Strategi Produk Bauran Pemasaran

26 2001 menyebutkan bahwa pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dengan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Sedangkan Kotler 2003 menjelaskan bahwa permintaan pasar suatu produk adalah jumlah volume yang akan dibeli oleh suatu kelompok konsumen tertentu dalam suatu wilayah geografis tertentu, dalam suatu waktu tertentu yang berada dalam lingkungan pemasaran tertentu dengan sutau program pemasaran tertentu. Penentuan strategi STP segmentation, targeting, dan positioning yang tepat merupakan tahapan yang menentukan keberhasilan pemasaran. Secara lebih spesifik strategi pemasaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

4.1.2.1. Segmentation

Adalah kegiatan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri. Menurut Kotler 2003 variable utama yang digunakan untuk mensegmentasi pasar konsumen adalah geografi, demografi, psikografi dan perilaku. Variabel yang digunakan dalam mensegmentasi pasar dari minyak sawit merah adalah geografis dan psikografis. Berdasarkan variabel geografis segmen pasar dari minyak sawit merah adalah konsumen dalam negeri, dan apabila semua kebutuhan atau permintaan konsumen dalam negeri terpenuhi maka dimungkinkan untuk dilakukan ekspor. Berdasarkan psikografis, segmen pasarnya adalah orang yang peduli terhadap kesehatan. Minyak sawit merah merupakan pangan fungsional. Kepedulian masyarakat akan kesehatan merupakan peluang pasar bagi produk ini.

4.1.2.2. Targeting

Targeiting merupakan kegiatan memilih dan menentukan satu atau lebih segmen pasar atau sasaran yang akan dimasuki. Target pasar dari minyak sawit merah yang ingin dicapai adalah masyrakat pengguna minyak makan, serta minyak salad serta masyarakat yang peduli terhadap kesehatan.

4.1.2.3. Positioning

Positioning adalah kegiatan penetapan posisi produk di pasar atau menempatkan keunggulan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Penempatan keunggulan produk di benak konsumen akan menumbuhkan kepuasan konsumen. Positioning yang baik harus dapat menciptakan suatu citra produk tertentu di benak konsumen sesuai dengan keinginan perusahaan. Minyak sawit merah diposisikan sebagai bahan yang dapat mengganti penggunaan minyak sayur biasa, karena minyak sawit merah dapat rusak pada suhu tinggi sehingga minyak tersebut dianjurkan sebagai minyak makan untuk memasak bukan untuk menggoreng.

4.1.3. Bauran Pemasaran

Dalam melakukan pemasaran dibutuhkan alat pemasaran, McCharty mengklasifikasikan alat pemasaran menjadi produk, harga, tempat, dan promosi. Menurut Kotler 1997, bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari emapat nsur yang dikenal dengan empat P yaitu, Product produk, Price harga, Place tempat, Promotion promosi.

4.1.3.1. Strategi Produk

Produk dilengkapi dengan atribut produk yang meliputi merek, label dan kemasan. Merek digunakan untuk beberapa tujuan antara lain sebagai identitas, alat promosi, membina citra dan 27 mengembalikan pasar Tjiptono, 1995. Merek yang diberikan pada minyak sawit merah merupakan identitas produk karena nama produk yang diberikan mencerminkan kandungan yang terdapat pada produk. Merek yang diberikan pada produk adalah β-vitA oil, yang berasal dari kata betakaroten dan provitamin A. Merek menjelaskan bahwa produk kaya akan vitamin A sehingga merek yang diberikan dapat memberikan informasi kepada konsumen sebagai target pasar. Selain merek atribut yang sangat penting adalah label. Label merupakan bagian dari produk yang menyampaikan informasi. Informasi yang dapat disampaikan pada label antara lain nama produk, produsen, cara penggunaan, informasi nilai gizi, komposisi, netto, tanggal produksi serta tanggal kadaluarsa. Komposisi minyak sawit merah menyampaikan informasi bahwa produk bebas dari bahan tambahan pangan, sedangkan informasi tentang netto, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa memberkan informasi bahwa produk mempunyai volume yang terukur dan jaminan bahwa produk aman untuk dikonsumsi sebelum tanggal kadaluarsa. Minyak sawit merah lebih dianjurkan sebagai minyak makan untuk menumis sayur, daging dan bumbu. Minyak sawit merah juga baik digunakan dalam pembuatan minyak salad, serta dapat digunakan sebagai bahan fortifikan makanan untuk produk pangan berbasis minyaklemak, seperti margarine dan selai kacang Andarwulan et al. 2003. Minyak sawit merah tidak dianjurkan digunakan sebagai minyak goreng karena karotenoid yang terkandung didalam minyak akan rusak pada suhu tinggi. Klaim penggunaan yang diberikan pada minyak sawit merah adalah sebagai minyak salad, minyak tumis, minyak pada mie instant, minyak pijat dan minyak luluran. Klaim yang paling dianjurkan dalam penggunaan minyak sawit merah adalah sebagai minyak salad karena pada klaim ini tidak ada perlakuan yang dapat mengurangi vitamin dan rasa CPO dapat dinetralisisr dengan pencampuran dengan makanan. Penggunaan minyak sawit merah yang fleksibel diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi target pasar. Pada cara penggunaan juga dijelaskan penggunaan yang paling disarankan dan penggunaan yang kurang dianjurkan karena penggunaan yang tidak tepat akan mengurangi efektifitas produk. Kemasan juga merupakan atribut yang penting bagi produk, ada tiga manfaat dari kemasan menurut Tjiptono 1995 yaitu memberikan informasi pada konsumen, kemudahan perlindungan dan penyimpanan, serta penanaman persepsi kepada konsumen. Desain kemasan minyak sawit merah dapat dilihat pada Gambar 9. 28 Gambar 9. Kemasan produk minyak sawit merah

4.1.3.2. Strategi harga