Tinjauan Empiris Harga Benih Padi Hibrida dan Analisis Sensitivitas

16 Berdasarkan bobot absolut persyaratan konsumen, urutan prioritas persyaratan konsumen yang harus dipenuhi oleh restaurant Pringjajar yaitu rasa yang khas, prioritas kedua adalah kenyamanan tempat dan kebersihan ruangan, urutan prioritas ketiga adalah kehigienisan makanan dan perlengkapannya, kemudahan lokasi dan tempat parkir luas dan aman, urutan prioritas keempat adalah penataan eksterior dan interior ruangan, urutan prioritas kelima adalah kecepatan penyajian, kecepatan transaksi, dan keramahan pramusaji, prioritas keenam adalah porsi makanan dan minuman, yang terakhir adalah tampilan menu dan penampilan pramusaji. Berdasarkan bobot absolut persyaratan teknik urutan prioritas yang harus dipenuhi restaurant Pringjajar adalah pelayanan, pemasakan, penyimpanan bahan baku, preparasi, suplai bahan baku, pencucian dan pembersihan ruangan. Bobot relatif persyaratan teknik tidak berbeda urutan dengan bobot absolut persyaratan teknik.

2.3 Tinjauan Empiris Harga Benih Padi Hibrida dan Analisis Sensitivitas

Harga Petani pada umumnya mengharapkan padi varietas unggul hibrida memberikan hasil lebih baik dibandingkan padi varietas unggul inbrida. Hal ini didasari oleh harga benih padi hibrida yang delapan kali lebih tinggi dari harga benih padi inbrida. Sujiprihatini et al 2004 dalam makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional Padi Hibrida 2004 menyatakan bahwa petani mengharapkan harga benih padi hibrida tidak terlalu mahal. Sejumlah responden 58,8 persen mengharapkan harga benih padi hibrida Rp 10.000,- per kg; 29 persen dapat menerima harga benih padi hibrida sekitar Rp 15.000,- per kg; dan sisanya 11,8 persen dapat membeli padi hibrida dengan harga Rp 17.500,- per kg. Para petani 64 persen akan menanam padi hibrida setiap musim tanam apabila harga benihnya tidak terlalu mahal, sedangkan 23,5 persen responden akan memperhitungkan untung ruginya. Sementara itu 7,8 persen responden akan mencoba menanam padi hibrida di antara musim tanam dan 3,9 persen responden tetap akan menanam padi inbrida. Petani memperhitungkan untung ruginya apabila akan menanam padi hibrida. Berdasarkan estimasi hasil padi hibrida akan meningkat mencapai 1 ton per hektar lebih tinggi dari padi inbrida, sementara harga benihnya lima kali lebih tinggi dibandingkan padi inbrida, maka 43,1 persen 17 responden menyatakan akan menanam padi hibrida, 37,3 persen akan mencoba menanam, dan 15,7 persen menyatakan tetap menanam padi inbrida. Sumarno et al 2008 melakukan penelitian mengenai pemahaman dan kesiapan petani mengadopsi padi hibrida di enam kabupaten sentra produksi padi, masing-masing dua kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua responden belum mengetahui cara pembuatanproduksi benih padi hibrida, dan menilai harga benih yang ditawarkan Rp 35.000,00 - 50.000,00 per kg terlalu mahal bagi petani. Terkait dengan harga benih padi hibrida yang dinilai wajar, petani di Karawang dan Indramayu menyebutkan kisaran harga Rp 10.000,00 – 15.000,00 per kg. Petani Grobogan dan Sragen menginginkan harga pembelian Rp 20.000,00 – 30.000,00 per kg dan petani Ngawi dan Lamongan yang sudah berpengalaman menanam benih jagung varietas hibrida, menyarankan harga benih hibrida Rp 30.000,00 – 35.000,00 per kg. Sebagian besar petani di semua lokasi studi menyatakan belum mampu menyediakan biaya sekitar Rp 500.000,00 per hektar untuk membeli benih hibrida. Solihin 2009 melakukan penelitian mengenai kepuasan dan sensitivitas harga makanan tradisional gepuk karuhun khas Bogor di Resto Karuhun PT Anofood Prima Nusantara Bogor. Hasil analisis sensitivitas harga produk gepuk karuhun dibedakan berdasarkan ukuran kemasan. Kemasan besar memiliki tingkat harga tertinggi MEP sebesar Rp 94.588 dan tingkat harga terendah MCP sebesar Rp 56.136. Tingkat harga tertinggi MEP untuk kemasan kecil sebesar Rp 54.434 dan tingkat harga terendah MCP sebesar Rp 27.497. Tingkat harga tertinggi MEP gepuk per porsinya berada pada harga Rp 11.342 dan rentang harga terendah MCP sebesar Rp 5.586. Harga jual gepuk yang dapat diterima konsumen berada dalam rentang harga minimum IPP dan harga optimum OPP berada pada rentang harga kemasan besar Rp 78.403 – Rp 87.500 dan kemasan kecil Rp 38.951 – Rp 47.500 serta per porsi Rp 7.513 – Rp 9.500. Hasil beberapa studi literatur pada penelitian terdahulu terdapat beberapa kesamaan yaitu komoditas padi, beberapa atribut benih padi, dan kesamaan penggunaan alat analisis. Atribut benih padi yang digunakan dalam penelitian terdahulu meliputi umur tanaman, produktivitas, ketahanan terhadap hama dan 18 penyakit, tahan rebah, rasa nasi, aroma nasi, tingkat kepulenan nasi, warna beras, jumlah anakan produktif, daya berkecambah, tingkat kerontokan gabah, rendemen gabah menjadi beras, dan patahan beras, namun pada penelitian ini ditambahkan beberapa atribut lainnya seperti tingkat kerontokan gabah pada saat panen dan pengangkutan, tingkat kerontokan gabah pada saat penggebotan, karakteristik batang, warna daun, jumlah gabah per malai, ukuran benih, dan bentuk gabah. Perbedaan pada atribut penelitian ini juga terlihat pada atribut-atribut di luar atribut fisik tanaman. Penelitian ini tidak menggunakan atribut harga benih, harga gabah kering giling, ketersediaan benih, dan sertifikasi, namun peneliti menggunakan analisis sensitivitas harga untuk melihat bagaimana rentang harga yang dapat diterima petani terhadap harga benih padi varietas unggul hibrida. Studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4. 19 Tabel 4. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Nama Penulis Tahun Judul Keterkaitan Chanifah 2009 Analisis Sikap dan Kepuasan Petani terhadap Atribut Benih Padi Hibrida di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Kesamaan : Komoditas yaitu padi hibrida. Perbedaan : Alat analisis yang digunakan yaitu model Fishbein, analisis peta persepsi menggunakan alat perceptual mapping, analisis positioning menggunakan Biplot dan analisis kepuasan menggunakan Customer Satisfaction Index CSI. Manalu 2010 Analisis Sikap dan Kepuasan Petani terhadap Benih Padi Hibrida di Kecamatan Baros Kota Sukabumi Kesamaan : Komoditas yaitu padi hibrida. Perbedaan : Alat analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis Cochran, analisis Multiatribut Fishbein, Perceptual Mapping, analisis Biplot dan Consumer Satisfaction Index CSI. Basuki 2008 Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani untuk Menanam Padi Hibrida Kesamaan : Komoditas yaitu padi hibrida. Perbedaan : Alat analisis yang digunakan yaitu analisis usahatani dan analisis regresi logistik. Hamrah 2007 Pengembangan Varietas Melon Melalui Metode Quality Function Deployment QFD Kesamaan : Penggunaan alat analisis yaitu Metode Quality Function Deployment QFD. Perbedaan : Komoditas. Rahmatika 2008 Penerapan Quality Function Deployment QFD untuk Mengetahui Tingkat Kepuasan Konsumen Produk Biskuit di PT. Arnott’s Indonesia Kesamaan : Penggunaan alat analisis yaitu Metode Quality Function Deployment QFD. Perbedaan : Komoditas. Risenasari 2009 Penerapan Quality Function Deployment QFD dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Restoran Pringjajar Kabupaten Pealing Jawa Tengah Kesamaan : Penggunaan alat analisis yaitu Metode Quality Function Deployment QFD. Perbedaan : Objek penelitian yaitu restoran. Sujiprihatini et al 2004 Persepsi Petani Terhadap padi Hibrida. Kesamaan : Komoditas yaitu padi hibrida dan objek penelitian yaitu harga benih padi hibrida. Perbedaan : Metode dan alat analisis. Sumarno et al 2008 Pemahaman dan Kesiapan Petani Mengadopsi Padi Hibrida Kesamaan : Komoditas yaitu padi hibrida dan objek penelitian yaitu harga benih padi hibrida. Perbedaan : Metode dan alat analisis. Solihin 2009 Analisis Kepuasan dan Sensitivitas Harga Makanan Tradisional Gepuk Karuhun Khas Bogor di Resto Karuhun PT Anofood Prima Nusantara Bogor Kesamaan : Alat analisis yaitu analisis sensitivitas harga. Perbedaan : Objek penelitian yaitu makanan tradisional gepuk.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Penerapan metode Quality Function Deployment (QFD) dan analisis sensitivitas harga pada pengembangan padi varietas unggul hibrida

1 9 174

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Pengembangan Kualitas Padi Varietas Unggul Hibrida dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) di Jawa Barat

0 3 32