13 kering giling. Sedangkan varietas Sintanur hanya memiliki keunggulan pada
atribut kerontokan benih. Penciri utama benih padi hibrida Bernas Prima adalah atribut produktifitas benih tersebut. Tingkat kepuasan petani terhadap padi hibrida
Bernas Prima berada pada indeks puas dengan skor 66 persen yang berarti masih ada nilai ketidakpuasan sebesar 34 persen yang perlu diperbaiki.
Basuki 2008 melakukan penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi petani untuk menanam padi
hibrida. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usahatani padi hibrida pada
musim rendeng 20062007 memberikan keuntungan pendapatan yang lebih kecil daripada usahatani padi inbrida pada waktu dan tempat yang sama. RC usahatani
padi inbrida yang lebih besar daripada RC usahatani padi hibrida menandakan bahwa usahatani padi inbrida lebih efisien daripada usahatani padi hibrida. Hasil
analisis regresi logistik untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi benih padi hibrida menunjukkan bahwa ada empat variabel yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerapan benih padi hibrida di Kecamatan Cibuaya yaitu luas lahan, status lahan, rasio pendapatan usahatani padi
terhadap pendapatan total, dan umur. Semakin luas lahan yang digarap maka kemungkinan petani untuk mengadopsi padi hibrida semakin tinggi. Petani
penggarap bukan pemilik tanah ternyata mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi untuk menggunakan benih padi hibrida. Semakin tinggi rasio pendapatan
usahatani padi terhadap pendapatan total, semakin kecil kemungkinan petani untuk menggunakan benih padi hibrida. Semakin tua petani maka kemungkinan
petani untuk menanam padi hibrida semakin kecil.
2.2 Tinjauan Empiris
Quality Function Deployment QFD
Hamrah 2007 melakukan penelitian mengenai pengembangan varietas melon melalui metode Quality Function Deployment QFD. Penelitian ini
dilakukan di Kota Bogor dengan melakukan survei terhadap pedagang pengecer dan konsumen langsung buah melon utuh serta survei terhadap pemulia tanaman
melon yaitu PKBT IPB dan sebuah perusahaan konsumen benih yang juga sebagai produsen buah melon. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
ideotipe melon yang dinginkan konsumen dan menerapkan metode QFD
14 menyusun matriks HOQ dalam pengembangan varietas melon pemuliaan
melon di PKBT IPB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buah melon yang diinginkan
konsumen benih adalah buah melon tanpa jaring, sedangkan buah melon yang diinginkan oleh pedagang pengecer dan konsumen langsung adalah buah melon
berjaring. Berdasarkan bobot absolut persyaratan konsumen, urutan persyaratan konsumen yang harus dipenuhi oleh PKBT IPB dalam pengembangan varietas
melon tanpa jaring yaitu bobot kecil 1 kg, bentuk bulat, rasa manis sekali, warna kulit kuning, daging tebal, tekstur daging berserat halus, aroma wangi, ketebalan
kulit tipis, kadar air sedikit, daya simpan 5 - 10 hari, warna daging hijau muda kekuningan dan tekstur kulit tidak berjaring. Berdasarkan bobot absolut
persyaratan konsumen, urutan prioritas persyaratan konsumen yang harus dipenuhi oleh PKBT IPB dalam pengembangan varietas melon berjaring yaitu
daging tebal, kulit tipis, tekstur daging halus tidak berserat, warna kulit hijau kekuningan, aroma wangi, rasa manis, bobot sedang 1 - 2,5 kg, bentuk bulat,
warna daging hijau muda kekuningan, tekstur kulit berjaring kasar, kadar air sedang, dan daya simpan 5 - 10 hari.
Berdasarkan bobot absolut persyaratan teknik, urutan prioritas persyaratan teknik yang harus dipenuhi oleh PKBT IPB dalam pengembangan varietas melon
tanpa jaring yaitu bobot, ketebalan daging, kadar air, warna kulit, ketebalan kulit, tekstur daging, panjang, lingkar, kadar PTT, bentuk, warna daging, dan kepadatan
jala. Sedangkan urutan prioritas persyaratan teknik untuk pengembangan buah melon berjaring yaitu bobot, ketebalan daging, kadar air, warna kulit, ketebalan
kulit, tekstur daging, panjang, lingkar, kadar PTT, bentuk, warna daging, dan kepadatan jala.
Berdasarkan bobot relatif persyaratan teknik, urutan prioritas persyaratan teknik yang harus dipenuhi oleh PKBT IPB dalam pengembangan varietas melon
tanpa jaring yaitu bobot, ketebalan daging, panjang, lingkar, bentuk, kadar air, ketebalan kulit, warna kulit, kadar PTT, tekstur daging, warna daging, dan
kepadatan jala. Sedangkan urutan prioritas persyaratan teknik untuk pengembangan buah melon berjaring yaitu bobot, ketebalan daging, kadar air,
15 ketebalan kulit, warna kulit, tekstur daging, bentuk, panjang, lingkar, kadar PTT,
warna daging, dan kepadatan jala. Rahmatika 2008 melakukan penelitian mengenai penerapan Quality
Function Deployment QFD untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen produk biskuit di PT. Arnott’s Indonesia. Penggunaan QFD pada produk PT.
Arnott’s Indonesia dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan secara teknis mampu memenuhi harapan konsumen. Tahapan penerapan QFD
pada perusahaan ini adalah : 1 penentuan produk dan kompetitor, 2 identifikasi kepentingan konsumen, 3 analisis tingkat kepentingan konsumen,4 analisis
tingkat kepuasan produk PT. Arnott’s Indonesia dan kompetitornya, 5 penentuan target produk PT. Arnott’s Indonesia pada masa yang akan datang, 6 penentuan
rasio perbaikan improvement ratioIR, 7 pembuatan rancangan parameter teknis, 8 analisis hubungan antara kepentingan konsumen dan parameter teknis
matriks korelasi, 9 analisis korelasi antar parameter teknis matriks trade-off, 10 menyusun perhitungan dan analisis dalam bentuk House of Quality, 11
penyusunan kesimpulan, saran, dan catatan. Risenasari 2009 melakukan penelitian mengenai penerapan Quality
Function Deployment QFD dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan restoran Pringjajar Kabupaten Pealing Jawa Tengah. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif yang menjabarkan gambaran umum perusahaan. Analisis kualitas pelayanan restoran Pringjajar menggunakan metode
QFD melalui matriks HOQ. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persyaratan konsumen yang diinginkan konsumen adalah rasa yang khas, tampilan menu yang
menarik, kehigienisan makanan dan perlengkapannya, harga, porsi makanan dan minuman, keragaman dan variasi menu, kemudahan lokasi, kenyamanan tempat,
kecepatan penyajian 10 menit, kebersihan ruangan, keramahan dan kesopanan pramusaji, penjelasan pramusaji, kecepatan transaksi, tempat parkir yang luas dan
nyaman, penataan interior dan eksterior, respon keluhan konsumen dan iklan. Sedangkan persyaratan teknik restoran Pringjajar yaitu suplai bahan baku,
penyimpanan bahan baku, preparasi, pemasakan, pelayanan, pembersihan dan pencucian.
16 Berdasarkan bobot absolut persyaratan konsumen, urutan prioritas
persyaratan konsumen yang harus dipenuhi oleh restaurant Pringjajar yaitu rasa yang khas, prioritas kedua adalah kenyamanan tempat dan kebersihan ruangan,
urutan prioritas ketiga adalah kehigienisan makanan dan perlengkapannya, kemudahan lokasi dan tempat parkir luas dan aman, urutan prioritas keempat
adalah penataan eksterior dan interior ruangan, urutan prioritas kelima adalah kecepatan penyajian, kecepatan transaksi, dan keramahan pramusaji, prioritas
keenam adalah porsi makanan dan minuman, yang terakhir adalah tampilan menu dan penampilan pramusaji. Berdasarkan bobot absolut persyaratan teknik urutan
prioritas yang harus dipenuhi restaurant Pringjajar adalah pelayanan, pemasakan, penyimpanan bahan baku, preparasi, suplai bahan baku, pencucian dan
pembersihan ruangan. Bobot relatif persyaratan teknik tidak berbeda urutan dengan bobot absolut persyaratan teknik.
2.3 Tinjauan Empiris Harga Benih Padi Hibrida dan Analisis Sensitivitas