Keterkaitan Biaya Transaksi antar Tahap Transaksi

107

6.2.1 Keterkaitan Biaya Transaksi antar Tahap Transaksi

Rao 2003 menyatakan bahwa antar tahapan biaya transaksi memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi interdependent satu sama lain: “It is important to recognize that the two sets of cost elements ex ante dan ex post are usually interdependent, and hence an attempt to minimize one set of TC should also consider the corresponding implications for the entire vector of cost elements.” Interdependensi antar tahapan transaksi telah berhasil dijelaskan oleh penelitian ini. Bentuk-bentuk interdependensi tersebut adalah sebagai berikut: i interdependensi antara enforcement costs pada tahap penjagaan dan kelengkapan kontrak pada tahap akuisisi. Data dari penelitian ini menunjukkan bahwa murahnya market enforcement menyebabkan kontrak yang dipilih adalah kontrak yang tidak lengkap. Kontrak yang tidak lengkap pada gilirannya membuat biaya transaksi pada tahap akuisisi menjadi lebh murah. Dua kondisi yang dipenuhi sehingga market enforcement dapat lebih murah adalah a masing-masing mitra transaksi memiliki harapan untuk menjalin kerjasama dalam jangka panjang, dan b informasi mengenai perilaku curang dapat diketahui dengan mudah. ii interdependensi antara kelengkapan hak kepemilikan pada tahap distribusi dan enforcement costs pada tahap penjagaan. Hak kepemilikan yang didistribusikan semakin lengkap menyebabkan biaya transaksi pada tahap distribusi menjadi semakin murah. Tetapi, hak kepemilikan yang lebih lengkap ini lantas diikuti dengan enforcement costs yang lebih besar pada tahap penjagaan. Hanya saja, besarnya enforcement costs itu dapat dikurangi dengan murahnya market enforcement selama kondisi yang memungkinkannya dapat dipenuhi. Interdependensi tersebut digambarkan dalam Gambar 11 sebagai berikut. 108 Property rights completeness Enforcement costs Contracts completeness More incomplete property rights Lower enforcement costs More incomplete contracts More complete property rights Higher enforcement costs More complete contracts Reduced by inexpensive market enforcement High Low Transaction stage Gambar 11 Interdependensi antar tahap biaya transaksi Kontrak yang lebih lengkap tidak serta merta mendistribusikan hak kepemilikan secara lebih lengkap. Oleh karena itulah pada Gambar 11 tidak terdapat garis penghubung antara property rights completeness dan contract completeness. Kontrak dapat dikatakan lengkap meskipun tidak mencakup pendistribusian hak kepemilikan. Definisi kontrak yang lengkap menurut Holmstrom dan Tirole 1989 diacu dalam Masten dan Saussier 2001, adalah kontrak yang i menyebutkan kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak pada setiap kemungkinan kondisi every possible contingency, dan ii memberikan kemungkinan hasil terbaik the best possible outcome berdasarkan informasi yang tersedia saat kontrak dibuat sehingga tidak akan diperlukan lagi revisi atau upaya untuk melengkapi. Saussier 2000 menambahkan bahwa kontrak dapat dikatakan lebih lengkap jika kontrak tersebut dapat mendefinisikan transaksi yang akan dilakukan sekaligus cara untuk menjalankan transaksi tersebut.

6.3 Efektivitas Kelembagaan dalam Pencapaian Tujuan

Dokumen yang terkait

Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

5 116 193

Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

4 96 149

Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan (Studi Deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun)

4 97 99

RESEPSI ORGANISASI PEMUDA TENTANG MODEL KEPEMIMPINAN JOKOWI PADA PROGRAM “KABAR KHUSUS” DI TV ONE EDISI 22 JANUARI 2013 (Studi pada Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang)

0 5 45

RESEPSI ORGANISASI PEMUDA TENTANG MODEL KEPEMIMPINAN JOKOWI PADA PROGRAM “KABAR KHUSUS” DI TV ONE EDISI 22 JANUARI 2013 (Studi pada Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang)

0 18 45

MANAJEMEN ORGANISASI PEMUDA

0 4 13

membangun tim pada organisasi pemuda

0 0 7

A. Pedoman Wawancara untuk Organisasi Pemuda - Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 1 43

Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 2 18

BAB II PEMUDA PANCASILA DARI ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA MENJADI ORGANISASI KEMASYARAKATAN 2.1 Organisasi Pemuda Pancasila sebagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) - Srikandi Pemuda Pancasila Sumatera Utara (1982 – 2007)

0 1 12