110
berdampak besar seperti membentuk kepribadian dan karakter character
building pemuda yang tangguh. Sebanyak 61,11 responden beneficiaries di KALAM menyatakan bahwa pengaruh positif yang diberikan oleh KALAM
memberikan dampak besar bagi pemuda yang bersangkutan. KARTAR pun sebenarnya telah menghasilkan dampak besar dari pengaruh positif yang
diberikan, hanya saja dampak besar ini hanya dirasakan oleh sebagian kecil pemuda saja.
Kesemua uraian tersebut yang bersumber dari masyarakat setempat sebagai pihak penerima manfaaat menunjukkan bahwa organisasi KALAM lebih
efektif dalam mencapai tujuannya dibandingkan KARTAR. Peran pemuda dapat lebih diberdayakan oleh KALAM dibanding KARTAR.
Pada hasil sebelumnya, telah dijelaskan bahwa biaya transaksi pada KALAM lebih rendah dibandingkan dengan KARTAR. Hanya saja, penelitian
memiliki batasan dan tidak mengkorelasikan antara besaran biaya transaksi dengan efketivitas organisasi dalam pencapaian tujuannya. Meskipun demikian,
tetap dapat dinyatakan bahwa KALAM memiliki besaran biaya transaksi yang lebih rendah
dan efektivitas organisasi yang lebih tinggi. Demikian pula halnya dengan KARTAR yang memiliki biaya transaksi lebih tinggi
dan efektivitas organisasi yang lebih rendah.
6.4 Implikasi Kebijakan
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menegaskan vitalnya modal sosial dalam minimalisasi biaya transaksi oleh kelembagaan. Dua variabel yang
berpengaruh nyata secara statistika terhadap minimalisasi biaya transaksi yaitu x
1
kualitas jaringan dan x
4
kelengkapan hak kepemilikan adalah variabel yang memiliki keterkaitan erat dengan modal sosial.
Variabel x
1
merupakan kategori struktural dari modal sosial. Selain kategori struktural, terdapat pula kategori lain disebut sebagai kategori kognitif. Hal ini
mengikuti penggolongan modal sosial menurut Uphoff 1999, dalam Dasgupta Serageldin [ed.] 1999. Kualitas jaringan, sebagai salah satu bentuk dari kategori
struktural selain peran, aturan, preseden, dan prosedur, tidak dapat dipisahkan dan memiliki keterkaitan dengan kategori kognitif yang berbentuk norma, nilai,
sikap attitudes, dan keyakinan beliefs. Keterkaitan antara kategori struktural
yang bersifat kasat mata observable dengan kategori kognitif yang abstrak ini
111
adalah bahwa kategori struktural berasal dari proses-proses kognitifide. Ide ini dapat mengejawantah menjadi berbagai bentuk kategori struktural karena
ditegakkan reinforced oleh budaya dan ideologi. Alam kognitif dihubungkan
dengan kategori struktural oleh satu fenomena perilaku yang disebut dengan ekspektansi. Ekspentansilah yang menghubungkan antara ide dan perilaku
karena di dalam ekespentansi orang memprediksi perilaku orang lain. Kategori struktural yang baik khususnya kualitas jaringan menyebabkan
kontrak tidak perlu dibuat secara lengkap karena dengan kualitas jaringan yang baik maka penegakan
enforcement costs akan murah untuk dilakukan. Kontrak yang tidak lengkap menyebabkan
contracting costs semakin menurun. Pembuatan kontrak yang tidak perlu lengkap juga meningkatkan intensitas
kerjasama yang saling menguntungkan karena kerjasama tidak lagi dihalangi oleh
ex-ante costs yang mahal. Hal ini secara kumulatif akan menciptakan kemandirian ekonomi suatu wilayah. Intensitas kerjasama yang meningkat juga
berpengaruh pada meningkatnya konsumsi kolektif. Kesemuanya adalah jalur- jalur modal sosial dalam mempengaruhi kinerja ekonomi Omori 2003.
Variabel x
4
juga terkait dengan modal sosial. Lengkap tidaknya hak kepemilikan didistribusikan ditentukan oleh tingkat kepercayaan
trust. Hak kepemilikan yang semakin lengkap memberikan orang kontrol yang lebih penuh
atas suatu sumber daya, dan kontrol yang lebih penuh itu hanya dapat diberikan jika ada rasa saling percaya bahwa, misalnya, tidak akan ada perilaku
oportunistik. Ada yang menyatakan bahwa
trust merupakan produk dari modal sosial khususnya reputasi sebagai salah dari empat elemen modal sosial menurut
Stiglitz. Banyak pula yang menyatakan bahwa trust adalah modal sosial itu
sendiri. Trust ini juga serupa dengan expectation yang menghubungkan antara
kategori kognitif dan kategori struktural dari modal sosial. Keserupaan antara trust dan expectation ini akan nampak jika melihat definisi trust menurut Coleman
diacu dalam Radaev 2002, diacu dalam Poel 2005:
“a belief that the other agents would act in a predictable way and fulfil their obligations without special sanctions”
Omori 2003 menyatakan bahwa salah satu jalur dari modal sosial mempengaruhi ekonomi adalah melalui dorongan pengelolaan
common property oleh komunitas lokal. Ada hak kepemilikan yang didistribusikan secara lebih
112
lengkap kepada komunitas untuk mengelola sumber daya publik. Hal ini dapat dilakukan jika modal sosial dari komunitas yang bersangkutan itu baik. Artinya,
lengkap tidaknya hak kepemilikan didistribusikan ditentukan oleh tingkat modal sosial yang dimiliki.
Uraian ini sekali lagi menegaskan nyatanya pengaruh modal sosial dalam minimalisasi biaya transaksi dan, lebih luas lagi, pada kinerja ekonomi secara
keseluruhan. Jika kembali pada permasalahan riil yang hendak dijawab oleh penelitian ini yaitu
“bagaimana seharusnya upaya penguatan kelembagaan yang memperhitungkan aspek minimalisasi biaya transaksi itu dilakukan?”, maka
jawaban yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah bahwa penguatan kelembagaan harus mencakup juga penguatan modal sosial.
Penguatan modal sosial tidak lain dilakukan melalui investasi-investasi terhadap modal sosial tersebut. Berdasarkan penelitian sebelumnya Iskandar
2004, maka koran komunitas yang dibuat oleh KALAM adalah contoh investasi modal sosial. Investasi terhadap modal sosial dapat dilakukan melalui Uphoff
1999, dalam Dasgupta Serageldin [ed.] 1999: i pembuatan aturan dan prosedur sebagai langkah awal menciptakan modal sosial struktural, ii menjaga
agar aturan selalu diterima secara sadar dan sukarela, iii mengalokasikan sumber daya untuk penegakan dan penguatan
enforcement and reinforcement aturan dan prosedur, iv pelatihan untuk membuat orang menyadari ekspektansi
yang dibebankan kepadanya dan mengatur perilakunya, v menjaga jaringan melalui kontribusi berkesinambungan masing-masing pihak terhadap
kesejahteraan pihak lainnya, vi pengorbanan untuk mendemonstrasikan bahwa norma dan nilai yang dijunjung itu hidup dan dipraktekkan, membawa kebaikan
bagi individu maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Tergambar bahwa penguatan kelembagaan tidak dapat dilakukan secara
cepat dan instan karena menguatkan modal sosial membutuhkan investasi- investasi. Oleh karena itulah Allen 2005 menyatakan bahwa salah satu karakter
kritis dari New Institutional Economics adalah bahwa kelembagaan yang telah
bertahan lama adalah kelembagaan yang efisien. Usia yang panjang dari kelembagaan yang efisien menunjukkan bahwa penguatannya pun dilakukan
dalam kurun waktu yang panjang tersebut. Hanya saja, hal ini harus tetap dilakukan jika penguatan kelembagaan ditujukan untuk menciptakan
kelembagaan yang efisien secara sosial dan efisien pula secara ekonomi.
113
7 SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan