.500kg dan menanggung biaya pemasaran Rp 560kg. Marjin total pada saluran ini Rp
2.500kg 38,46 persen yang terdiri dari biaya pemasaran Rp 560kg 8,62 persen dan keuntungan Rp 1.940kg 29,85 persen. Biaya pemasaran,
keuntungan, marjin tataniaga, harga beli dan harga jual markisa setiap lembaga tataniaga pada saluran tataniaga enam dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Biaya Pemasaran, Keuntungan, Marjin Tataniaga, Harga Beli dan
Harga Jual Markisa pada Saluran Tataniaga 6 Petani
Rpkg Persen
Rpkg Persen
Harga Jual 4.000,00
61,54 Biaya pengemasan
40,00 0,61
Biaya pengangkutan 60,00
0,92 Biaya penyusutan
150,00 2,30
Biaya penimbangan 40,00
0,61 Biaya bongkar muat
20,00 0,30
Biaya Pemasaran 310,00
4,77
87 Pedagang Pengecer Lokal
Harga Beli 4.000,00
61,54 Biaya transportasi
100,00 1,53
Biaya kemasan 200,00
3,07 Biaya retribusi
20,00 0,30
Biaya penyusutan 200,00
3,07 Biaya kebersihan
20,00 0,30
Biaya keamanan 20,00
0,30 Biaya Pemasaran
560,00 8,62
Keuntungan 1.940,00
29,85 Marjin tataniaga
2.500,00 38,46
Harga Jual 6.500,00 100,00
Total Biaya Pemasaran 560,00
8,62 Total Keuntungan
1.940,00 29,85
Total Marjin tataniaga 2.500,00
38,46 g.
Marjin tataniaga Pada Saluran Tataniaga 7 Saluran tataniaga tujuh hanya melibatkan petani dan café minuman.
Produk yang dibeli oleh konsumen akhir adalah jus markisa. Petani menjual buah markisa langsung kepada café minuman dengan harga rata-rata Rp 6.000kg dan
menanggung biaya pemasaran Rp 600kg. Café minuman mengolah satu kilogram buah markisa menjadi empat gelas jus markisa dengan harga Rp
7.000gelas dan menanggung biaya pengolahan Rp 1.900gelas. Marjin total pada saluran ini Rp 22.000 dengan biaya pemasaran dan pengolahan Rp 7.600kg dan
keuntungan Rp 14.400kg. Biaya pemasaran, keuntungan, marjin tataniaga, harga beli dan harga jual markisa setiap lembaga tataniaga pada saluran tataniaga tujuh
terdapat pada Tabel 21.
Tabel 21. Biaya Pemasaran, Keuntungan, Marjin Tataniaga, Harga Beli dan
Harga Jual Markisa pada Saluran Tataniaga 7 Petani
Rpkg Persen
Rpkg Persen
Harga Jual 1 kg buah markisa 6.000,00
21,43 Biaya pengemasan
100,00 0,35
Biaya pengangkutan 500,00
1,78 Biaya Pemasaran
600,00 2,14
Café Minuman Harga Beli
6.000,00 21,43
Biaya pengolahan dan campuran 3.600,00
12,85 Biaya
lain-lain listrik,
sewa tempat
4.000,00 14,28
Biaya Pemasaran 7.600,00
27,14 Keuntungan
14.400,00 51,42
88 Marjin tataniaga
22.000,00 78,57
Harga Jual 4 gelas jus markisa 28.000,00 100,00
Total Biaya Pemasaran 7.600,00
27,14 Total Keuntungan
14.400,00 51,42
Total Marjin tataniaga 22.000,00
78,57 6.5.2.
Analisis Efisiensi Tataniaga Markisa Ungu
Berdasarkan nilai farmer’s share, marjin tataniaga, rasio penyebaran
keuntungan terhadap biaya, penerimaan petani dan daya tampung volume pada masing-masing saluran maka dapat ditentukan saluran tataniaga yang efisien
secara relatif dibandingkan dengan saluran tataniaga yang lain. Analisis rasio keuntungan terhadap biaya bermanfaat untuk mengetahui apakah kegiatan
tataniaga yang dilakukan memberikan penyebaran nilai rasio keuntungan terhadap biaya pada setiap saluran tataniaga. Pada Tabel 22 dapat dilihat analisis rasio
keuntungan terhadap biaya pada lembaga tataniaga markisa di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
Produk akhir yang dibeli oleh konsumen akhir dari tujuh saluran tataniaga markisa ungu terdiri dari tiga jenis, yaitu: sirup markisa, buah markisa ungu dan
jus markisa. Produk akhir berupa sirup markisa terdapat pada saluran tataniaga 1, saluran tataniaga 2 dan saluran tataniaga 4. Produk akhir berupa buah markisa
terdapat pada saluran tataniaga 3, saluran tataniaga 5 dan saluran tataniaga 6. Produk akhir berupa jus markisa terdapat pada saluran tataniaga 7.
Tabel 22.
Sebaran Rasio Keuntungan terhadap Biaya pada Lembaga Tataniaga Markisa di Desa Seberaya Tahun 2010
Saluran Tataniaga Keuntungan Rpkg Biaya Rpkg Rasio Keuntungan dan Biaya
Saluran 1
Pabrik pengolah 3.770
7.230 0,52
Toko Minuman 1.300
700 1,85
Total 5.070
7.930 2,37
Saluran 2
Ped. Pengumpul 210
40 5,25
Grosir 160
190 0,84
Pabrik Pengolah 3.620
7.280 0,49
Toko Minuman 1.300
700 1,85
Total 5.290
8.210 8,43
Saluran 3
Ped. Pengumpul 210
40 5,25
Grosir 1.160
90 12,88
89 Ped. Antar Kota
510 490
1,04 Ped. Pengecer
940 560
1,67 Total
2.820 1.180
20,84
Saluran 4
Grosir 110
190 0,57
Pabrik Pengolah 3.620
7.280 0,49
Toko Minuman 1.300
700 1,85
Total 5.030
8.170 2,91
Saluran 5
Grosir 1.110
90 12,33
Ped. Antar Kota 510
490 1,04
Ped. Pengecer 940
560 1,67
Total 2.560
1.140 15,04
Saluran 6
Ped. Pengecer 1.940
560 3,46
Saluran 7
Café Minuman 14.400
7.600 1,89
a. Perbandingan efisiensi saluran tataniaga dengan produk akhir sirup markisa
Jika produk akhir berupa sirup markisa maka saluran tataniaga yang lebih efisien secara relatif berturut-turut adalah saluran tataniaga 1, saluran tataniaga 4
dan saluran tataniaga 2 Tabel 23. Nilai farmer’s share pada saluran tataniaga 1:
18,75 persen; saluran tataniaga 4: 17,50 persen; saluran tataniaga 2: 15,62 persen. Selaras dengan besaran
farmer’s share, nilai penerimaan bersih petani markisa setelah dikurangi biaya pemasaran pada saluran tataniaga 1 merupakan yang
paling besar yaitu Rp 2.710kg; saluran tataniaga 4: Rp 2.600kg; saluran tataniaga 2: Rp 2.340kg. Penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya pada saluran
tataniaga 1 dan saluran tataniaga 4 lebih merata jika dibandingkan dengan saluran tataniaga 2. Saluran tataniaga 1 menampung volume buah markisa sebesar 19,43
persen 18.000 kg sedangkan saluran tataniaga 2 dan saluran tataniaga 5 menampung volume buah markisa sebesar 53,86 persen 49.896 kg.
Tabel 23. Perbandingan
Farmer’s Share dan Marjin Tataniaga pada Saluran Tataniaga dengan Produk Akhir Sirup Markisa dalam Persentase
Indikator Saluran Tataniaga
1 Saluran Tataniaga
2 Saluran Tataniaga
4 Farmer’s share
18,75 15,62
17,50 Biaya Tataniaga
49,56 51,32
51,06 Keuntungan
31,69 33,06
31,44 Marjin Total
81,25 84,38
82,50
90 b.
Perbandingan efisiensi saluran tataniaga dengan produk akhir buah markisa Jika produk akhir yang dijual kepada konsumen adalah buah markisa maka
saluran tataniaga yang lebih efisien secara relatif berturut-turut adalah saluran tataniaga 5, saluran tataniaga 3 dan saluran tataniaga 6 Tabel 24. Nilai
farmer’s share
pada saluran tataniaga 5: 43,07 persen dan saluran tataniaga 3: 38,46 persen. Nilai penerimaan bersih petani markisa setelah dikurangi biaya pemasaran pada
saluran tataniaga 5: Rp 2.600kg; saluran tataniaga 3: Rp 2.340kg. Nilai farmer’s
share dan penerimaan bersih petani setelah dikurangi biaya pemasaran pada
saluran tataniaga 6 lebih besar jika dibandingkan dengan saluran tataniaga 5 dan saluran tataniaga 3 yaitu 61,53 persen dan Rp 3.690kg. Akan tetapi saluran
tataniaga 6 hanya dapat menampung volume buah markisa ungu secara terbatas yaitu hanya 2,59 persen 2.400 kg sedangkan saluran tataniaga 5 dan saluran
tataniaga 3 dapat menampung volume buah markisa 23,08 persen 21.384 kg. Penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya pada saluran tataniaga 5 dan lebih
merata jika dibandingkan dengan saluran tataniaga 3 dan saluran tataniaga 6.
Tabel 24. Perbandingan
Farmer’s Share dan Marjin Tataniaga pada Saluran Tataniaga dengan Produk Akhir Buah Markisa dalam Persentase
Indikator Saluran Tataniaga
3 Saluran Tataniaga
5 Saluran Tataniaga
6 Farmer’s share
38,46 43,07
61,53 Biaya Tataniaga
16,62 16,00
8,62 Keuntungan
44,92 40,93
29,85 Marjin Total
61,54 56,93
38,47
c. Efisiensi saluran tataniaga dengan produk akhir jus markisa
Produk akhir berupa jus markisa hanya terdapat pada saluran tataniaga 7. Saluran tataniaga 7 memiliki nilai farmer’s share sebesar 21,42 persen.
Penerimaan bersih petani yang menggunakan saluran tataniaga 7 merupakan yang paling besar jika dibandingkan dengan saluran tataniaga yang lain yakni mencapai
Rp.5.400kg. Namun kelemahan saluran tataniaga 7 adalah daya tampung yang sangat terbatas yaitu hanya 1,04 persen 960 kg.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka saluran tataniaga 1 merupakan saluran tataniaga yang paling efisien secara relatif jika dibandingkan dengan
91 saluran tataniaga yang lain dengan produk akhir berupa sirup markisa. Saluran
tataniaga 5 merupakan saluran tataniaga yang paling efisien secara relatif jika dibandingkan dengan saluran tataniaga yang lain dengan produk akhir berupa
buah markisa segar. Secara keseluruhan saluran tataniaga 1 merupakan saluran tataniaga yang
paling efisien secara relatif jika dibandingkan dengan saluran tataniaga yang lain. Walaupun saluran tataniaga 1 tidak memiliki nilai
farmer’s share dan penerimaan bersih petani yang tertinggi tetapi saluran tataniaga 1 mempunyai nilai
farmer’s share
dan penerimaan bersih petani yang relatif besar, rasio keuntungan terhadap biaya yang lebih merata pada setiap lembaga tataniaga dan dapat menampung
volume buah markisa yang dihasilkan oleh petani.
6.5.3. Alternatif Saluran Tataniaga