Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Teknis Teknologis

9

2.5.4. Deodorisasi

Tujuan dari tahap ini adalah menghilangkan bau dan rasa flavor yang tidak enak dalam minyak. Prinsip dari proses deodorisasi ini yaitu penyulingan minyak dengan uap panas dalam tekanan atmosfer atau keadaan vakum. Proses ini dilakukan dalam botol vakum kemudian dipanaskan dengan mengalirkan uap panas yang akan membawa senyawa volatile. Lemak yang telah dideodorisasi harus segera didinginkan untuk mencegah kontak dengan O2 Winarno 2008.

2.5.5. Fraksinasi

Proses ini dilakukan untuk memisahkan fraksi cair olein dan fraksi padat stearin. Fraksi padat disusun oleh asam-asam lemak jenuh, sedangkan fase cair disusun oleh asam-asam lemak tak jenuh. Fraksinasi dilakukan dengan cara pendinginan chilling dan pemisahan fraksi padat dan fraksi cair dilakukan melalui penyaringan.

2.6. Analisa Tekno ekonomi

Analisis tekno ekonomi adalah analisis yang berkaitan dengan pembangunan proyek yang mencakup beberapa analisis dengan kriteria – kriteria tertentu, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis teknologis, aspek manajemen operasional, dan aspek finansial. Analisa tekno ekonomi erat kaitannya dengan pemecahan masalah teknik dimana indikator efisiensi ekonomi dijadikan sebagai kriteria pemilihan alternatif. Hasil analisa tersebut akan menentukan kelayakan suatu investasi Newnan, 1990. Sedangkan menurut Wright 1987, analisa tekno ekonomi menyediakan suatu dasar kuantitatif dalam unit moneter untuk pengambilan suatu keputusan dalam masalah teknik. Perhatian ditekankan pada aspek teknik maupun ekonomi terhadap suatu permasalahan secara lengkap. Gray et al 1992 menambahkan bahwa kelayakan suatu investasi diperlukan untuk mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan suatu proyek. Penjabaran secara lebih rinci dari kriteria-kriteria untuk analisis tekno ekonomi adalah sebagai berikut:

2.6.1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran dikaji untuk mengungkapkan permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, dan perkiraan penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan, atau pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh perusahaan. Selain itu, analisis terhadap pasar dan pemasaran pada suatu usulan proyek ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk masa yang akan datang, pangsa pasar yang dapat diserap oleh proyek tersebut dari keseluruhan pasar potensial serta perkembangan pangsa pasar tersebut di masa yang akan datang, dan menentukan jenis strategi pemasaran yang digunakan guna mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan Husnan dan Suwarsono, 2000. Studi pasar dan pemasaran merupaan hal yang sangat penting pada setiap studi kelayakan. Bagi suatu proyek baru , pengetahuan dan analisis pasar bersifat menetukan karena banyak keputusan tentang investasi tergantung dari hasil analisis pasar Simarmata, 1992. Kegunaan dari analisis pasar adalah untuk menentukan besar, sifat, dan pertumbuhan permintaan total akan produk yang bersangkutan, deskripsi tentang produk dan harga jual, situasi pasar dan adanya persaingan, berbagai faktor yang ada pengaruhnya terhadap pemasaran produk, dan program pemasaran yang sesuai untuk produk Edris, 1993. Adapun dalam mengkaji aspek pasar dan pemasaran perlu diperhatikan beberapa hal yaitu bagaimana produk tersebut dalam masa kehidupannya di pasar dewasa ini, berapa permintaan produk di masa lampau dan sekarang, bagaimana komposisi permintaan tiap segmen pasar serta bagaimana kecenderungan perkembangan permintaan , bagaimana proyeksi permintaan produk pada masa mendatang serta berapa persen dari permintaan dapat diambil, dan bagaimana kemungkinan adanya persaingan Sutojo, 1996. 10

2.6.2. Aspek Teknis Teknologis

Analisis aspek teknis merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan aktivitas – aktivitas teknis dan operasional proyek secara langsung. Analisis teknis berhubungan dengan input proyek berupa barang dan jasa dan menguji hubungan – hubungan teknis yang memungkinkan dalam suatu proyek yang diusulkan serta mengidentifikasi perbedaan – perbedaan yang terdapat dalam informasi selama perencanaan dan tahap pelaksanaan. Aspek teknis teknologis adalah salah satu aspek penting dalam proyek dan berkenaan dengan proses pembangunan industri secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut dibangun. Berdasarkan analisa ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi Husnan dan Suwarso, 2000. Analisis teknis secara spesifik mencakup analisis terhadap ketersediaan bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan, kapasitas produksi, perancangan aliran bahan, analisis keterkaitan antar aktifitas, jumlah mesin dan peralatan, keperluan tenaga kerja, penentuan luas industri, dan perancangan tata letak industri Husnan dan Suwarsono, 2000. Penentuan lokasi proyek harus memperhatikan faktor-faktor antara lain iklim dan keadaan tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik, air, sikap masyarakat, serta rencana pengembangan industri ke depan Sutojo,1996. Umar 2001 menambahkan hal lain yang perlu diperhatikan yaitu letak konsumen potensial atau pasar sasaran, letak bahan baku, dan peraturan pemerintah. Menurut Sutojo 1996, kapasitas produksi ditentukan berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi yaitu perkiraan jumlah penjualan produk dimasa mendatang atau kemungkinan pasar yang akan diraih, kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu dan tenaga kerja, serta tersedianya mesin dan peralatan di pasar sesuai teknologi yang diterapkan. Tata letak industri merupakan alat efektif untuk menekan biaya produksi dengan cara menghilangkan atau mengurangi sebesar mungkin semua aktifitas yang tidak produktif Machfud dan Agung, 1990. Ciri-ciri tata letak yang baik diantaranya adalah keterkaitan kegiatan yang terencana, pola aliran yang terencana, aliran bahan yang lurus, pemindahan bahan antar operasi minimum, metode pemindahan yang terencana, jarak pemindahan yang minimum, tata letak yang dapat disesuaikan dengan perubahan, penempatan yang tepat untuk fasilitas pelayanan produksi dan pemindahan ulang bahan minimum Apple, 1990.

2.6.3. Aspek Manajemen Operasional