36
biaya ini menjadi terlalu mahal, maka hak kepemilikan menjadi lebih sulit untuk ditegakkan. Oleh karena itu dibutuhkan mekanisme kontrol lain misalnya melalui
kewenangan pemerintah dengan penetapan perundang-undangan Alchian 2002.
Fauzi 2005 menyatakan bahwa biaya transaksi yang diminimumkan ditambah dengan
well-established property rights menyebabkan eksternalitas negatif yang timbul dapat diinternalisasikan melalui proses
bargaining. Implikasi dari pernyataan ini adalah eksternalitas negatif menjadi muncul akibat biaya
transaksi yang terlalu mahal sehingga hak kepemilikan tidak well-established.
Sejatinya, hak kepemilikan memang tidak pernah lengkap incomplete
karena adanya eksternalitas atau peraturan-peraturan, baik formal maupun informal, yang membatasi bentuk-bentuk penggunaan sumber daya. Hak
kepemilikan dikatakan tidak lengkap ketika sebagian hak berada di tangan orang lain. Barang
goods adalah bendel hak kepemilikan bundle of rights, dan tidak keseluruhan dari bendel tersebut berada di tangan satu orang. Hak kepemilikan
juga tidak pernah sempurna imperfect, yaitu ketika penegakan hak tersebut
terlalu mahal too costly Allen 2005. Hak kepemilikan yang tidak pernah
lengkap dan tidak pernah sempurna menyebabkan biaya transaksi ada dimana- mana
ubiqitous.
2.3.6 Keterkaitan antara Biaya Transaksi dengan Kelembagaan
Kelembagaan institution sebenarnya adalah seperangkat hak kepemilikan
sets of property right. Kelembagaan mengalokasikanmendistribusikan hak kepemilikan
distribution of property rights Allen 1999. Allen 2005 menyatakan:
“…institution as a distribution of property rights; that is a set of rules and constraints that define our ability to exercise choices…”
Hal ini dapat dipahami sebagai berikut: hak kepemilikan diatur dalam aturan main yang jelas disebut sebagai
legal rights sedangkan aturan main adalah substansi dari kelembagaan. Contoh dari kelembagaan misalnya adalah
hukum dan peraturan lainnya yang melindungi hak kepemilikan Williamson 1998, diacu dalam Poel 2005.
Kembali kepada Teori Coase yang menyatakan “ in the absence of
transaction costs, the allocation of resources is independent of the distribution of
37
property rights”, teori ini dapat ditafsirkan bahwa aturan main dalam bentuk distribusi hak kepemilikan menjadi tidak berpengaruh pada situasi ketika tawar
menawar bargaining dapat dilakukan tanpa biaya costlessly, sebuah situasi
ketika biaya transaksi sama dengan nol. Sederhananya, teori Coase adalah aplikasi ilmu ekonomi terhadap situasi ketika tawar menawar dapat dilakukan
tanpa biaya dan aturan main berubah Allen 2005. Tetapi, karena hak kepemilikan selalu tidak pernah lengkap
incomplete dan tidak pernah sempurna
imperfect menyebabkan biaya transaksi akan selalu positif dan disinilah kelembagaan menjadi penting. Dapat dikatakan bahwa
kelembagaan adalah fungsi dari biaya transaksi. Allen 2005 menyatakan secara tegas keterkaitan antara biaya transaksi dengan kelembagaan:
“…when transaction costs are zero, then the institutional rules do not matter. When transaction costs are positive which they always are then institution have
significant consequences for the allocation of resources.” Bentuk-bentuk kelembagaan itu sebenarnya adalah pilihan, dan pilihan yang
dijatuhkan tergantung dari bentuk kelembagaan mana yang paling dapat memaksimumkan keuntungan dari perdagangan dan produksi di atas biaya
transaksi yang harus dikeluarkan. Hal ini yang dinyatakan oleh Allen 2005 sebagai hipotesis utama
grand hypothesis dari New Institutional Economics. Kelembagaan adalah buatan manusia
humanly devised yang didesain untuk mengurangi biaya transaksi Allen 2005. Salah satu caranya adalah
dengan membantu membangun perkiraan tentang apa yang akan dilakukan orang lain Lin Nugent 1995, diacu dalam Rodrik 1999. Tingkat ketidakpastian
mempengaruhi biaya transaksi. Peran utama dari kelembagaan adalah mengurangi tingkat ketidakpastian North 1991, diacu dalam Poel 2005.
Keadaan setting kelembagaan yang ada menentukan bagaimana
organisasi-organisasi membangun kontrak. Kontrak menjadi dasar bagi berjalannya pertukaran impersonal atau pertukaran anonim
impersonalized exchangeanonymous exchange. Adanya kontrak menjadikan pertukaran
berevolusi dari yang awalnya adalah pertukaran personal personalized
exchange, yaitu pertukaran yang dilakukan antar orang yang saling mengenal satu sama lain North Thomas 1973, diacu dalam Gabre-Madhin 2001.
Cheung 1969, diacu dalam Allen 1999 secara eksplisit menyatakan bahwa pilihan akan jenis kontrak dipengaruhi oleh biaya transaksi yang terkandung
pada masing-masing jenis kontrak tersebut. Membangun kontrak adalah
38
keharusan untuk meminimumkan biaya transaksi. Perubahan kelembagaan seharusnya dapat menyebabkan perubahan dalam kontrak untuk
meminimumkan biaya transaksi. Berbagai literatur menyatakan bahwa kelembagaan informal lebih dapat
meminimalkan biaya transaksi daripada kelembagaan formal. Kelembagaan sosial
social institutions, menurut banyak ekonom seperti Douglass North, Oliver Williamson, dan Ronald Coase, lebih efisien dalam urusan mekanisme
alokasi sumber daya, utamanya ketika terdapat biaya transaksi dalam pengalokasiannya Stiglitz 1999 di dalam Dasgupta Serageldin [ed] 1999.
Dalam kasus masyarakat tradisional, kelembagaan pasar non formal yang dibangun oleh masyarakat sebagai media bertransaksi seringkali lebih efisien
dibandingkan kelembagaan pasar formal yang lebih mahal biaya transaksinya Anwar 1994. Sedangkan kelembagaan formal, sebagai contoh adalah negara
state, membebankan biaya transaksi yang begitu besar pada proses seperti pendirian usaha baru
setting up a new business atau restrukturisasi usaha lama, dan seringkali dibutuhkan penyuapan Chhibber 1999, dalam Dasgupta
Serageldin [ed.] 1999. Tetapi, tidak selamanya kelembagaan informal itu efisien. Stiglitz
menunjukkan kelembagaan sosial yang disfungsional dysfunctional social
institutions, misalnya adalah Kolombia, Amerika Serikat, Meksiko, dan lainnya akan menjadi lebih baik tanpa adanya perdagangan narkotika
narcotics trafficking. Tanpa adanya perdagangan narkotika, maka tingkat pendapatan
yang sama the same level of income akan dapat lebih dinikmati Stiglitz 1999,
di dalam Dasgupta Serageldin [ed.] 1999. Kelembagaan pun tidak selalu didesain agar efisien secara sosial
socially efficient. Bahkan, kerap kali kelembagaan didesain hanya untuk melayani
kepentingan dari pihak yang memiliki kuasa untuk membuat peraturan-peraturan North 1995. Kelembagaan dapat didesain untuk mengurangi biaya transaksi,
tetapi seringkali yang terjadi adalah sebaliknya Rao 2003.
2.3.7 Keterkaitan antara Biaya Transaksi dengan Modal Sosial