Pengembangan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik How

80

6.5 Pengembangan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik How

Matriks hubungan antar persyaratan teknik berguna untuk mengidentifikasi persyaratan teknik mana saja yang saling mendukung dan saling bertentangan satu sama lain. Persyaratan teknik yang saling bertentangan sangat penting, karena persyaratan teknik tersebut secara teratur merupakan hasil dari persyaratan konsumen yang bertentangan dan konsekuensinya menunjukkan titik di mana trade-off harus dibuat. Matriks ini menyusun bagian atap matriks HOQ Hubungan yang terjadi antar persyaratan teknik dapat berupa hubungan positif kuat, positif lemah, negatif kuat, negatif lemah, dan tidak memiliki hubungan. Hubungan tersebut menggunakan simbol sebagai berikut : √ √ : Menunjukka hubungan positif kuat, bernilai +9 √ : Menunjukkan hubungan positif lemah, bernilai +3 X : Menunjukkan hubungan negatif lemah, bernilai -3 XX : Menunjukkan hubungan negatif kuat, bernilai -9 : Menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0 Berdasarkan survei terhadap pemulian padi, diketahui hubungan antara persyaratan teknik pemuliaan padi VUH. Matriks hubungan antar persyaratan teknik pemuliaan padi VUH dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36 . Matriks Hubungan Antara Persyaratan Teknik XX XX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 √ √ √√ X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 √√ √ √ √ √√ √ √√ √ √ √ √ √ √ √ √ 3 √ √ √ √√ √ √√ √ √ √ √ √ √ √ √ 4 √ √ √ √ √ √ 5 √ √√ 6 √ √√ X 7 XX √ √ √ √ 8 X 9 10 11 12 13 14 15 √√ √ √ √√ 16 √ √ √√ 17 √√ √√ √√ 18 √√ √√ 19 √√ 20 21 √√ 22 √√ X √√ √√ 23 X √√ 24 √√ 25 √√ 26 27 28 √ √ : Menunjukkan hubungan positif kuat, bernilai +9 √ : Menunjukkan hubungan positif lemah, bernilai +3 X : Menunjukkan hubungan negatif lemah, bernilai -3 : Menunjukkan hubungan negatif kuat, bernilai -9 : Menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0 81 82 Keterangan : 1 : Jumlah batang produktif per rumpun 2 : Jumlah gabah isi per malai 3 : Persentase gabah isi per malai 4 : Tinggi tanaman 5 : Posisi daun bendera terhadap malai 6 : Umur tanaman 7 : Warna daun 8 : Tingkat senescence 9 : Besar batang 10 : Panjang malai 11 : Leher malai 12 : Ketahanan terhadap hama wereng coklat 13 : Ketahanan terhadap virus tungro 14 : Ketahanan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri HDB 15 : Bobot 1000 butir gabah 16 : Rasio panjang dan lebar gabah 17 : Rendemen beras pecah kulit 18 : Rendemen beras giling 19 : Kadar air gabah 20 : Persentase beras kepala 21 : Kilap 22 : Kadar amilosa 23 : Indeks glikemik 24 : Derajat putih 25 : Keterawangan 26 : Gel konsistensi 27 : Aroma 28 : Tekstur nasi kepulenan Berdasarkan Tabel 36 hubungan positif kuat merupakan hubungan searah yang sangat kuat. Apabila satu karakteristik proses mengalami peningkatan, akan berdampak kuat terhadap karakteristik proses lainnya. Contoh hubungan antar persyaratan teknik yang memiliki hubungan positif kuat adalah jumlah gabah isi per malai dengan jumlah anakan produktif per rumpun. Jumlah gabah isi per malai semakin banyak apabila jumlah anakan produktif per rumpun semakin banyak. Begitu pula hubungan antara persentase gabah isi per malai dengan jumlah anakan produktif per rumpun. Semakin banyak jumlah anakan produktif per rumpun semakin tinggi pula persentase gabah isi per malai. Hubungan positif kuat juga terjadi antara persyaratan teknik posisi daun bendera terhadap malai dengan leher malai. Semakin tinggi leher malai maka semakin tegak posisi daun bendera terhadap malai. Hubungan kuat juga terjadi antara persyaratan teknik tekstur nasi, kadar amilosa, dan gel konsistensi. Semakin tinggi kadar amilosa semakin tinggi kandungan gel konsistensi dan semakin tinggi kadar amilosa maka tekstur nasi semakin pulen. Contoh hubungan antar persyaratan teknik yang memiliki hubungan positif lemah adalah hubungan persyaratan teknik antara posisi daun bendera terhadap malai dengan jumlah anakan produktif per malai. Apabila posisi daun bendera terhadap malai semakin tegak, dapat memungkinkan jumlah anakan produktif per 83 rumpun semakin tinggi. Hubungan positif lemah juga terjadi antara persyaratan teknik posisi daun bendera terhadap malai dengan jumlah gabah isi per malai dan persentase gabah isi per malai. Semakin tegak posisi daun bendera maka semakin tinggi jumlah gabah isi atau pun persentase gabah isi per malai karena semakin tegak posisi daun bendera terhadap malai maka semakin baik proses fotosintesis tanaman. Hubungan positif lemah lainnya juga terjadi antara warna daun dengan posisi daun bendera terhadap malai. Semakin tegak posisi daun bendera semakin banyak klorofil yang terkandung di dalamnya sehingga warna daun pun semakin berwarna hijau tua. Contoh hubungan antara persyaratan teknik yang memiliki hubungan negatif lemah adalah kadar air dengan umur tanaman. Semakin tua umur tanaman maka kadar air tanaman semakin berkurang. Hubungan negatif lemah juga terjadi antara kadar air dengan tingkat senescence tingkat kematangan, semakin tinggi tingkat senescence tingkat kematangan semakin rendah kadar air yang terkandung pada tanaman. Hubungan negatif lemah lainnya terjadi antara keterawangan dengan kadar amilosa, semakin tinggi keterawangan beras maka semakin rendah kadar amilosa yang terkandung pada beras. Contoh hubungan antar persyaratan teknik yang memiliki hubungan negatif yaitu antara kuat warna daun dengan tingkat senescence tingkat kematangan. Semakin tinggi tingkat senescence tingkat kematangan semakin rendah warna daun atau warna daun semakin menguning. Contoh persyaratan teknik yang tidak memiliki hubungan dengan persyaratan teknik lainnya yaitu antara produktivitas tinggi dengan kadar amilosa. Persyaratan teknik lain yang tidak memiliki hubungan dengan persyaratan teknik lainnya yaitu antara umur tanaman dengan posisi daun bendera terhadap malai. Apabila terjadi trade-off maka pemulia tidak akan mengalami banyak kesulitan karena antara kedua persyaratan tersebut terjadi keterkaitan dalam pemuliaan padi VUH.

6.6 Penilaian Kompetitif

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Penerapan metode Quality Function Deployment (QFD) dan analisis sensitivitas harga pada pengembangan padi varietas unggul hibrida

1 9 174

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Pengembangan Kualitas Padi Varietas Unggul Hibrida dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) di Jawa Barat

0 3 32