Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

28 4. Menyimpan perencanaan untuk produk sebagai hasil keputusan bersama. 5. Dapat digunakan untuk mengomunikasikan rencana terhadap produk untuk mendukung manajemen dari pihak lainnya yang bertanggung jawab terhadap implementasi dari rencana tersenut.

3.1.5 Analisis Sensitivitas

Harga Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan manfaat dari penggunaan barang dan jasa. Harga dapat menjadi faktor utama yang mempengaruhi konsumen dalam proses pembelian dan dari segi produsen, harga menjadi satu-satunya komponen yang menghasilkan pendapatan Simamora, 2002. Analisis sensitivitas harga digunakan untuk melihat harga dari sisi konsumen. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen selalu mengaitkan harga dengan kualitas atau mutu dari suatu produk. Konsumen melakukan penilaian terhadap harga berdasarkan kategori harga sangat murah, harga murah, harga mahal, dan harga sangat mahal Blamires 1998 dalam Sinaga 2006 Menurut Hiam dan Shewe 1994 dalam Sinaga 2006 menyatakan bahwa penentuan harga optimum perusahaan perlu mempertimbangkan seluruh biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk, permintaan konsumen, dan posisi pesaing dalam industri.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan beras nasional semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Peningkatan produksi padi harus terus diupayakan untuk memenuhi kebutuhan beras penduduk. Peningkatan produksi beras dapat dilakukan melalui dua cara yaitu peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas padi. Peningkatan luas panen dengan pembukaan lahan baru memiliki biaya yang cukup besar dan seringkali menimbulkan konflik sosial maupun lingkungan. Selain itu, perluasan lahan padi di pulau Jawa lebih sulit untuk dilaksanakan dibanding dengan daerah di luar pulau Jawa karena kepadatan penduduk yang semakin tinggi dan persaingan dengan sektor non pertanian dalam penggunaan lahan. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas padi merupakan 29 alternatif lain yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan produksi padi nasional. Penggunaan benih padi unggul seperti varietas unggul hibrida adalah salah satu inovasi teknologi pertanian yang dapat mendukung peningkatan produktivitas padi. Penanaman padi hibrida tidak memerlukan investasi untuk perluasan lahan sawah yang biayanya mahal dan sering menimbulkan konflik sosial maupun lingkungan. Teknologi padi hibrida yang memanfaatkan gejala heterosis ini mampu meningkatkan potensi hasil sebesar 15-20 persen lebih tinggi dibanding padi inbrida. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan padi hibrida di Indonesia adalah keterbatasan benih. Sebagian besar material perbanyakan benih hibrida CMS, Mantainer dan Restorer masih diimpor. Akibatnya, tidak semua benih padi hibrida cocok untuk dikembangkan karena stabilitasnya terpengaruh oleh lingkungan tumbuh agroklimat dan tidak tahan terhadap hamapenyakit utama yang ada di Indonesia. Hal ini mengakibatkan belum optimalnya hasil yang dapat dihasilkan dari penggunaan padi varietas unggul hibrida. Padi varietas unggul hibrida yang sudah dilepas pada umumnya masih memiliki tingkat kepekaan terhadap hama dan penyakit terutama wereng coklat, hawar daun bakteri HDB dan virus tungro serta memiliki mutu beras yang masih rendah. Kendala lain yang dihadapi dalam mengintroduksi padi hibrida kepada petani adalah harga benih yang relatif tinggi, sementara daya beli mereka relatif rendah. Harga benih padi hibrida mencapai Rp 50.000 per kg dan hasil panen benih padi hibrida tidak bisa digunakan untuk musim tanam berikutnya sehingga petani memiliki tingkat ketergantungan terhadap produsen benih yang sangat tinggi. Peran serta lembaga-lembaga penelitian sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan benih-benih padi hibrida yang bermutu tinggi sehingga dapat dihasilkan varietas padi hibrida yang sesuai dengan keinginan konsumen. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan padi hibrida yang dapat memenuhi keinginan konsumen adalah dengan menerapkan metode Quality Function Deployment QFD dalam pemuliaan padi varietas unggul hibrida. Penerapan metode QFD diawali dengan penyusunan matriks HOQ. Matriks HOQ 30 yang disusun hanya matriks HOQ yang pertama yaitu matriks perencanaan produk. Langkah-langkah dalam penyusunan matriks HOQ terdiri dari penyusunan persyaratan konsumen what. Atribut-atribut padi hibrida yang dimasukkan ke dalam persyaratan konsumen hanya atribut padi yang diperhatikan konsumen di dalam pemilihan padi yaitu produktivitas, umur tanaman, tingkat kerontokan gabah pada saat panen dan pengangkutan, tingkat kerontokan gabah pada saat penggebotan, jumlah anakan produktif, tingkat kerebahan tanaman, karakteristik batang tanaman, warna daun, jumlah gabah per malai, ukuran benih, daya berkecambah, bentuk gabah, tingkat rendemen gabah menjadi beras, patahan beras, kebeningan beras, tekstur nasi, aroma nasi, ketahanan terhadap hama wereng coklat, ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri, ketahanan terhadap virus tungro, dan ketahanan terhadap penyakit blas. Langkah berikutnya yaitu menyusun persyaratan teknik how, mengembangkan matriks hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik, mengembangkan matriks hubungan antara persyaratan teknik, penilaian kompetitif yang terdiri dari penilaian kompetitif konsumen dan penilaian kompetitif teknik, mengembangkan prioritas persyaratan konsumen yang terdiri dari kepentingan bagi konsumen, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan, dan bobot absolut. Langkah terakhir adalah mengembangkan prioritas persyaratan teknik meliputi derajat kesulitan, nilai sasaran, bobot absolut, dan bobot relatif. Pengembangan padi varietas unggul hibrida juga memerlukan analisis sensitivitas harga mengingat harga merupakan salah satu indikator penting untuk diterima atau tidaknya suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen. Harga benih padi mempengaruhi besar biaya produksi yang dikeluarkan petani, semakin tinggi harga benih semakin tinggi biaya produksi yang harus dikeluarkan petani. Apabila harga benih dikategorikan mahal oleh petani maka petani tidak akan menggunakan benih tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui rentang harga benih padi hibrida yang dapat diterima oleh petani. Kerangka pemikiran operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. 31 Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Keterangan : Rekomendasi kepada pemulia padi varietas unggul hibrida Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan : ƒ Peningkatan permintaan beras nasional. ƒ Keterbatasan lahan pertanian Salah satu upaya untuk meningkatan produktivitas padi nasional melalui penggunaan padi Varietas Unggul Hibrida VUH - Sebagian besar material perbanyakan benih hibrida CMS, Mantainer dan Restore masih diimpor. - Mutu rendah - Rentan terhadap tiga OPT utama wereng coklat, HDB, dan virus tungro - Harga Benih Mahal - Daya beli petani rendah Analisis Sensitivitas Harga Rentang harga yang dapat diterima oleh petani RAP Atribut Padi Hibrida : 1. Produktivitas 2. Umur tanaman 3. Tingkat kerontokan gabah saat panen dan pengangkutan 4. Tingkat kerontokan gabah saat penggebotan 5. Jumlah anakan produktif 6. Tingkat kerebahan tanaman 7. Karakteristik batang tanaman 8. Warna daun 9. Jumlah gabah per malai 10. Ukuran benih 11. Daya berkecambah 12. Bentuk gabah 13. Tingkat rendemen gabah menjadi beras 14. Patahan beras 15. Kebeningan beras 16. Tekstur nasi kepulenan 17. Aroma nasi 18. Tahan terhadap hama wereng coklat 19. Tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri 20. Tahan terhadap virus tungro 21. Tahan terhadap penyakit blas Konsumen : Petani Pemulia Padi Hibrida Kegiatan Pemuliaan dan Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida Penerapan Metode Quality Function Deployment QFD Langkah – langkah penyusunan Matriks House of Quality HOQ : 1. Menyusun persyaratan konsumen 2. Menyusun persyaratan teknik 3. Mengembangkan matriks hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan teknik 4. Mengembangkan matriks hubungan antar persyaratan teknik 5. Penilaian kompetitif 6. Mengembangkan prioritas persyaratan konsumen 7. Mengembangkan prioritas persyaratan teknik Perencanaan Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan Kabupaten Bogor sebagai lokasi penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah produksi padi di Jawa Barat dan sebagian besar petani di Kabupaten Bogor melakukan usaha produksi padi. Pemilihan lokasi Kecamatan Cigombong juga dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa kecamatan tersebut merupakan salah satu sentra produksi padi tertinggi di Kabupaten Bogor dan merupakan satu-satunya wilayah di Kabupaten Bogor yang pernah melakukan penangkaran benih padi Varietas Unggul Hibrida. Pemilihan Desa Ciburuy, Desa Pasir Jaya, dan Desa Srogol dilakukan secara purposive dengan alasan bahwa ketiga desa tersebut pernah mendapatkan bantuan benih padi Varietas Unggul Hibrida dari pemerintah melalui program BLBU. Sedangkan survei terhadap pemulia tanaman padi varietas unggul hibrida dilakukan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi, Subang BB Padi dengan pertimbangan bahwa BB Padi merupakan lembaga penelitian yang benar-benar murni untuk kegiatan pengembangan kesejahteraan masyarakat dan tidak semata-mata untuk keperluan bisnis. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2010.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan metode survei berupa wawancara berdasarkan kuesioner. Penyusunan atribut persyaratan konsumen diperoleh dengan wawancara terhadap dua orang ahli padi. Penyusunan persyaratan konsumen, penilaian kompetitif konsumen, dan penyusunan prioritas persyaratan konsumen dilakukan dengan wawancara terhadap petani di Kecamatan Cigombong sebagai konsumen benih padi Varietas Unggul Hibrida. Penyusunan persyaratan teknik, matriks hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan teknik, matriks hubungan antara persyaratan teknik, penilaian kompetitif teknik, dan prioritas persyaratan teknik dilakukan dengan wawancara

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Penerapan metode Quality Function Deployment (QFD) dan analisis sensitivitas harga pada pengembangan padi varietas unggul hibrida

1 9 174

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Pengembangan Kualitas Padi Varietas Unggul Hibrida dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) di Jawa Barat

0 3 32