Pengukuran Biaya Transaksi Biaya Transaksi

29 sebagai dependent variable dipengaruhi oleh independent variable meliputi biaya infrastruktur C I dan biaya koordinasi C C . Biaya infrastruktur adalah fixed cost, sedangkan biaya koordinasi adalah variable cost Cordella 2001. de Soto 1989, diacu dalam Anggraini 2005 menyatakan bahwa biaya transaksi juga muncul dari aspek-aspek non-pasar non-marketed transaction cost. Biaya transaksi non-pasar tersebut diantaranya adalah sumber daya yang dikeluarkandihabiskan dalam situasi menunggu resources spent in waiting, mendapatkan izin usaha, upacara peresmian cutting through red tapes, dan menyuap pejabat bribing officials. Biaya transaksi non-pasar ini merajalela rampant dalam pembangunan ekonomi. Terlihat bahwa kesemua penggolongan biaya transaksi tersebut adalah penggolongan berdasarkan mazhab neoklasik karena kesemua penggolongan tersebut ada pada situasi berlangsungnya transfer hak kepemilikan dan biaya transaksi yang muncul adalah biaya antar aktor pasar across market. Menggunakan mazhab hak kepemilikan, biaya transaksi tidak hanya muncul ketika ada transfer hak kepemilikan pada situasi pertukaran sukarela, tetapi juga muncul pada upaya-upaya untuk mencegah atau mengambil keuntungan dari pertukaran yang dipaksakan. Mazhab hak kepemilikan menyatakan bahwa biaya transaksi tidak hanya muncul sebagai biaya antar aktor pasar across market saja, melainkan juga biaya internal di dalam aktor pasar atau internal to the firms Cheung 1969, diacu dalam Allen 1999.

2.3.4 Pengukuran Biaya Transaksi

Biaya transaksi tidak dapat dihitung secara langsung melainkan diperkirakan estimated dengan menggunakan berbagai pendekatan proxy Gabre-Madhin 2001. Pada tahun 1999, Allen menyatakan hanya ada dua penelitian yang berupaya untuk mengukur biaya transaksi measure the level of transaction costs, pertama yang dilakukan oleh Wallis dan North 1986 dan penelitian kedua dilakukan oleh Masten, Meehan, dan Snyder 1991. Penelitian yang dilakukan oleh Wallis North 1986, dinilai oleh Allen 1999 sebagai penelitian pertama yang berupaya mengukur biaya transaksi dan barangkali juga paling ambisius. Mengingat biaya transaksi tidak dapat dihitung secara langsung melainkan diperkirakan estimated, maka perkiraan yang digunakan oleh Wallis North adalah gajiupah yang diterima para pekerja pada 30 jenis-jenis pekerjaan transaksional transactional work di Amerika Serikat. Jenis- jenis pekerjaan yang dianggap 100 transaksional adalah akuntan; pengacara dan hakim; hubungan masyarakat, baik terhadap individu maupun terhadap tenaga kerja personal and labor relations; manajer; kesekretariatanbagian administrasi clerical; tenaga penjualan sales workers; supervisormandor foremen; pengawas inspectors; penjaga; polisi dan militer; serta pekerja pos Wallis North 1986. Ostrom 1999, dalam Dasgupta Serageldin [ed.] 1999 memang membedakan antara aktivitas transformasi dengan aktivitas transaksi. Aktivitas transformasi adalah digunakannya seperangkat input fisik untuk diubah menjadi bentuk output yang berbeda yang nantinya dapat digunakan baik untuk aktivitas transformasi selanjutnya ataupun langsung dikonsumsi. Aktivitas transaksi adalah hubungan antar individu terkait yang membutuhkan waktu dan energi untuk menyelesaikan aktivitas transformasi. Penghitungan gajiupah yang diterima para pekerja pada jenis-jenis pekerjaan transaksional menghasilkan temuan bahwa dalam rentang 100 tahun 1870-1970 penghasilan dari sektor transaksional terus meningkat dari tahun ke tahun hingga pada tahun 1970 mencapai setengah 54,7 dari produk domestik bruto PDB Amerika Serikat. Selengkapnya mengenai hasil penghitungan ini dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4 Penghitungan biaya transaksi terhadap Produk Domestik Bruto PDB Amerika Serikat 1870-1970 Tahun Biaya transaksi pada sektor privat Biaya transaksi pada sektor publik Total biaya transaksi terhadap PDB 1870 22,5 3,6 26,1 1890 29,1 3,6 32,7 1910 31,5 3,7 35,2 1930 38,2 8,2 46,3 1950 40,3 10,9 51,2 1970 40,8 13,9 54,7 Sumber: Wallis North 1986 Penelitian ini mendapatkan kritikan misalnya oleh Davis 1986, diacu dalam Allen 1999. Davis berargumen bahwa setiap jenis pekerjaan memiliki baik elemen transaksional maupun transformasi dan menjadi tidak mungkin untuk memisahkan kedua elemen ini. Sebagai contohnya adalah petani yang berperan 31 baik sebagai manajerpemasar fungsi transaksi sekaligus juga pembudidaya tanaman fungsi transformasi. Atas argumen inilah yang mungkin menjelaskan mengapa penelitian semacam yang dilakukan oleh Wallis dan North menjadi penelitian pertama sekaligus terakhir Allen 1999. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Masten, Meehan, dan Snyder 1991 dinilai Allen 1999 sebagai penelitian yang lebih kompleks untuk menghitung biaya transaksi. Masten, Meehan, dan Snyder menyatakan bahwa kebanyakan pendekatan proxies yang digunakan hanya melihat pada risiko dari pertukaran pasar the hazards of market exchange dan tidak melihat pada biaya pengaturan internal internal cost of governance. Pendekatan macam ini akan gagal untuk melihat antara biaya transaksi internal dan eksternal Allen 1999. Masten, Meehan, dan Snyder yang melihat pada kasus pembuatan kontrak pembangunan galangan kapal Angkatan Laut menemukan bahwa biaya organisasi organization costs adalah sebesar 14 dari total biaya. Jika yang dipilih adalah kesepakatan kontrak yang salah, maka diperkirakan bahwa hal ini akan menyebabkan peningkatan biaya organisasi hingga mencapai 70 Allen 1999.

2.3.5 Keterkaitan antara Biaya Transaksi dengan Hak Kepemilikan

Dokumen yang terkait

Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

5 116 193

Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

4 96 149

Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan (Studi Deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun)

4 97 99

RESEPSI ORGANISASI PEMUDA TENTANG MODEL KEPEMIMPINAN JOKOWI PADA PROGRAM “KABAR KHUSUS” DI TV ONE EDISI 22 JANUARI 2013 (Studi pada Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang)

0 5 45

RESEPSI ORGANISASI PEMUDA TENTANG MODEL KEPEMIMPINAN JOKOWI PADA PROGRAM “KABAR KHUSUS” DI TV ONE EDISI 22 JANUARI 2013 (Studi pada Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang)

0 18 45

MANAJEMEN ORGANISASI PEMUDA

0 4 13

membangun tim pada organisasi pemuda

0 0 7

A. Pedoman Wawancara untuk Organisasi Pemuda - Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 1 43

Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 2 18

BAB II PEMUDA PANCASILA DARI ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA MENJADI ORGANISASI KEMASYARAKATAN 2.1 Organisasi Pemuda Pancasila sebagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) - Srikandi Pemuda Pancasila Sumatera Utara (1982 – 2007)

0 1 12