Faktor Skala Kenaikan Pengembangan Prioritas Persyaratan Konsumen

103

6.7.3 Faktor Skala Kenaikan

Faktor skala kenaikan adalah rasio antara nilai sasaran dengan rating produk yang diberikan dalam penilaian kompetitif konsumen. Persyaratan konsumen yang memiliki nilai faktor skala kenaikan di atas satu berarti membutuhkan perbaikan, semakin besar nilai faktor skala kenaikan berarti semakin besar membutuhkan usaha perbaikan. Berdasarkan hasil perhitungan menurut ketentuan di atas, didapatkan nilai faktor skala kenaikan setiap persyaratan konsumen padi VUH yang dapat dilihat pada Tabel 62. Tabel 62. Faktor Skala Kenaikan Setiap Persyaratan Konsumen Persyaratan Konsumen Faktor Skala Kenaikan Padi VUH Produktivitas tinggi 7-10 ton per hektar 2,00 Umur tanaman 90 – 120 HST 1,00 Tingkat kerontokan gabah pada saat panen dan pengangkutan rendah 1 – 5 persen 0,67 Tingkat kerontokan gabah pada saat penggebotan tergolong mudah rontok 2-4 kali gebot 0,67 Jumlah anakan produktif 20 batang 1,33 Tahan rebah 1,33 Batang besar dan kuat 1,33 Warna daun hijau tua 1,00 Jumlah gabah 120 butir gabah per malai 2,00 Benih berukuran sedang 1,00 Daya berkecambah tinggi 80 persen 1,33 Gabah berbentuk ramping 1,50 Tingkat rendemen gabah menjadi beras 50 – 55 persen 2,00 Patahan beras rendah 30 persen 1,33 Beras bening 1,00 Tekstur nasi pulen 1,50 Aroma nasi sedang 1,00 Tahan terhadap hama wereng coklat 1,33 Tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri 2,00 Tahan terhadap virus tungro 2,00 Tahan terhadap penyakit blas 1,33 Keterangan : nilai faktor skala kenaikan 1 = persyaratan konsumen membutuhkan perbaikan 104 Berdasarkan Tabel 61 diketahui pemuliaan padi VUH membutuhkan perbaikan dalam hal produktivitas, jumlah anakan produktif, tahan rebah, karakteristik batang, jumlah gabah per malai, daya berkecambah benih, bentuk gabah, tingkat rendemen gabah menjadi beras, tingkat kepatahan beras, tekstur nasi, dan ketahanan terhadap tiga OPT utama serta penyakit blas. Persyaratan konsumen yang tidak memerlukan perbaikan adalah umur tanaman, tingkat kerontokan gabah pada saat panen dan pengangkutan, tingkat kerontokan gabah pada saat penggebotan, warna daun, ukuran benih, kebeningan beras, dan aroma nasi.

6.7.4 Poin Penjualan

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Penerapan metode Quality Function Deployment (QFD) dan analisis sensitivitas harga pada pengembangan padi varietas unggul hibrida

1 9 174

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Pengembangan Kualitas Padi Varietas Unggul Hibrida dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) di Jawa Barat

0 3 32