29 olive oil
, grape seed oil per liter secara berurutan adalah Rp 85.000, dan Rp 75.000. Harga jual minyak sawit merah sebesar Rp 14.762,43per liter juga setara dengan harga minyak goreng Bimoli per
liter.
4.1.3.3. Strategi promosi
Produk yang sudah direncanakan dengan baik belum menjamin keberhasilan pemasaran produk tersebut. Kegiatan promosi tidak boleh terhenti pada memperkenalkan produk kepada
konsumen saja, akan tetapi harus dilanjutkan agar konsumen menjadi tertarik dan kemudian membeli produk tersebut. Promosi menunjukan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam
mengkomunikasikan kebagusan produknya, membujuk, mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut Kotler, 1997.
Promosi dapat dilakukan melalui penyebaran leaflet dan brosur, tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada konsumen akan keberadaan produk minyak sawit merah. Upaya lain yang
dapat dilakukan adalah promosi yang dilakukan secara langsung dengan sistem edukasi yakni melalui display produk dan menjelaskan cara penggunaan, kandungan serta manfaat yang akan diperoleh
apabila mengkonsumsi produk. Sistem edukasi yang baik akan membentuk persesi positif konsumen terhadap produk karena proses tersebut merupakan interaksi aktif antara konsumen dengan pihak
produsen sehingga diharapkan akan membentuk loyalitas dari konsumen terhadap produk. Selain menggunakan leaflet, brosur dan sistem edukasi kegiatan promosi juga dapat
dilakukan dengan menggunakan media iklan melaui surat kabar, majalah, radio, televisi atau personal selling yaitu kegiatan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumen melalui mail order,
telephone selling dan direct selling. Promosi ini merupakan kegiatan yang sangat menetukan untuk meningkatkan nilai penjualan
dan pertumbuhan produk. Hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan kebijakan promosi adalah menentukan tujuan komunikasi, memilih media yang tepat, waktu penyampaian dan menetapkan
anggaran promosi.
4.1.3.4. Strategi distribusi
Menurut Kotler 1997, saluran distribusi atau tempat adalah himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa selama
berpindah dari produsen ke konsumen. Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirim dan menyampaikan barang
yang dipasarkanya kepada konsumen Tjiptono, 1995. Dalam pendistribusian ini dibutuhkan penyalur-penyalur, baik milik perusahaan itu sendiri
maupun yang bukan milik perusahaan. Perusahaan yang bergerak dibidang distribusi ada beberapa macam diantaranya agen, penyalur, distributor, pedagang besar, pengecer dan perwakilan dagang di
luar negeri. Distribusi minyak sawit merah dapat dilakukan secara langsung dan melalui agen atau distributor. Distributor produk adalah orang yang memahami tentang produk sehingga sistem edukasi
yang diterapkan akan memuaskan konsumen. Para distributor hendaknya dibekali dengan pelatihan, pemberian panduan pemahaman tentang produk serta panduan sistem distribusinya. Selain itu
kontinuitas ketersediaan produk juga harus tetap terjaga agar pada saat konsumen membutuhkan produk selalu tersedia. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas dari konsumen terhadap produk.
30
4.2. ANALISIS TEKNIS DAN TEKNOLOGIS
4.2.1. Bahan Baku
4.2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu unsur penting dalam proses produksi. Dengan tersedianya bahan baku dalam jumlah dan waktu yang tepat akan memperlancar proses produksi dalam
perusahaan, sehingga diharapkan dengan lancarnya proses produksi tersebut dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen baik jumlah maupun waktunya. Bahan baku yang
digunakan pada industri minyak sawit merah ini adalah buah sawit. Bahan baku diperoleh dari PTPN XIII yang berfokus pada bidang agroindustri dengan salah satu komoditas andalannya yaitu kelapa
sawit. Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi minyak sawit merah adalah varietas baru yang ditanam oleh PTPN XIII dengan kadar karoten yang lebih tinggi dari kadar karoten buah sawit
biasa.
4.2.1.2. Ketersediaan Bahan Baku
PT Perkebunan Nusantara XIII merupakan perseroan terbatas BUMN Perkebunan yang berfokus diwilayah Kalimantan. Pada akhir tahun 2009, areal tanaman kelapa sawit milik PTPN XIII
telah mencapai seluas 109,388 ha. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan minyak sawit ini merupakan varietas tanaman
sawit dengan kadar karoten tinggi yaitu berkisar antara 2000-4000 ppm dengan luas areal tanaman yang baru tersedia hanya sekitar 2 ha dengan jumlah pohon sekitar 200 pohon.
4.2.2. Perancangan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Kapasitas produksi dapat dilihat dari segi ekonomis dan segi teknis. Dari
segi ekonomis yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien. Sedangkan dari segi teknisnya yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan
atas dasar kemampuan mesin dan peralatan serta persyaratan teknis. Secara umum luas produksi ekonomis ditentukan anatara lain oleh: kecenderungan permintaan yang akan datang; kemungkinan
pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja; tersedianya teknologi, mesin dan peralatan di pasar; daur hidup produk, dan produk subtitusi dari produk tersebut Kasmir dan Jakfar, 2003.
Penentuan kapasitas produksi industri minyak sawit merah dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya adalah lahan kelapa sawit berkadar karoten tinggi yang sedang dikembangakn PTPN XIII
baru mencapai 2 hektar. Berdasarkan data dari PTPN 7 2012 produktivitas kelapa sawit 23,3
tonhatahun. Poeloengan 1999 menyebutkan secara teknis pembangunan proses pada PKS skala kecil
2,5-10 ton TBS jam dapat dilakukan karena teknologi prosesnya tidak jauh berbeda dengan industri skala besar.
Kapasitas industri minyak sawit merah adalah 5 tonjam.Penentuan kapasitas produksi berdasarkan ketersediaan bahan baku, dengan asumsi bahwa lahan yang dimiliki oleh PTPN XIII akan
dikembangkan, kapasitas mesin proses yang digunakan serta mengacu pada hasil penelitian Kurniawan 2000.