12 memberikan keuntungan yang layak bagi perusahaan dan pemiliknya serta mampu memenuhi
kewajiban finansialnya Sutojo, 1996. Pada analisis finansial dihitung jumlah modal tetap investasi dan dana modal kerja. Dana
modal tetap digunakan antara lain meliputi pembiayaan kegiatan pra-investasi, pengadaan tanah, bangunan, mesin dan peralatan, serta biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pembangunan
proyek dan pengadaan dana modal tetap itu sendiri Sutojo, 1996. Dana modal kerja dibutuhkan untuk operasional proyek setelah selesai dibangun. Modal
kerja meliputi biaya produksi pengadaan bahan baku, bahan pembantu, biaya tenaga kerja, dan overhead
industri, biaya administrasi gaji dan alat tulis kantor, biaya pemasaran, penyusutan, dan angsuran bunga De Garmo et al., 1984.
Menurut Gray et al. 1993, kelayakan suatu usaha produksi sangat penting untuk dilihat aga keefektifan suatu proyek dapat direncanakan dan dianalisis. Untuk mencari ukuran yang menyeluruh
sebagai dasar penerimaan atau penolakan suatu proyek telah dikembangkan berbagai cara yang dinamakan kelayakan investasi. Ada tiga macam kriteria investasi yang umum digunakan dan
dipertanggung jawabkan, yaitu : 1. Net Present Value nilai bersih sekarang atau NPV merupakan selisih present value arus
manfaat dan biaya dihitung berdarsarkan discount rate. 2. Internal Rate Return tingkat hasil internal atau IRR merupakan discount rate yang
menjadi NPV suatu proyek = 0. 3. Net Benefit Cost rasio manfaat biaya netto atau Net BC ratio merupakan angka
perbandingan arus benefit bersih positif terhadap benefit bersih negatif. Ketiga kriteria investasi yang disebutkan di atas merupakan nilai waktu dan uang. Suatu proyek
dikatakan layak untuk dikembangkan jika dalam perhitungan diperoleh NPV 0, IRR discount rate, Net BC ≥ 1.
2.6.6 Aspek Valuasi dan Komersialisasi Teknologi
Valuasi merupakan suatu aktivitas yang berusaha untuk mencapai tujuan dengan cara melakukan prediksi atau hasil yang akan didapat Turner, 2000. Valuasi bermanfaat dalam
melakukan analisis pendahuluan portofolio, pendanaan, pengembangan bisnis, dan gabungan serta kegiatan akuisisi. Valuasi akan menjadi tidak akurat apabila hasil valuasi tidak mewakili dari waktu
yang diperlukan dan jumlah uang yang telah diinvestasikan untuk menghasilkan suatu teknologi. Semakin sulit untuk ditiru, maka akan semakin baik posisinya dalam memperoleh keuntungan.
Menurut Goenadi 2000, komersialisasi merupakan serangkaian upaya dari pengembangan dan pemasaran sebuah produk atau pengembangan sebuah proses dan penerapan proses ini dalam
kegiatan produksi. Kegiatan ini merupakan rangkaian yang cukup kompleks dengan melibatkan berbagai aspek yang mencakup kebijakan ekonomi, sumberdaya manusia, investasi, waktu,
lingkungan pasar, dan sebagainya.
13
III. METODOLOGI
3.1. Kerangka Pemikiran
Minyak sawit merah merupakan pengembangan proses pengolahan minyak sawit dengan penyederhanaan proses dan kaya akan karoten. Sisi lain pengembangan proses pengolahan minyak
sawit merah disebabkan oleh keprihatinan proses pemucatan bleaching pada minyak goreng sawit yang menghancurkan karotenoid serta masalah devisiensi vitamin A yang terjadi di Negara
berkembang seperti Indonesia. Keunggulan dari minyak sawit merah adalah kandungan karoten yang tinggi sehingga sangat
berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber vitamin A. Minyak sawit merah diharapkan mampu menanggulangi masalah devisiensi vitamin A. Hal ini merupakan peluang untuk memproduksi minyak
sawit merah pada skala industri. Pendirian industri ini dimulai dengan mengetahui dan memahami faktor-faktor dan parameter
yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendirian industri minyak sawit merah. Langkah selanjutnya adalah dengan menganalisis dan meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa
yang akan datang setelah kegiatan industri dilaksanakan. Dalam rangka meminimumkan resiko kegagalan dalam pengambilan keputusan pendirian
industri minyak sawit merah, analisis tekno ekonomi industri tersebut dilakukan. Aspek-aspek yang berpengaruh terhadap pendirian industri minyak sawit merah adalah aspek pasar dan pemasaran,
analisis teknis dan teknologis, analisis manajemen, analisis lingkungan dan legalitas, serta analisis finansial. Teknik yang dilakukan dalam analisis tekno ekonomi industri minyak sawit merah adalah
dengan melakukan studi pustaka sekaligus mempelajari deskripsi produk dan industri minyak sawit merah. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data dan informasi. Setelah data dan informasi
yang dibutuhkan sudah mencukupi, kemudian dilakukan tabulasi data dan analisis pada setiap aspek. Data dan informasi yang sudah dianalisis disusun dalam bentuk laporan lengkap. Alir kerangka
pemikiran sebagai langkah-langkah penelitian disajikan pada Gambar 2.