Simpulan Biaya Transaksi Pada Kelembagaan Pemuda Perkotaan Studi Kasus Dua Organisasi Pemuda Di Kota Bogor

113 7 SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Biaya transaksi pada KALAM mencapai 29,14 dibanding pada KARTAR. Biaya transaksi pada KALAM tersebut lebih rendah pada semua tahap meliputi akuisisi, distribusi, dan penjagaan sumber daya. Perbedaan paling nyata adalah pada tahap akuisisi ketika besaran biaya transaksi pada KALAM sebesar 20,35 dari KARTAR. Faktor utama yang menyebabkannya adalah kontrak tidak lengkap yang dibuat oleh KALAM. Kontrak yang tidak lengkap menjadi pilihan karena market enforcement dapat dilakukan secara lebih murah. Dua kondisi yang harus dipenuhi agar market enforcement dapat lebih murah dilakukan adalah i masing-masing mitra transaksi memiliki harapan untuk menjalin kerjasama dalam jangka panjang, dan ii informasi mengenai perilaku curang dapat diketahui dengan mudah. Dua kondisi ini hanya dapat dipenuhi jika antar mitra transaksi memiliki kualitas jaringan network yang baik, dan kualitas jaringan dipengaruhi oleh modal sosial. Faktor lain yang berpengaruh adalah kelengkapan hak kepemilikan. Hak kepemilikan pada KALAM lebih lengkap, utamanya pada hak untuk memilih bentuk-bentuk penggunaan sumber daya, dan ini menyebabkan biaya transaksi pada tahap distribusi menjadi lebih rendah. Meskipun terdapat trade-off antara semakin lengkapnya hak kepemilikan dan semakin mahalnya enforcement costs, akan tetapi biaya ini dapat ditekan dengan murahnya market enforcement. Hal ini menunjukkan interdependensi antar elemen biaya transaksi. Hasil analisis fungsi diskriminan menegaskan pengaruh nyata dari faktor-faktor tersebut. Dua variabel diskriminan yang membedakan antara KALAM dan KARTAR adalah jaringan dan kelengkapan hak kepemilikan. Efektivitas KALAM dalam mencapai tujuannya pun lebih tinggi jika dibandingkan dengan KARTAR. Meskipun penelitian ini tidak mengkaji korelasi antara besaran biaya transaksi dan efektivitas kelembagaan, tetapi dapat dinyatakan bahwa lebih rendahnya biaya transaksi di KALAM disertai dengan lebih efektifnya KALAM dalam mencapai tujuannya, demikian sebaliknya di KARTAR. Hasil penelitian ini menunjukkan interdependensi antar tahapan biaya transaksi, besaran biaya transaksi pada satu tahap akan mempengaruhi besaran 114 pada tahap lainnya. Hasil ini juga menunjukkan besarnya pengaruh modal sosial terhadap minimalisasi biaya transaksi yaitu dalam bentuk menurunkan contracting costs, enforcement costs, dan distribusi hak kepemilikan yang semakin lengkap. Pengaruh ini pada akhirnya tidak hanya meminimalkan biaya transaksi saja melainkan juga mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Turunnya contracting costs dan enforcement costs meningkatkan intensitas kerjasama yang saling menguntungkan dan hal ini mendorong kemandirian ekonomi suatu wilayah dan meningkatnya konsumsi kolektif. Distribusi hak kepemilikan yang semakin lengkap mewujud pada pengelolaan common property oleh masyarakat lokal sehingga lebih cost effective. Besarnya pengaruh modal sosial menyebabkan upaya-upaya penguatan kelembagaan hanya dapat utuh dilakukan jika mencakup juga penguatan modal sosial. Penguatan modal sosial membutuhkan investasi-investasi yang berjangka panjang. Oleh karena itulah salah satu karakteristik dasar dari New Institutional Economics adalah bahwa kelembagaan yang efisien adalah kelembagaan yang telah bertahan lama. Penguatan kelembagaan yang mencakup juga investasi pada modal sosial ini tidak dapat dilakukan secara cepat dan instan jika hendak mewujudkan kelembagaan yang efisien secara sosial dan efisien secara ekonomi.

7.2 Saran

Dokumen yang terkait

Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

5 116 193

Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

4 96 149

Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan (Studi Deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun)

4 97 99

RESEPSI ORGANISASI PEMUDA TENTANG MODEL KEPEMIMPINAN JOKOWI PADA PROGRAM “KABAR KHUSUS” DI TV ONE EDISI 22 JANUARI 2013 (Studi pada Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang)

0 5 45

RESEPSI ORGANISASI PEMUDA TENTANG MODEL KEPEMIMPINAN JOKOWI PADA PROGRAM “KABAR KHUSUS” DI TV ONE EDISI 22 JANUARI 2013 (Studi pada Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang)

0 18 45

MANAJEMEN ORGANISASI PEMUDA

0 4 13

membangun tim pada organisasi pemuda

0 0 7

A. Pedoman Wawancara untuk Organisasi Pemuda - Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 1 43

Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 2 18

BAB II PEMUDA PANCASILA DARI ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA MENJADI ORGANISASI KEMASYARAKATAN 2.1 Organisasi Pemuda Pancasila sebagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) - Srikandi Pemuda Pancasila Sumatera Utara (1982 – 2007)

0 1 12