3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berkeping satu yang termasuk family Palmae. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000
mmtahun dengan kisaran suhu 22-23 ºC. Masa berbuah tanaman ini setelah berumur 2,5 tahun dan pemanenan didasarkan pada saat kadar minya mesokarp mencapai maksimum dan kandungan asam
lemak bebas minimum , yaitu pada saat buah mencapai tingkat kematangan dengan ciri-ciri buah yang lepas atau jatuh sekurang-kurangnya 5-10 buah per tandan Hartley, 1997.
Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan 2008 adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama
Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae Genus: Elaeis
guineensis Jacq
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada suhu udara 27°C dengan suhu maksimum 33°C dan suhu minimum 22°C sepanjang tahun. Curah hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan
utnuk perumbuhan adalah 1250-3000 mm yang merata sepanjang tahun. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-400 m diatas permukaan laut Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006.
Secara anatomi, bagian buah kelapa sawit terdiri atas perikap dan biji. Perikarp tersusun oleh epicarp dan mesocarp, epicarp merupakan kulit buah yang licin dan keras, sedangkan mesocarp adalah daging
buah yang berserabut dan mengandug minyak dengan rendemen tertinggi. Biji tersusun oleh endocarp, endosperm dan lembaga embrio. Endokarp adalah tempurung kulit biji yang berwarna hitam dan
keras, sedangkan endosperm adalah daging biji yang berwarna putih dan dari bagian inti dihasilkan minyak inti sawit. Bentuk buah kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Buah kelapa sawit Sumber : google.co.id Buah kelapa sawit
Menurut Ketaren 2005, varietas kelapa sawit dibedakan berdasarkan warna kulit buah dan
bentuk buah. Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah setelah masak yaitu varietas Nigrescens
berwarna merah kehitaman, varietas Verescens berwarna merah terang dan varietas Albecens
berwarna hitam. Sedangkan berdasarkan bentuk buahnya varietas kelapa sawit terdiri dari varietas Dura yang mempunyai bentuk buah tidak teratur dan tempurung tebal, varietas Delidura yang
mempunyai penampang bulat dan tempurung tebal, penampang bulat dan tempurung tipis, serta varietas Pisifera yang mempunyai penampang bulat dan inti kecil. Sedangkan menurut Muchtadi
4 1992
kelapa sawit terdiri dari varietas yang dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan warna kulit buahnya, yaitu tipe Macrocarya, Dura, Tenera dan Pisifera.
Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Beda tebal tempurung dari berbagai tipe kelapa sawit
Tipe Tebal Tempurung mm
Macrocarya Dura
Tenera Pisifera
Tebal sekali : 5 Tebal : 2-8
Sedang : 0,5-4 Tipis
Sumber : Muchtadi 1992 Panen kelapa sawit dilakukan pada saat kadar minyak mesokarp dan kandungan asam lemak
bebas minimum. Pembentukan minyak mulai terjadi pada buah berumur 10 minggu dan akan maksimum pada saat buah berumur 16 minggu. Kadar lemak akan menurun sampai umur 20 minggu.
Jadi, sebaiknya panen dilakukan pada saat buah berumur 15-16 minggu karena kadar lemak maksimum dan tidak terjadi peningkatan asam lemak bebas Muchtadi, 1992. Kriteria kematangan
dapat dilihat dari warna kulit buah yang rontok dari setiap tandan. Kenaikan jumlah buah yang rontok 5-74 menunjukan kenaikan kandungan minyak pada mesocarp sebesar 5 dan kadar asam lemak
bebas meningkat 0.5 menjadi 2.9 Ketaren, 2005.
2.2. Pengolahan Buah Sawit Menjadi Crude Palm Oil CPO