Konsep Mutu Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Konsep Mutu

Mutu suatu produk merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan daya saing suatu produk. Mutu dapat dijelaskan melalui dua sudut, yaitu mutu dari sudut manajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dilihat dari sudut manajemen operasional, mutu suatu produk merupakan salah satu kebijaksanaan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan mutu produk pesaing. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran, mutu produk merupakan salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran marketing-mix, yaitu produk, harga, promosi, dan saluran distribusi yang dapat meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan Marimin 2004. Oakland 1993 menyatakan bahwa mutu adalah memenuhi persyaratan konsumen. Deming dalam Nasution 2005 menyatakan bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan. Mutu juga didefinisikan oleh Garvin dan Davis dalam Nasution 2005 bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusiatenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Mutu suatu produk haruslah bersifat dinamis atau dapat dirubah, hal ini mengingat selera atau harapan konsumen pada suatu produk pun selalu berubah. Meskipun tidak ada definisi mengenai mutu yang diterima secara universal, namun dari beberapa definisi di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu: 1. Mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan konsumen. 2. Mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. 3. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah. Garvin dan Davis dalam Nasution 2005 mengidentifikasi delapan dimensi yang dapat digunakan dalam menganalisis karakteristik mutu produk, yaitu : 21 1. Kinerja performance, berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli suatu produk. 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan features, merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. 3. Kehandalan reliability, berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode tertentu di bawah kondisi tertentu. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to spesifications, berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. 5. Daya tahan durability, berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. 6. Kemampuan pelayanan service ability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan. 7. Estetika esthetics, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 8. Kualitas yang dipersepsikan perceived quality, berkaitan dengan perasaan konsumen dalam mengkonsumsi produk dan juga berkaitan dengan reputasi. Suwarno 2004 berbagai komponen mutu yang digunakan untuk mengevaluasi padi hibrida dalam hubungannya dalam program pemuliaan tanaman yaitu selain berdaya hasil tinggi 10-20 persen daripada varietas inbrida unggul , padi hibrida juga tahan terhadap hama dan penyakit utama serta bermutu beras baik. Komponen sifat yang menunjang daya hasil antara lain: bentuk tanaman tegak; anakan banyak; batang besar dan kuat; daun tegak, tebal dan berwarna hijau tua; malai lebat; eksersi malai sempurna; kehampaan biji rendah; dan ukuran biji sedang-besar. Ketahanan terhadap hama dan penyakit diutamakan terhadap wereng coklat, hawar daun bakteri, dan virus tungro, sedangkan mutu beras yang dianggap baik antara lain : rendemen giling dan beras kepala tinggi, beras bening dan tidak terdapat pengapuran, serta kadar amilosa sedang hingga agak tinggi 22-26 persen. 22

3.1.2 Konsep Total Quality Management TQM

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Penerapan metode Quality Function Deployment (QFD) dan analisis sensitivitas harga pada pengembangan padi varietas unggul hibrida

1 9 174

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Pengembangan Kualitas Padi Varietas Unggul Hibrida dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) di Jawa Barat

0 3 32