18 X Undesirable menunjukan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berjauhan dan
tidak boleh saling berdekatan. Sandi derajat hubungan aktivitas diletakkan pada bagian dalam kotak bagan keterkaitan
antaraktivitas. Alasan-alasan yang mendukung kedekatan hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja, dan aliran informasi. Alasan keterkaitan produksi meliputi urutan aliran kerja,
penggunaan peralatan, catatan dan ruang yang sama, kebisingan, kotor, debu, getaran, serta kenudahan pemindahan barang. Alasan keterkaitan pekerja meliputi penggunaan karyawan yang sama,
pentingnya berhubungan, jalur perjalanan, kemudahan pengawasan, pelaksanaan pekerjaan serupa, perpindahan pekerja, dan gangguan pekerja. Alasan informasi meliputi penggunaan catatan yang
sama, hubungan kertas kerja, dan penggunaan alat komunikasi yang sama Apple, 1990. Pada bagan keterkaitan antaraktivitas, alasan-aalasan pendukung ini disesuaikan penempatannya dalam kotak agar
tidak tumpang tindih dengan kode derajat hubungan antaraktivitas. Kebutuhan luas ruang produksi tergantung pada jumlah mesin dan peralatan, tenaga kerja
atau operator yang menangani fasilitas produksi serta jumlah dan jenis sarana yang mendukung kegiatan produksi. Metode yang digunakan dalam menentukan kebutuhan luas ruangan produksi
adalah metode pusat produksi. Pusat produksi terdiri dari mesin dan semua perlengkapan untuk mendukung proses produksi serta luasan untuk melakukan operasi Machfud dan Agung, 1990.
3.2.2.3 Analisis Manajemen dan Organisasi
Kajian terhadap manajemen dan organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan dan struktur organisasi yang sesuai, kebutuhan tenaga kerja, dan deskripsi dan spesifikasi kerja. Alir
analisis manajemen dan organisasi ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Alir Analisis Aspek Manajemen dan Organisasi Pertimbangan :
Data perkiraan investasi yang diperlukan dari penggunaan mesin dan bahan baku
Data kapasitas produksi Teknologi proses yang digunakan
Selesai Mulai
Menentukan tujuan perusahaan
Menetukan bentuk usaha yang dipilih Menetukan struktur organisasi, deskripsi dan
spesifikasi kerja, dan kebutuhan tenaga kerja
19
3.2.2.4 Analisis Lingkungan dan Legalitas
Analisis lingkungan meliputi sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan pendirian industri, terutama sumber daya yang diperlukan seperti air, energi, manusia, dan ancaman
alam sekitar, serta analisis mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pendirian industri ini. Analisis legalitas meliputi mekanisme perizinan dan peraturan-peraturan yang berlaku.
3.2.2.5 Analisis Finansial
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam analisis finansial meliputi Break Even Point, Net Present Value, Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Pay Bck Period, dan analisis
sensitivitas. Kriteria-kriteria di atas digunakan untuk menentukan kelayakan industri secara finansial. a.
Net Present Value NPV Net Present Value
NPV merupakan perbedaan nilai investasi sekarang dari keuntungan dan biaya di masa yang akan datang. Formulasi yang digunakan untuk menghitung NPV adalah :
∑ Dimana :
Bt = keuntungan pada tahun ke-t
Ct = biaya pada tahun ke-t
i = tingkat suku bunga
t = periode
investasi t= 0, 1, β, γ, …, n n
= umur ekonomis proyek Penilaian kelayakan investasi secara finansial menggunakan tiga kriteria metode NPV, yaitu :
Jika nilai NPV ≥ 0, menunjukan bahwa proyek atau industri tersebut menguntungkan atau
layak dilaksanakan. Jika nilai NPV = 0, menunjukan bahwa proyek atau industri tersebut tidak untung tetapi juga
tidak rugi, jadi tergantung kepada penilaian subyektif pengambil keputusan.
Jika nilai NPV ≤ 0, menunjukan bahwa proyek atau industri tersebut merugikan karena penerimaan lebih kecil daripada biaya, jadi lebih baik tidak dilaksanakan.
b. Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return IRR adalah tingkat bunga yang apabila dipergunakan untuk
mendiskont seluruh kas masuk pada pada tahun – tahun operasi proyek akan menghasilkan jumlah kas
present value yang sama dengan jumlah keseluruhan investasi proyek. Internal Rate of Return dengan kata lain merupakan tingkat keuntungan senyatanya yang akan diperoleh investor dari investasi
proyek mereka. Menurut Kadariah et al 1999 formulasi IRR adalah sebagai berikut :
- ]
Dimana : NPV + = NPV bernilai positif
NPV - = NPV bernilai negatif i+ = suku bunga yang membuat NPV positif
i- = suku bunga yang membuat NPV negatif Kriteria pembanding IRR adalah tingkat suku bunga yang berlaku. Kriteria IRR yaitu ;
20
Jika IRR ≥ tingkat suku bunga yang berlaku, menunjukan proyek layak untuk dilaksanakan.
Jika IRR ≤ tingkat suku bunga yang berlaku, menunjukan proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
c. Net Benefit Cost Ratio Net BC
Net Benefit Cost Ratio Net BC merupakan nilai perbandingan antara jumlah present value
nilai sekarang yang positif dengan jumlah present value yang negatif. Secara umum Net BC dirumuskan sebagai berikut Gray et al., 1992 :
∑ ∑
dengan : Bt
= penerimaan Benefit pada tahun ke-t Ct
= biayaCost pada tahun ke-t i
= discount rate t
= tahun proyek n
= umur proyek Kriteria
Net Benefit Cost Ratio Net BC, yaitu : Jika nilai Net BC 1, maka proyek dinyatakan layak secara finansial sehingga dapat
dilanjutkan. Jika nialai Net BC 1, maka proyek dinyatakan tidak layak secara finansial sehingga tidak
dapat dilanjutkan. Jika nilai Net BC = 1, maka proyek boleh dilaksanakan atau tidak Husnan dan Suwarsono,
2000. d.
Break Event Point BEP Break Event Point
BEP adalah jumlah hasil penjualan dimana proyek tidak menderita kerugian, tetapi juga tidak memperoleh keuntungan. Keuntungan diperoleh dengan perencanaan hasil
produksi dan pemasaran yang lebih besar dari jumalah Break Event Point Sutojo, 1996. Menurut Soeharto 2000, hubungan antara biaya tetap dan biaya variable dapat disajikan pada rumus dan
grafik Gambar 2 berikut:
Dengan: Q
i
= Jumlah Unit volum yang dihasilkan dan terjual pada titik impas FC
= Biaya tetap P
= Harga jual per unit VC
= Biaya tidak tetap per unit
21 Biaya Rupiah
dpendapatan c biaya total
b biaya tidak tetap Titik I impas
a biaya tetap
Volum produksi jumlah output
Gambar 6 . Grafik analisis BEP Break Even Point
merupakan titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya
dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Pada Gambar, titik tersebut ditunjukkan oleh huruf I. Garis a, b, c, berturut-turut adalah biaya tetap, biaya tidak tetap, dan biaya total. Biaya total adalah jumlah
dari a dan b, sedangkan d adalah jumlah pendapatan dari penjualan produksi. Di atas titik I, diantara garis c dan d merupakan daerah laba.
e. Pay Back Periode PBP
Pay Back Periode PBP merupakan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi
awal Newnan, 1990. BEP diartikan sebagai jangka waktu pada saat NPV sama dengan nol. Nilai NPV berbanding terbalik dengan PBP. Jika nilai NPV semakin besar, maka nilai PBP semakin
mengecil dan demikian pula sebaliknya. PBP dirumuskan sebagai berikut :
Dimana: n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct
negatif yang terakhir tahun m = nilai kumulatif Bt-Ctnegative yang terakhir Rp
Bn = manfaat bruto pada tahun ke-n Rp Cn
= biaya bruto pada tahun ke-n Rp.
f. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor eksternal maupun internal terhadap kemampuan proyek mencapai jumlah hasil, penjualan, dan keuntungan. Faktor
eksternal misalnya perkembangan harga produk sejenis di pasar, dan lain sebagainya, sedangkan faktor internal contohnya adalah biaya pokok produk yang dihasilkan Sutojo, 1996.
Analisis sensitivitas diperlukan apabila terjadi suatu kesalahan dalam menilai biaya atau manfaat serta untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat
proyek tersebut dilaksanakan. Analisis sensitivitas yang dilakukan pada tingkat 10 – 50 persen.
Perubahan – perubahan yang mungkin terjadi :
Kenaikan dalam biaya konstruksi karena perhitungan yang terlalu rendah kemudian ternyata pada saat pelaksanaan biaya meningkat seiring dengan meningkatnya harga peralatan, mesin,
dan bahan bangunan. Perubahan harga hasil produksi karena turunnya harga di pasaran, dan lain- lain.
22 Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis
proyek jika terjadi kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya ataupun pendapatan Djamin, 1984. Proyek sensitive berubah akibat empat masalah utama yaitu harga, keterlambatan,
pelaksanaan, kenaikan biaya, dan hasil Gittinger, 1991. g.
Penyusutan Penyusutan merupakan pengalokasian biaya investasi suatu proyek pada setiap tahun
sepanjang umur proyek tersebut. Penyusutan dimaksudkan untuk menjaga agar angka biaya operasi yang dimasukkan ke dalam neraca laba rugi tahunan mencerminkan dana bunga modal. Perhitungan
biaya penyusutan ada empat metode yaitu metode garis lurus, penjumalahan angka tahunan, keseimbangan menurun berganda, dan sinking fund Pramudya dan Nesia, 1992.
De Germo et al 1984 menyatakan bahwa metode yang sering digunakan adalah metode garis lurus dimana perhitungan penyusutan didasarkan pada asumsi bahwa penurunan nilai peralatan
atau bangunan berlangsung secara konstan selama umur pemakaian. Rumus untuk menghitung penyusutan berdasarkan metode garis lurus adalah sebagai berikut :
Dimana : D = Biaya penyusutan setiap tahun
P = Harga awal Rp S = Harga akhir Rp
L = Perkiraan umur ekonomis tahun
3.2.2.6 Analisis Valuasi dan Komersialisasi Teknologi