Jenis Transaksi sebagai Unit Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Biaya Transaksi

68 5 HASIL PENELITIAN

5.1 Jenis Transaksi sebagai Unit Analisis

Agar dapat diperbandingkan antara KALAM dan KARTAR, maka jenis transaksi sebagai unit analisis mikro haruslah sama. Oleh karena itu dibutuhkan untuk membangun kriteria transaksi sebagai unit analisis yaitu i memiliki nilai kontrak yang sama antara KALAM dan KARTAR, dan ii kontrak tersebut bernilai besar bagi kedua organisasi tersebut. Berdasarkan kriteria tersebut, maka jenis transaksi yang memenuhinya dan dapat digunakan sebagai unit analisis adalah transaksi antara KALAMKARTAR dan pihak ketiga dalam hal pengerjaan suatu program yang terkait dengan pemberdayaan pemuda pada tahun 2007. Jenis transaksi ini dipilih karena telah memenuhi kriteria yaitu nilai transaksinya sama sebesar Rp 15.000.000,00 dan bernilai besar bagi kedua lembaga. KALAMKARTAR sebagai penyedia jasa sedangkan mitra transaksi sebagai penyandang dana. Mitra transaksi bagi KALAM adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat lokal di kota Bogor sedangkan pada KARTAR adalah pemerintah provinsi Jawa Barat. Transaksinya adalah hibah dana oleh mitra transaksi namun bentuk-bentuk penggunaannya telah diatur sebelumnya melalui kontrak yang disepakati sebelumnya. Memperhatikan transaksinya, maka hak kepemilikan pada KARTAR dan KALAM dalam penggunaan dana hibah ini bukanlah hak kepemilikan privat private property karena ada batasan-batasan bagi kedua organisasi ini dalam penggunaan dana tersebut. Hak kepemilikan atas dana hibah ini juga bukanlah hak kepemilikan umum public property karena KALAM dan KARTAR memiliki hak untuk mengecualikan right to exclude pihak lain untuk turut serta menikmati sumber daya ini. Hak kepemilikan KALAM dan KARTAR atas dana hibah ini lebih tepat dikategorikan sebagai common property, karena sumber daya ini dikelola secara komunal, utamanya untuk mengontrol eksploitasi Kanbur 1992. 5.2 Besaran Biaya Transaksi pada KALAM 5.2.1 Tahap Akuisisi Pada tahap akuisisi sumber daya, biaya transaksi yang muncul adalah sumber daya manusia yang dialokasikan untuk kegiatan negosiasi awal, 69 koordinasi internal, pembuatan dan penyempurnaan proposal kegiatan termasuk rancangan anggaran dan bahan presentasi, serta presentasi berikut negosiasi akhir kepada pihak pemberi dana. Selain dalam bentuk sumber daya manusia, terdapat pula biaya transaksi dalam bentuk waktu tunggu semenjak negosiasi akhir hingga pencairan dana. Salah satu hal yang menarik dari pelaksanaan tahap akuisisi adalah tidak dilakukannya penyusunan dan penandatanganan kontrak antara KALAM dengan pihak pemberi dana. Kesepakatan hanya dibangun secara lisan saja dan tidak tertulis. Meminjam istilah yang dikutip oleh Masten dan Saussier 2001, kontraknya bertipe kontrak implisit sebagai lawan dari kontrak eksplisit. Hal ini tidak hanya terjadi pada kerja sama kali ini saja, pada kerjasama-kerjasama sebelumnya dengan pihak lain pun tidak digunakan kontrak tertulis. Selengkapnya mengenai biaya transaksi pada tahap akuisisi dana program KALAM dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sumber daya yang dialokasikan pada tahap akuisisi dana program KALAM Jumlahjenis sumber daya yang dialokasikan Dialokasikan untuk Waktu yang dibutuhkan 1 orang presiden KALAM Negosiasi awal dengan calon pemberi dana 2 jam 7 orang pengurus KALAM Koordinasi internal 4 jam 1 orang ketua tim Pembuatan proposal kegiatan dan bahan presentasi 1 minggu 6 orang pengurus KALAM Penyempurnaan proposal dan bahan presentasi 1 jam 3 orang pengurus KALAM Presentasi dan negosiasi akhir 30 menit Waktu tunggu Rentang waktu antara negosiasi awal hingga akhir 1 minggu Waktu tunggu Rentang waktu yang dibutuhkan antara negosiasi akhir dengan pencairan sumber daya 3 minggu

5.2.2 Tahap Distribusi

Tahapan selanjutnya setelah akuisisi dilaksanakan adalah tahap distribusi sumber daya. Sumber daya yang didistribusikan senilai Rp 7 juta sebagai pembayaran awal dari keseluruhan dana program sebesar Rp 15 juta. Hanya saja, hingga saat ini sisa dana program belum dibayarkan oleh pihak penyandang dana. Sumber daya senilai Rp 7 juta tersebut didistribusikan untuk 70 berbagai kebutuhan dengan komponen utamanya adalah operasional program dan pembelian barang modal yaitu kamera digital. Pihak yang menentukan besaran alokasi sumber daya yang didistribusikan untuk operasional program adalah ketua tim dan bendahara KALAM. Proses penentuan besaran alokasi biasanya dilakukan melalui diskusi antara kedua orang tersebut. Mengingat sumber daya dipegang oleh bendahara KALAM, maka ada waktu tunggu semenjak pengajuan permintaan hingga sumber daya dapat diakses. Waktu tunggu sekitar satu jam dibutuhkan untuk mengakses jenis-jenis kebutuhan yang dibutuhkan pada saat itu juga. Untuk jenis-jenis kebutuhan yang baru dibutuhkan pada waktu-waktu mendatang, tidak ada penundaan waktu time delay pemenuhan kebutuhan tersebut. Pembelian kamera digital dilaksanakan pada bulan kedua pelaksanaan program. Keputusan pembelian kamera digital dihasilkan dua hari sebelumnya melalui rapat yang diikuti oleh delapan orang dan berlangsung selama 30 menit. Dilakukannya rapat karena keputusan pembelian tersebut adalah keputusan besar yang menyedot 50 dari pembayaran pertama dana program. Tabel 7. Sumber daya yang dialokasikan pada tahap distribusi dana program KALAM Jumlahjenis sumber daya yang dialokasikan Dialokasikan untuk Waktu yang dibutuhkan Operasional program 2 orang pengurus KALAM Mengalokasikan sumber daya untuk kepentingan operasional program 63 menitbulan selama 9 bulan Waktu tunggu Menunggu sumber daya dapat diakses dari bendahara 1 jam jika dibutuhkan saat itu juga Pembelian barang modal 8 orang pengurus KALAM Mengalokasikan sumber daya untuk pembelian barang modal 30 menit Waktu tunggu Rentang waktu yang dibutuhkan semenjak sumber daya telah dimiliki tetapi belum ada peruntukannya hingga termanfaatkan untuk membeli barang modal 2 bulan

5.2.3 Tahap Penjagaan

Tahap penjagaan dapat dibedakan atas tahap penjagaan internal dan eksternal. Tahap penjagaan internal adalah tahap penjagaan yang dilakukan di internal KALAM sedangkan tahap penjagaan eksternal yaitu tahap penjagaan yang dilakukan bersama dengan mitra transaksi yang menjadi penyandang dana. 71 Tahap Penjagaan Internal Setelah sumber daya dialokasikan, biaya transaksi selanjutnya muncul pada tahap penjagaan sumber daya. Upaya-upaya yang dilakukan agar sumber daya dimanfaatkan sesuai dengan alokasinya adalah i orang yang semenjak awal hingga akhir program memegang dan mengeluarkan sumber daya untuk dimanfaatkan hanyalah bendahara seorang, ii sumber daya dikeluarkan tidak dalam bentuk tunai in-cash melainkan dalam bentuk barang in-kind sesuai dengan kebutuhan yang diminta, dan iii diskusi rutin untuk mengevaluasi pelaksanaan program. Sumber daya yang dibutuhkan untuk tahap penjagaan meliputi sumber daya manusia yaitu satu orang bendahara dan anggota KALAM lainnya yang mengikuti diskusi rutin, sumber daya yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan bendahara dan waktu yang dibutuhkan untuk mengakses sumber daya dari bendahara, dan terakhir adalah sumber daya yang dibutuhkan untuk mengkonversi in-cash resources menjadi in-kind resources. Diskusi rutin untuk mengevaluasi pelaksanaan program dilakukan dengan intensitas yang menurun. Pada empat bulan pertama pelaksanaan program, diskusi diadakan seminggu sekali sedangkan pada bulan-bulan selanjutnya hingga akhir pelaksanaan program diskusi dilakukan dua minggu sekali. Diskusi diikuti oleh enam hingga tujuh orang dengan memakan waktu satu hingga dua jam. Komunikasi dan akses terhadap sumber daya yang dipegang bendahara dilakukan oleh ketua tim. Komunikasi dan proses mengakses ini tidak membutuhkan sumber daya khusus karena dilakukan berbarengan dengan kegiatan program lainnya. Hanya saja dibutuhkan waktu tunggu sekitar satu jam semenjak menyampaikan permintaan kepada bendahara hingga didapatkan kebutuhan yang diminta. Hal ini berlaku pada jenis-jenis kebutuhan yang dibutuhkan pada saat itu juga. Untuk jenis-jenis kebutuhan yang baru dibutuhkan pada waktu-waktu mendatang, tidak ada penundaan waktu time delay pemenuhan kebutuhan tersebut. Mengenai sumber daya yang dibutuhkan untuk mengkonversi in-cash resources menjadi in-kind resources, pos utama yang dibutuhkan adalah transportasi. Menurut penuturan bendahara sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk urusan konversi ini, nilai rupiah yang dibutuhkan untuk pos transportasi dan urusan konversi lainnya adalah sebesar 5 dari nilai dana 72 program atau sebesar Rp 350 ribu. Kesemua biaya transaksi tersebut adalah biaya transaksi untuk tahap penjagaan internal. Tahap Penjagaan Eksternal Tahap penjagaan eksternal dilakukan oleh mitra transaksi dalam bentuk permintaan laporan per triwulan dan evaluasi rutin per dua minggu. Laporan per triwulan tidak dimintakan untuk dibuat dalam format tertentu dan diberikan kebebasan bagi KALAM untuk membuatnya. Evaluasi rutin berhenti pada pertemuan ketiga. Selengkapnya mengenai sumber daya yang dibutuhkan pada tahap penjagaan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Sumber daya yang dibutuhkan pada tahap penjagaan dana program KALAM Jenis sumber daya Dialokasikan untuk Waktubesar yang dibutuhkan Tahap penjagaan internal 1 orang bendahara Memegang dan mengeluarkan sumber daya sesuai kebutuhan yang dimintakan 4 haribulan selama 9 bulan 6 orang pengurus dan anggota tim Mengevaluasi penggunaaan sumber daya melalui diskusi rutin 360 menitbulan selama empat bulan pertama, 90 menitbulan selama lima bulan selanjutnya Biaya transportasi Mengkonversi in-cash resources menjadi in-kind resources Rp 125,000 selama 1,5 bulan pertama kegiatan Rp 350,000 secara keseluruhan Waktu tunggu Menunggu sumber daya dapat diakses dari bendahara 1 jam jika dibutuhkan saat itu juga Tahap penjagaan eksternal 1 orang ketua tim Pembuatan laporan kegiatan 4 jam 1 orang bendahara Pembuatan laporan keuangan per 2 minggu Termasuk ke dalam penghitungan waktu kerja bendahara 4 orang pengurus KALAM Evaluasi rutin per dua minggu 3 kali1,5 jam 73 5.3 Besaran Biaya Transaksi pada KARTAR 5.3.1 Tahap Akuisisi Proses utama pada tahap akuisisi ini adalah pembuatan dan pengiriman proposal. Satu hal yang membedakannya dengan KALAM adalah pemerintah kelurahan turut terlibat di dalam tahap akuisisi ini. Keterlibatan pemerintah kelurahan dalam bentuk akses pertama kepada informasi pengiriman surat undangan pengiriman proposal dari pemerintah provinsi ditujukan kepada lurah, sosialisasi kepada KARTAR atas informasi yang didapat, dan pemberian persetujuan atas rancangan proposal yang disusun oleh KARTAR. Keterlibatan pemerintah kelurahan tentu menimbulkan biaya transaksi yang spesifik pada kelembagaan formal. Semenjak surat undangan pengiriman proposal dari pemerintah provinsi diterima hingga dilaksanakan sosialisasi oleh pihak kelurahan membutuhkan waktu satu minggu. Sosialisasi dilaksanakan oleh pihak kelurahan bersama dengan tiga orang pengurus KARTAR. Selanjutnya, tiga orang yang mengikuti sosialisasi tersebut menjadi narasumber sewaktu diadakan koordinasi internal. Koordinasi internal diikuti oleh 15 orang dan memakan waktu satu jam. Setelahnya, dibentuklah tim kecil oleh KARTAR yang terdiri atas tiga orang dan bertugas untuk menyusun rancangan proposal. Rancangan proposal ini lantas dikonsultasikan secara intensif kepada pihak kelurahan meliputi Lurah, Sekretaris Lurah, dan Kepala Sie Kasie Sosial hingga didapatkan persetujuan. Sebenarnya, pelibatan pihak kelurahan bukanlah menjadi prasyarat yang dimintakan oleh pemerintah provinsi sebagai penyandang dana melainkan lebih sebagai kebiasaan atau tata cara. Proses penyusunan proposal ini hingga mendapatkan persetujuan memakan waktu 15 hari kerja efektif. Proposal yang telah disetujui oleh lurah lantas dikirimkan kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kesbanglinmas Kota Bogor sebagai penghubung kepada Pemprov Jabar. Dua orang pengurus KARTAR ditugaskan untuk menghadap ke Kantor Kesbanglinmas dan mengantarkan proposal. Proses ini berlangsung sebanyak tiga kali dikarenakan adanya permintaan revisi proposal dari Kantor Kesbanglinmas. Semenjak pengajuan proposal hingga selesainya proses revisi membutuhkan waktu satu bulan. 74 Setelah itu, mengingat adanya syarat bahwa KARTAR harus membuka rekening di Bank Jabar sebagai penampung dana program dari provinsi, maka Ketua dan Bendahara KARTAR mengurus pembuatan rekening tersebut. Pembuatan rekening itu sendiri hanya memakan waktu dua jam tetapi dibutuhkan dana sebesar Rp 500 ribu yang harus disiapkan sebagai setoran awal. Sebulan semenjak proposal hasil revisi paling akhir diterima oleh Kantor Kesbanglinmas, maka cairlah dana di rekening KARTAR. Proses yang dilalui oleh KARTAR pada tahap akuisisi ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sumber daya yang dibutuhkan pada tahap akuisisi dana program KARTAR Jumlahjenis sumber daya yang dialokasikan Dialokasikan untuk Waktusumber daya yang dibutuhkan Waktu tunggu Rentang waktu antara diterimanya surat oleh pihak kelurahan dan disosialisasikannya informasi tersebut kepada pihak KARTAR 1 minggu 3 orang pengurus KARTAR Mengikuti rapat sosialisasi oleh pihak kelurahan 1 jam 15 orang pengurus KARTAR Koordinasi internal 1 jam 3 orang pengurus KARTAR Menyusun proposal dan mengkonsultasikannya secara intensif dengan pihak kelurahan meliputi Lurah, Sekretaris Lurah, dan Kasie Sosial 15 hari Waktu tunggu Rentang waktu antara awal penyusunan proposal hingga menjadi proposal final yang disetujui pihak kelurahan 1 bulan 2 orang pengurus KARTAR Menyampaikan proposal kepada Kantor Kesbanglinmas 3 kali1 jam Biaya transportasi Transportasi dari dan menuju Kantor Kesbanglinmas 2 kaliRp 20 ribu 2 orang pengurus KARTAR Merevisi proposal sebanyak dua kali sesuai permintaan Kantor Kesbanglinmas 2 kali revisi3 hari Waktu tunggu Rentang waktu antara penyampaian proposal pertama kali hingga proposal hasil dua kali revisi proposal final 1 bulan 2 orang pengurus KARTAR Ketua dan Bendahara Membuka rekening di Bank Jabar Dua jam Dana tunai Setoran awal sebagai syarat pembukaan rekening baru Rp 500 ribu Biaya transportasi Transportasi pulang pergi ke Bank 2 kaliRp 20 ribu Waktu tunggu Rentang waktu antara penyampaian proposal final hingga cairnya dana di rekening KARTAR 1 bulan 75

5.3.2 Tahap Distribusi

Tahap distribusi terjadi setelah sumber daya berada di tangan KARTAR. Tahap ini dilakukan melalui tiga kali rapat selama tiga hari berturut-turut dengan masing-masingnya memakan waktu satu jam dan diikuti oleh lima orang. Rapat pertama kali dilakukan berselang dua hari setelah dana program masuk ke rekening KARTAR. Rapat tersebut dilakukan tiga kali karena meskipun pengalokasian sumber daya telah diatur di dalam proposal tetapi terdapat keinginan yang beragam disampaikan oleh anggota. Selain itu, rapat ini juga dilakukan untuk menunjuk penanggung jawab kegiatan. Setelah keputusan dihasilkan melalui tiga kali rapat, bukan lantas tahap distribusi selesai dilakukan. Pemerintah kelurahan terlibat juga pada tahapan ini yaitu dalam bentuk pemberian persetujuan terhadap keputusan pengalokasian sumber daya yang dihasilkan oleh KARTAR tersebut. Rapat bersama pemerintah kelurahan ini dilakukan keesokan hari setelah keputusan internal dihasilkan. Penarikan dana dilakukan sebanyak empat kali dengan otoritas penarikan ada pada Ketua dan Bendahara. Rekening memang diatasnamakan kedua orang tersebut. Koordinasi dengan pengurus lain dilakukan setiap akan menarik dana. Koordinasi tersebut melibatkan delapan orang pengurus KARTAR dan membutuhkan waktu sekitar satu jam. Satu hal yang menarik adalah bahwa koordinasi yang dilakukan setiap akan menarik dana sebenarnya adalah satu bentuk penjagaan sumber daya karena koordinasi tersebut dilakukan untuk mengontrol besar penarikan dan rencana penggunaan dana. Artinya, tahap distribusi dan tahap penjagaan tidak selalu berlangsung secara sekuensial melainkan juga secara paralel. Oleh karena itu, koordinasi ini dimasukkan sebagai bagian dari tahap penjagaan dan bukan tahap distribusi. 76 Tabel 10. Sumber daya yang dibutuhkan pada tahap distribusi dana program KARTAR Jumlahjenis sumber daya yang dialokasikan Dialokasikan untuk Waktusumber daya yang dibutuhkan 5 orang pengurus KARTAR Rapat internal KARTAR untuk pengalokasian sumber daya 3 kali1 jam 3 orang pengurus KARTAR Rapat KARTAR dengan pemerintah kelurahan untuk mendapatkan persetujuan alokasi sumber daya 1 jam 2 orang pengurus KARTAR Ketua dan Bendahara Melaksanakan penarikan dana dari rekening KARTAR 4 kali1,5 jam Biaya transportasi Transportasi pulang-pergi ke Bank 4 kalix2 orang10.000

5.3.3 Tahap Penjagaan

Tahap Penjagaan Internal Sebagaimana pada KALAM, tahap penjagaan pada KARTAR pun dapat dibedakan atas tahap penjagaan internal dan eksternal. Koordinasi yang dilakukan dengan pengurus lain dilakukan setiap akan menarik dana termasuk ke dalam tahap penjagaan internal. Selain itu, penjagaan internal ini juga dilakukan dengan cara penunjukan satu orang pemegang dana. Rapat evaluasi dilakukan satu kali, diikuti oleh 13 orang dan berlangsung selama satu jam. Rapat evaluasi ini diadakan pada akhir pelaksanaan pogram. Rentang waktu semenjak turunnya dana ke rekening KARTAR hingga terkirimnya laporan akhir adalah selama 1,5 bulan. Tahap Penjagaan Eksternal Tahap penjagaan eksternal dilakukan melalui pembuatan laporan akhir yang disampaikan kepada Kantor Kesbanglinmas Provinsi Jabar. Pembuatan laporan akhir ini dilakukan oleh tim yang sama dengan tim pembuatan proposal yang terdiri atas tiga orang. Rancangan laporan ini dikonsultasikan dengan pihak kelurahan hingga disetujui dan menjadi laporan akhir. Proses pembuatan laporan berikut konsultasinya membutuhkan waktu selama lima hari kerja efektif. Ada pula penjagaan eksternal yang dilakukan oleh pemerintah kelurahan. Penjagaan ini dilakukan melalui rapat untuk mengevaluasi pendistribusian sumber daya. Rapat dilakukan lima kali dengan masing-masingnya berlangsung selama 30 menit dan diikuti oleh tiga orang pengurus dari KARTAR. Selain rapat, pihak kelurahan juga melakukan cek fisik meskipun hal ini tidak secara khusus 77 dilakukan. Selengkapnya mengenai biaya transaksi dana program pada KARTAR dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Sumber daya yang dibutuhkan pada tahap penjagaan dana program KARTAR Jumlahjenis sumber daya yang dialokasikan Dialokasikan untuk Waktusumber daya yang dibutuhkan Tahap penjagaan internal 1 orang pengurus KARTAR Pemegang dana 1,5 bulan 8 orang pengurus KARTAR Koordinasi dengan pengurus lain setiap akan menarik dana dari rekening 4 kali1 jam 13 orang pengurus KARTAR Rapat evaluasi 1 jam Tahap penjagaan eksternal 3 orang pengurus KARTAR Rapat evaluasi pendistribusian sumber daya bersama pihak kelurahan 5 kali30 menit 3 orang pengurus KARTAR Pembuatan laporan akhir untuk Kantor Kesbanglinmas Provinsi Jawa Barat berikut proses konsultasi pembuatannya dengan pihak kelurahan 5 hari kerja efektif Biaya transportasi Transportasi pengiriman laporan akhir ke Kantor Kesbanglinmas Kota Bogor Rp 20 ribu

5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Biaya Transaksi

Pengolahan data menggunakan analisis fungsi diskriminan mendapati hasil bahwa variabel x 5 yaitu asymmetric information harus dikeluarkan dari analisis selanjutnya karena tidak dijumpai keragaman data. Hal ini menunjukkan bahwa informasi asimetris terjadi dan sama-sama dijumpai di KALAM dan KARTAR. Oleh karena itu pada pengolahan selanjutnya hanya menganalisis lima variabel saja. Hasil yang didapat menggunakan analisis fungsi diskriminan dapat dilihat pada Error Reference source not found.. Tabel 12 Fungsi klasifikasi variabel-variabel bebas terhadap KALAM dan KARTAR Group 1 Group 2 X1 25.946 11.159 X2 23.261 20.412 X3 6.959 5.855 X4 25.828 106.261 X6 2.026 -23.871 Constant -148.331 -215.517 78 Angka di kolom Group 1 KALAM dan Group 2 KARTAR adalah nilai koefisien regresi untuk masing-masing variabel yang diolah. Dapat diperhatikan bahwa variabel x 1 , x 4 , dan x 6 adalah variabel-variabel yang membedakan discriminate antara KALAM dan KARTAR dikarenakan besarnya perbedaan nilai koefisien regresinya. Pada KALAM, variabel x 1 kategori struktural dari modal sosial dalam bentuk jaringan jauh lebih tinggi dibandingkan KARTAR berdasarkan nilai koefisien regresinya. Variabel x 4 hak kepemilikan yang tidak lengkap pada KALAM jauh lebih rendah dibandingkan pada KARTAR. Artinya, hak kepemilikan pada KALAM lebih lengkap dibandingkan KARTAR. Variabel x 6 tingkat spesifisitas aset juga memiliki perbedaan nilai koefisien regresi yang besar antar grup. Hanya saja, nilai yang didapatkan sama-sama menegaskan bahwa spesifisitas aset yang ditransaksikan pada KALAM dan KARTAR sama-sama rendah, tetapi pada KARTAR jauh lebih rendah lagi ditunjukkan dengan nilai minus koefisien regresinya. Aset yang ditransaksikan memang dalam bentuk dana, dan dana bukanlah aset yang spesifik karena dapat digunakan untuk bermacam-macam penggunaan. Terilihat bahwa penggunakan variabel assets specificity untuk jenis transaksi pada penelitian ini adalah kurang tepat sehingga memnculkan hasil olahan data yang tidak baik. Hasil pada Tabel 13 adalah keluaran dari analisis fungsi diskriminan menggunakan software Statistica ver.06. Penggunaan software SPSS ver.14 untuk melakukan analisis yang sama menghasilkan bentuk keluaran yang berbeda. Hasil pengolahan dengan menggunakan SPSS ver.14 ini dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas Wilks Lambda F df1 df2 Sig. X1 0.083019 99.40909 1 9 0.0000 X2 0.999462 0.004841 1 9 0.9460 X3 0.836957 1.753247 1 9 0.2181 X4 0.382586 14.5241 1 9 0.0041 X6 0.721762 3.469484 1 9 0.0954 Tests of Equality of Group Means Memperhatikan Tabel 13, variabel yang berpengaruh nyata terhadap perbedaan biaya transaksi antara KALAM dan KARTAR pada selang kepercayaan 95 adalah x 1 kategori struktural dari modal sosial dalam bentuk jaringan dan x 4 hak kepemilikan yang tidak lengkap. Menegaskan penjelasan 79 sebelumnya, pada selang kepercayaan 95 variabel x 6 tingkat spesifisitas aset tidak berpengaruh secara nyata.

5.5 Efektivitas Kelembagaan dalam Pencapaian Tujuan

Dokumen yang terkait

Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

5 116 193

Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

4 96 149

Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan (Studi Deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun)

4 97 99

RESEPSI ORGANISASI PEMUDA TENTANG MODEL KEPEMIMPINAN JOKOWI PADA PROGRAM “KABAR KHUSUS” DI TV ONE EDISI 22 JANUARI 2013 (Studi pada Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang)

0 5 45

RESEPSI ORGANISASI PEMUDA TENTANG MODEL KEPEMIMPINAN JOKOWI PADA PROGRAM “KABAR KHUSUS” DI TV ONE EDISI 22 JANUARI 2013 (Studi pada Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang)

0 18 45

MANAJEMEN ORGANISASI PEMUDA

0 4 13

membangun tim pada organisasi pemuda

0 0 7

A. Pedoman Wawancara untuk Organisasi Pemuda - Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 1 43

Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 2 18

BAB II PEMUDA PANCASILA DARI ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA MENJADI ORGANISASI KEMASYARAKATAN 2.1 Organisasi Pemuda Pancasila sebagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) - Srikandi Pemuda Pancasila Sumatera Utara (1982 – 2007)

0 1 12